Tunda yuk! Eits, itu bukan sebuah ajakan konotasi lho. Tetapi, itu adalah sebuah ajakan liburan ke Pulau Tunda. Ini merupakan salah satu pulau di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Mungkin sekarang pulau ini belum terlalu terkenal sebagai tempat wisata jadi aku juga baru pertama kali mendengar nama Pulau Tunda saat diajak berwisata ke pulau ini pada September 2016.
Perjalanan ke Pulau Tunda dimulai dari pelabuhan Karangantu menggunakan kapal (perahu motor kayu) yang memang dicarter khusus untuk trip ini. Perjalanan di kapal terbuka selama sekitar 2 jam ini merupakan salah satu kesempatan menikmati ombak, angin, dan keindahan laut. Saat hampir sampai Pulau Tunda, ada yang sudah menyambut kami dulu di tengah laut, yaitu lumba-lumba yang melompat sesekali ke atas untuk menyapa kami.
Dermaga Pulau Tunda pun menyambut kedatangan para wisatawan dengan hangat. Pulau ini diisi oleh penduduk setempat yang sangat ramah. Karena pulau ini belum terlalu terkenal sebagai tempat wisata, keaslian dan keindahan pulau ini masih terjaga.
Open trip wisata Pulau Tunda ini memberikan kesempatan empat kali snorkelingdi empat tempat yang berbeda, yaitu dua kali pada siang hari pertama, dan dua kali pada pagi hari kedua. Tentu saja, momen alam indah yang tidak terlewatkan di setiap wisata alam adalah menikmati keindahan matahari terbit dan matahari terbenam. Pada sore hari pertama, kami dibawa ke sebuah jembatan yang terkenal sebagai Jembatan Galau untuk menikmati keindahan matahari terbenam.
Karena terbatasnya fasilitas pendidikan formal di pulau ini, anak-anak akan mulai meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu ke pulau lain atau ke kota sejak SMA. Tour guide ini merupakan salah satunya. Saat ia bersekolah di kota, banyak yang menanyakan daerah asalnya. Saat ia menjawab, “Pulau Tunda”, hampir semua temannya tidak tahu pulau ini. Seiring dengan berjalannya waktu, ia membawa teman bermain ke kampung halaman untuk melihat keindahan Pulau Tunda. Awalnya, mereka ikut naik kapal umum bersama warga ke pulau ini. Selanjutnya, untuk penginapan, ada yang berkemah dan ada yang numpang di rumah warga setempat. Saat berkuliah, hal yang sama juga dialaminya. Teman-teman juga semakin banyak yang berkunjung, dan memuji keindahan Pulau Tunda.
Hal ini dilirik oleh kedua pemuda tersebut sebagai salah satu ajang memperkenalkan keindahan alam Pulau Tunda kepada masyarakat luar. Oleh karena itu, mereka menyusun rencana untuk mengadakan open trip dengan serangkaian kegiatan wisata alam di pulau ini. Kini, wisata Pulau Tunda sudah mulai berbuah, mulai dari wisatawan lokal, hingga asing.
Setelah menikmati keindahan senja Pulau Tunda, kami pulang ke tempat penginapan yang merupakan rumah warga setempat. Selanjutnya, kami disuguhi makan malam yang merupakan masakan ala rumah tangga. Karena ini merupakan sebuah open trip, malam itu pun menjadi momen untuk semakin kenal dengan teman-teman baru. Kemudian, kami beristirahat hingga keesokan harinya saat keindahan fajar Pulau Tunda sudah menunggu kunjungan kami. Setelah sarapan, perjalanan pun dilanjutkan dengan snorkeling ke dua tempat lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H