Kami juga menaiki perahu berwarna merah muda, seharga Rp25.000/ orang, menyusuri pesisir Pantai Losari. Tentu saja menikmati pemandangan Pantai Losari di atas darat dan air itu berbeda. Sayangnya, semakin ke arah tengah perairan, semakin banyak sampah terapung dan semakin joroknya perairan yang kami lihat.Â
Selain kapal Pinisi, dan perahu yang kami naiki ini, juga ada sepeda air berbentuk bebek yang bisa dimainkan. Bila untuk naik ke kapal Pinisi, dermaga cukup kokoh yang langsung bisa menapak pada kapal Pinisi, sedangkan untuk naik ke perahu wisata yang kami naiki atau ke sepeda air berbentuk bebek, maka pengunjung perlu melalui jembatan kayu yang sudah ada beberapa bagian yang rusak, dan drum-drum plastik yang yang membentuk dermaga apung. Berpijak pada drum-drum plastik tersebut harus penuh kehati-hatian, sebab sudah ada yang rusak juga, dan banyaknya sampah pada dermaga ini pula membuat merasa jijik saat melaluinya.
7 Mei 2022 jam 9 pagi
Kunjungan kedua saya adalah naik transportasi online dari hotel penginapan ke Masjid 99 Kubah, karena pelantaran menuju Masjid 99 Kubah cukup jauh.
Sesudah mengunjungi Masjid 99 Kubah, kami berjalan kaki sedikit menuju bangunan megah di sini yang diperkenalkan oleh supir transportasi online saat mengantarkan tadi, yaitu Universitas Ciputra Makassar, dan Wisma Negara yang merupakan tempat penginapan kepala negara bila berkunjung ke Makassar. Kemudian, melanjutkan jalan kaki hingga jembatan Centre Point of Indonesia (CPI). Di sini, keapikan Masjid 99 Kubah disajikan dengan sudut pandang yang berbeda. Lalu, karena matahari cukup terik hari itu, maka kami memesan transportasi online lagi dari jembatan CPI menuju Tugu Adipura Anjungan Pantai Losari.
Sambil berfoto-foto, kami menyusuri area reklamasi ini. Salah satu spot foto yang tidak boleh terlewati adalah tulisan PANTAI LOSARI yang tepat di seberang Masjid 99 Kubah. Pagi itu tidak terlalu ramai, dan suasana sangat asri untuk berfoto.
Selain itu, pengunjung juga dapat berfoto dengan tulisan "CITY OF MAKASSAR". Adapula tulisan dari 4 suku di Sulawesi Selatan, yaitu: MAKASSAR, BUGIS, MANDAR, dan TORAJA, serta tugu-tugu yang mencerminkan khas suku masing-masing, seperti tugu orang menenun, tugu rumah Tongkonan, tugu tedong (kerbau), dan lain-lain.