Mohon tunggu...
Zhee Rafhy
Zhee Rafhy Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Amatir

Sajak kecil yang tidak puitis, Lelaki kecil yang tidak romantis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melawan Takdir

16 Februari 2019   00:04 Diperbarui: 16 Februari 2019   00:05 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau lantas tiba-tiba teringat kembali dengan sosok lelaki yang mengenakan seragam sekolah yang sama denganmu yang menemuimu di rel kereta waktu itu. Yang dirimu tahu tentang cinta hanyalah satu-satunya bahwa cinta itu terjadi diantara laki-laki dan perempuan yang berlawanan jenis. Dalam urusan ini ternyata kamu masih sangat polos.

***

Kamu berlari menyusuri setiap koridor di sekolahmu. Menghapiri setiap kelas dan mencari sosok laki-laki itu. Sekembalimu tiba-tiba di sekolah dengan sikap aneh seperti itu tentu saja menghebohkan semua teman-teman yang mengenalimu. Setelah menelusuri setiap ruangan di sekolahmu, kamu kelelahan dan kembali kekelasmu istirahat. Perlakuan teman-temanmu masih tetap sama terhadapmu. Mereka masih tetap mengabaikanmu. Satu-satunya hal baik yang terjadi adalah mereka tak langi bersifat kasar terhadapmu.

Tiba-tiba saja sesosok orang yang sepertinya yang sedang kau cari-cari berlalu di koridor depan kelasmu. Kamu lantas berlari mengejarnya.

"Hei... Heii.. Kamuu. Tunggu. Berhenti." Katamu berteriak sambil mengejarnya.

Dia kemudian berhenti dan berbalik ke arahmu.

"Maukah kau membantuku? Kau harus jadi cinta pertamaku. Aku mohon. Pliss.!"Katamu tanpa merasa aneh sedikit sama sekali disaksikan puluhan pasang mata di koridor kelasmu.

"Hahahahaha..." Ia hanya menertawakanmu.

"Aku sungguh-sungguh. Aku harus segera mengakhiri permainan ini."

"Permainan apa? Memangnya kau taruhan dengan siapa?  Memangnya kau pikir cinta itu permainan? Hah?" Katanya sambil terus berjalan kearahmu.

Kau menghidar dengan berjalan mundur menjauh darinya. Tetapi kemudian langkahmu terhenti. Kau tersandar pada tembok kelasmu ketika ia dengan gerekan cepat menahanmu dengan menolakkan tangan kanannya ke dingding dan mendekapkan bibirnya ke bibirimu. Dan... Kau tak tau perasaan macam apa yang tiba-tiba menghampirimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun