Belum usai perempuan itu dengan celotehnya, Lanang lelaki itu lantas terpicu ke ingin tahuannya dan memotong begitu saja.
      "Lalu kalau sudah selesai? Kemana orang itu akan pergi?"
    "Huuummmhh... Moksa. Orang itu akan melalui proses yang bernama moksa untuk menuju nirwana, kebahagiaan tertinggi."
      "Moksa? Apaan? Jangan-jangan kamu abis di baptis yah? Atau kesambet apa sih sampai tahu hal-hal semacam itu."
      Maya tak menjawab, tetapi memalingkah wajahnya dari memandangi langit-langit kamar itu menuju lelaki yang sedang menghadapakan seluruh tubuh dan wajahnya kepada Maya. Seolah-olah lelaki itu hanya ingin berfokus kepadanya dan tak ingin terlewat semenit pun. Meyaksikan hal itu, spontan Maya tertawa keras dan melanjutkan obrolannya.
      "Moksa proses pelepasan hal-hal yang berbau unsur duniawi untuk menuju kebahagiaan abadi."
      "Seriusan? Kamu tidak kenapa-kenapa kan, sampai tahu hal-hal yang seperti itu?" tanya Lanang datar berusaha menyembunyikan kecurigaannya.
      "Huhh, tidak lah. Dasar gilak. Di zaman secanggih sekarang hal apa pun bisa dengan mudah kamu akses melalui internet. Lagi pula aku ngobrolin hal ini ke kamu bukan tanpa alasan."
"Lalu alasan kamu membahasa reingkarnasi itu tadi apa?"
"Akhhh.. sudahlah. Saya sudah tidak tertarik membahasnya lagi." Kata Maya semberi berbalik membelakangi lelaki itu dan merapatkan selimut ketubuhnya.
"Heyy... Ayolah... jangan tidur dulu"