Mohon tunggu...
Zhee Rafhy
Zhee Rafhy Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Amatir

Sajak kecil yang tidak puitis, Lelaki kecil yang tidak romantis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Musim Dingin di Hati Maya

13 Juli 2022   15:57 Diperbarui: 13 Juli 2022   21:28 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Belum usai perempuan itu dengan celotehnya, Lanang lelaki itu lantas terpicu ke ingin tahuannya dan memotong begitu saja.

            "Lalu kalau sudah selesai? Kemana orang itu akan pergi?"

        "Huuummmhh... Moksa. Orang itu akan melalui proses yang bernama moksa untuk menuju nirwana, kebahagiaan tertinggi."

            "Moksa? Apaan? Jangan-jangan kamu abis di baptis yah? Atau kesambet apa sih sampai tahu hal-hal semacam itu."

            Maya tak menjawab, tetapi memalingkah wajahnya dari memandangi langit-langit kamar itu menuju lelaki yang sedang menghadapakan seluruh tubuh dan wajahnya kepada Maya. Seolah-olah lelaki itu hanya ingin berfokus kepadanya dan tak ingin terlewat semenit pun. Meyaksikan hal itu, spontan Maya tertawa keras dan melanjutkan obrolannya.

            "Moksa proses pelepasan hal-hal yang berbau unsur duniawi untuk menuju kebahagiaan abadi."

            "Seriusan? Kamu tidak kenapa-kenapa kan, sampai tahu hal-hal yang seperti itu?" tanya Lanang datar berusaha menyembunyikan kecurigaannya.

            "Huhh, tidak lah. Dasar gilak. Di zaman secanggih sekarang hal apa pun bisa dengan mudah kamu akses melalui internet. Lagi pula aku ngobrolin hal ini ke kamu bukan tanpa alasan."

"Lalu alasan kamu membahasa reingkarnasi itu tadi apa?"

"Akhhh.. sudahlah. Saya sudah tidak tertarik membahasnya lagi." Kata Maya semberi berbalik membelakangi lelaki itu dan merapatkan selimut ketubuhnya.

"Heyy... Ayolah... jangan tidur dulu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun