Mohon tunggu...
Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Penikmat dunia literasi yang ada di dunia ini. Buku dan internet merupakan hal yang wajib selalu ada selain makanan :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikah di Usia Ideal, Cara Paling Enak Berkontribusi Kepada Negara

29 Agustus 2016   23:15 Diperbarui: 30 Agustus 2016   06:59 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GenRe Menikah di Usia Ideal - sumber foto : www.genreindonesia.bkkbn.go.id

Dengan kriteria usia tersebut, baik laki-laki ataupun perempuan dianggap sudah memiliki pertimbangan yang baik secara emosional maupun nalar. Mereka sudah tahu dan mengerti menikah itu tujuannya apa. Selain itu juga, mereka sudah dianggap memiliki kesiapan dalam segi agama, pendidikan, finansial, karir, dan sosial.  

Alasan saya mengapa memiliki target seperti yang telah disebutkan di atas pun karena hal-hal ini. Saya ingin menyelesaikan studi saya dulu setidaknya sampai S-2, saya ingin mencari berbagai pengalaman dulu, saya ingin memperbanyak teman dan sahabat dulu, saya ingin mempunyai mata pencaharian dulu yang bisa langgeng digunakan, saya ingin membahagiakan dulu orang tua, saya ingin memantapkan dulu ilmu agama saya, saya ingin mencapai target-target yang belum tercapai sebelum menikah, saya ingin menikmati masa-masa sendiri dulu.

Tapi semua itu hanya keinginan saya saja, belum tentu sama dengan rencana yang sudah dirancang oleh Allah. Bisa saja dalam waktu dekat saya dipertemukan dengan jodoh saya lalu menikah. Tidak ada yang tidak mungkin kan jika Allah sudah berkehendak?

Sedangkan jika kita melihat dari sudut padang fisik, usia adalah yang utama bahkan penting karena ini akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Perempuan yang menikah di usia antara 15 hingga 20 tahun memiliki resiko 2 kali lipat mengalami kematian saat melahirkan. Apalagi usia di bawah daripada itu, 10 hingga 14 tahun, memiliki resiko 5 kali lebih besar. Karena pada saat usia seperti itu, organ reproduksi perempuan belum matang dan belum siap hamil apalagi melahirkan.

Memang, sekarang banyak sekali pemuda-pemudi yang usianya belum mencapai 25 atau 20 tahun, sudah mapan dan mandiri secara ekonomi, sudah kuat dan cukup ilmu agamanya, sudah tinggi pendidikannya apakah itu S-1 atau pun S-2, sudah mampu berpikir dan bersikap dewasa, sudah punya calon suami/istri (ini yang paling penting). Pokoknya sudah mampu untuk menikah. Tapi, kondisi biologis dalam tubuh tidak bisa berbohong. Semua hal bisa dipercepat melewati usianya, tapi sekali lagi, fisik tidak bisa.

Lalu pada usia berapa yang sebaiknya perempuan memutuskan untuk menikah? Ini adalah pertanyaan yang bagus, karena hal ini sangat penting untuk dipahami oleh semua orang yang akan menikah, tidak hanya perempuannya, tapi juga oleh laki-lakinya sebagai calon suami. Oke, perempuan dapat dikatakan siap secara fisik untuk hamil dan melahirkan adalah pada usia 21 hingga 35 tahun. Singkatnya, sebaiknya perempuan menikah setelah usianya telah melewati angka 21. Karena menurut penelitian, pada rentang usia seperti itu, perempuan memiliki resiko gangguan kesehatan paling rendah yaitu sekitar 15%. Itu dikarenakan organ reproduksi perempuan telah matang dan siap untuk hamil serta melahirkan. Selain itu, ada penelitian yang mengungkapkan bahwa perempuan pada usia 24 tahun mengalami puncak kesuburan dan pada usia selanjutnya mengalami penurunan kesuburan, akan tetapi masih bisa hamil.

Sepertinya dari tadi itu membahas tentang kesehatan fisik perempuan saja, lalu bagaimana dengan kondisi fisik laki-laki sebelum mempersiapkan pernikahan? Apa ada juga usia yang terbaik untuk menikah jika dilihat dari segi fisik?

Begini, dalam pernikahan tugas seorang laki-laki adalah membuahi pasangannya. Tentunya tidak terlalu memiliki beban berat secara fisik dibandingkan perempuan, karena sesuai kodratnya perempuan bertugas untuk hamil setelah itu melahirkan. Hanya saja, laki-laki juga harus bisa menjaga organ reproduksinya dari hal-hal yang bisa menyebabkan sesuatu yang tidak diinginkan setelah menikah nanti.  

Menikah adalah salah satu metamorfosa kehidupan manusia untuk mempertahankan keturunannya. Selain itu, menikah juga merupakan kebutuhan biologis yang dapat dipenuhi oleh kita dan pasangan kita.

Jadi, jika dilihat dari segi mental maupun fisik, rekomendasi dari BKKBN tersebut merupakan suatu acuan yang layak sekali kita gunakan. Walaupun pada kenyataannya, masih banyak teman-teman kita yang tinggal di pedesaan menikah di usia muda baik laki-laki maupun perempuannya. Karena adat istiadat dan kebiasaan di sana masih cukup kental dan turun temurun. Tapi yang menikah di usia muda pun tidak selalu teman-teman kita yang berada di pedesaan saja, di perkotaan pun sudah cukup banyak saat ini.

Sebagian kecil dari teman-teman saya juga ada yang menikah muda, tidak sesuai dengan angka Usia Nikah Ideal. Alasannya ada yang memang sudah mapan secara ekonomi, ada yang memang menghindari hal-hal negatif seperti halnya cerita anak pertama Ustadz Arifin Ilham di atas, ada yang memang sudah lama berpacaran sejak masih sama-sama di bangku sekolah, hingga karena hamil di luar nikah (ini yang paling harus dihindari).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun