Pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul 'Kiat Memulai Bisnis Anti Gagal', saya mengilustrasikan binis yang dilakukan adalah bisnis bakso. Sebagai gambaran, bisnis bakso pada tulisan sebelumnya itu memiliki produk bakso yang baik yang mampu bersaing dengan produk sejenis.Â
Pada tulisan ini pun, saya juga akan mengilustrasikan bisnis yang sama yakni bisnis bakso dengan kondisi produk baksonya sama dengan tulisan sebelumnya tersebut, sehingga bisa dianggap binis bakso tersebut tidak ada masala pada produknya.
Andaikan binis bakso kita sudah berjalan tiga tahun. Jumlah produk bakso yang terjual pada tahun pertama hingga tahun kedua mengalami peningkatan yang signifikan.Â
Namun, pada tahun ketiga, jumlah produk bakso yang terjual justru mengalami penurunan yang signifikan. Para pemilik modal mulai cemas, akankah bisnis tersebut akan bertahan?
Supaya bisnis bakso kita dapat bertahan, kita harus membangun sistem manajemen berbasis resiko. Inti dari sistem manajemen ini adalah kita harus tahu resiko apa yang akan terjadi jika kualitas produk bakso kita tidak terjaga dan kegiatan operasional bisnis bakso kita tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jika kita tahu resiko, kita tentu akan memikirkan bagaimana cara mengendalikannya.
Suatu contoh resiko dalam bisnis bakso kita adalah binis harus tutup karena daging pentol bakso tidak halal. Kita tentu pernah mendengar kasus-kasus daging bakso dari daging tikus, daging babi, dll.Â
Jika konsumen kita banyak orang islam maka hal ini adalah masalah besar, sekali kita ketahuan menjual bakso dengan daging yang tidak halal, maka bisnis tersebut bisa jadi akan tutup.Â
Oleh karena itu, resiko ini harus dikendalikan. Cara mengendalikannya adalah dengan memastikan bahan bakso kita adalah produk-produk halal yang ada sertifikat halalnya dari lembaga sertifikasi halal.
Contoh resiko dalam bisnis bakso yang lain adalah konsumen menderita diare karena memakan bakso kita. Hal ini erat kaitannya dengan kebersihan dari produk bakso kita. Maka untuk pengendaliannya adalah pertama, kita harus memastikan air yang kita gunakan tidak tercemar.Â
Kedua, kita harus menerapkan aturan yang ketat terhadap sampah sisa-sisa bahan bakso dan bakso, dimana sampah tersebut di tampung, gunakan tempat penampungan yang tertutup karena jika terbuka akan digerumuli lalat dan hewan lain yang tertarik dengan sampah tersebut, pembuangan sampah dilakukan secara teratur karena jika tidak teratur bisa mengakibatkan sampah tersebut membusuk dan menyebabkan bauh tak sedap yang akan tercium dari tampat kita menerima konsumen.
Contoh resiko dalam bisnis bakso yang lain lagi adalah konsumen lari karena pelayanan yang tidak profesional. Untuk mengendalikan ini kita harus menetapkan standar operasional prosedur (SOP) layanan.Â
Misalnya, setiap konsumen itu pasti akan menunggu produk baksonya untuk siap disajikan, kalau terlalu lama menunggu tentu konsumen akan kesal, maka kita mesti menetapkan SOP pembuatan produk bakso sehingga penyajiannya bisa cepat, misalnya dari konsumen memesan paling lama 10 menit produk bakso kita sudah bisa disajikan atau lebih cepat lagi.Â
Kita juga harus memastikan cabai, kecap, penyedap, dll yang digunakan itu masih dalam kondisi baik, caranya memastikannya adalah kita bisa membuat SOP pengendalian kualitas bumbu tambahan, penyedap, kecap, dll untuk produk bakso kita.Â
Sesuai SOP yang kita buat tersebut, Pengecekan terhadap bumbu, kecep, dll tersebut dapat kita lakukan setiap sebelum memulai melayani konsumen atau waktu yang lain sehingga kualitasnya tetap terjaga. Kalau misalnya kita tidak bisa membuat SOP, buatlah semacam aturan atau prosedur yang intinya dapat mengontrol resiko yang muncul pada bisnis bakso kita.
Sebenarnya masih banyak resiko yang lain terkait dengan bisinis bakso ini. Namun, tentu saja tidak semuanya bisa dimuat pada tulisan ini. Supaya kita bisa tahu semua resiko tersebut, ada baiknya kita perhatikan proses bisnis bakso kita secara keseluruhan, dari mulai pra produksi sampai ke penjualan produk bakso pada konsumen. Pada intinya, jika ada proses maka akan ada resiko.
Hal yang paling penting juga dalam menjaga keberlangsungan bisnis bakso kita adalah melakukan survei kepuasan konsumen atau pelanggan. Survei ini harus kita lakukan secara berkala, bisa setiap enam bulan, atau setiap akhir tahun.Â
Kalau kita tidak pandai membuat instrumen survei tersebut, kita bisa melihat contoh-contohnya di internet. Pada survei, itu bisa juga kita tambahkan pertanyaan terkait dengan produk apa yang diinginkan konsumen untuk melangkapi produk bakso kita.Â
Dari hasil survei ini kita akan mengetahui tingkat kepuasan pelanggan kita, dan harus kita lakukan tindaklanjut dari hasil survei tersebut.Â
Misalnya, dari hasil survei tersebut ternyata rata-rata konsumen tidak puas dengan layanan kita karena kecap yang kita gunakan tidak sesuai dengan selera konsumen, maka kita tindak lanjuti dengan menyediakan kecap dengan merek dan rasa beragam sehingga pelanggan bisa memilih kecap yang disukainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H