Walaupun hujan gerimis mulai turun, kami tetap meneruskan jalan ke St. Paul Church yang berada di atas bukit (St. Paul Hill), di mana banyak orang berjualan souvenir di sekitar situ, dan ada semacam tempat berdoa (maaf, kami juga kurang mengerti, hehehe) di mana banyak orang melemparkan koin dan uang ke dalamnya.
 Kemudian, berjalan sedikit ke bawah, ada pemakaman Belanda, dan tempat wisata berikutnya, yaitu A'Famosa yang berupa sebuah benteng, dengan meriam di depannya. Selanjutnya, berjalan sedikit ke arah depan, ada dua mall yang berseberangan, yaitu: Mahkota Parade Mall dan Dataran Pahlawan Melaka Megamall.
Makan Malam Pakistan
Setelah puas mencuci mata, dan berbelanja dalam dua mall tersebut, kami menyantap makan malam di Pak Putra Restaurant, yang menyajikan berbagai masakan khas Pakistan.Â
Walaupun malam sebelumnya, kami melihat antrian yang panjang hingga keluar toko dan memutuskan untuk makan malam yang lain, tetapi malam ini kami memutuskan untuk ikut mengantri di restoran rekomendasi salah seorang supir transportasi online yang kami naiki malam sebelumnya, di mana makanan yang direkomendasikan untuk dicoba di sini adalah Ayam Tandoori. Selain itu, kami juga memesan Nasi Beriyani (nasi berbumbu khas Asia Selatan), dan Roti Naan (mirip roti prata) sebagai karbohidrat yang mengenyangkan.
Setelah berjalan kaki seharian menelusuri banyak tempat wisata, dan mengakhirinya dengan makan malam di restoran yang hanya terletak di kompleks depan tempat penginapan, kegiatan jalan-jalan hari itu diakhiri cukup awal, yaitu jam 9 malam. Lalu, kami kembali ke penginapan untuk mandi dan tidur hingga keesokan harinya.
Biaya yang terpakai dan kondisi tempat yang dikunjungi adalah fakta pada 29-30 Desember 2017. Bila anda berkunjung ke Melaka dan ternyata kondisinya sudah berbeda, bagikan juga cerita anda ya...