Mohon tunggu...
Zainal Hartoyo
Zainal Hartoyo Mohon Tunggu... Dosen - (zhartoyo@gmail.com)

Aktif dalam kegiatan penjaminan mutu dan akreditasi program studi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Tepat Menetapkan Harga Produk

29 November 2020   07:00 Diperbarui: 29 November 2020   07:30 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul 'Kiat Memulai Bisnis Anti Gagal', sudah saya gambarkan bagaimana cara mengetahui produk kita bisa bersaing dengan produk lain yang sejenis atau tidak. Dalam tulisan itu juga, saya ilustrasikan bisnis yang dikembangkan adalah bakso. Oleh karena itu, tulisan ini juga akan mengilustrasikan bisnis yang dikembangkan adalah bisnis bakso.

Dalam dunia bisnis, menetapkan harga produk adalah suatu keharusan agar produk kita bisa kita pasarkan kepada konsumen. Harga produk yang ditetapkan harus dapat memberikan keuntungan bagi pemilik modal bisnis dan harus terjangkau oleh konsumen. 

Jika harga produk yang ditetapkan tinggi, pemilik modal kemungkinan besar bisa untung, namun kita akan kesulitan menjual produk. Sebaliknya, jika harga yang ditetapkan terlalu murah, calon konsumen mungkin akan sangat tertarik untuk membeli, tetapi bisa jadi pemilik modal tidak dapat keuntungan atau bahkan malah rugi.

Supaya harga yang kita tetapkan tersebut menguntungkan dan terjangkau oleh konsumen, maka kita juga perlu riset kecil-kecilan. Kita bisa memulai riset tersebut dengan membeli produk bakso yang dijual di sekitar tempat kita akan membuka bisnis. Dari situ kita tahu harga dari bakso-bakso tersebut. 

Misalnya, kita dapatkan data rentang harga bakso dari 10 ribu rupiah hingga 15 ribu rupiah per porsi. Sampai di sini kita sudah punya patokan kira-kira berapa harga bakso yang akan kita tetapkan, tetapi riset kecil-kecilan kita belum berakhir sampai di sini.

Riset kecil-kecilan selanjutnya kita lakukan untuk mengetahui isi dari bakso yang kita beli tersebut. Dalam satu porsi bakso yang kita beli tersebut, kita hitung berapa banyak pentol baksonya, seberapa besar ukuran pentol baksonya, berapa banyak mienya, dll. Hingga kita bisa tahu gambaran bahwa bakso yang lebih murah mungkin saja isinya dalam satu porsi lebih sedikit dibandingkan dengan bakso yang lebih mahal. 

Bisa jadi juga pentol bakso pada produk bakso yang lebih murah harganya, lebih sedikit dibandingkan dengan bakso yang mahal harganya. Dari riset kecil-kecilan tersebut kita bisa juga mendapatkan data-data lain yang berguna bagi kita untuk menetapkan harga.

Langkah berikutnya adalah bandingkan data harga bakso dan data isi bakso dari hasil riset kecil-kecilan kita dengan produk bakso yang akan kita buat. Karena kita mempertimbangkan kemampuan konsumen kita dalam membeli dan data harga bakso tersebut, maka kita memperkirakan harga jual bakso kita adalah sekitar 10 ribu rupiah. 

Dari data isi bakso per porsi, kita bisa menetapkan bagaimana ukuran porsi bakso kita. Sekarang kita sudah tau berapa kira-kira harga bakso kita dan bagaimana ukuran porsinya, tetapi ini belum berakhir masih ada yang harus kita lakukan.

Kita sudah menetapkan ukuran isi bakso kita dalam satu porsi. Selanjutnya, kita perlu hitung berapa biaya produksinya. Biaya produksi itu meliputi biaya bahan satu porsi bakso, biaya kemasan bakso, dan biaya lainnya. Kita hitung serincinya berapa besar biaya produksi yang sebenarnya untuk satu porsi bakso kita. 

Dari hasil hitungan ini kita akan tahu bahwa apakah biaya produksi lebih besar atau lebih kecil dari perkiraan harga yang kita tetapkan sebelumnya. Jika ternyata lebih besar biaya produksinya, maka kita mungkin perlu mencari tempat pembelian bahan bakso yang lebih murah. Jika ternyata biaya produksi lebih rendah dari perkiraan harga yang kita tetapkan, kita harus lihat seberapa besar selisihnya. 

Misalnya, perkiraan harga yang kita tetapkan adalah 10 ribu rupiah per porsi, harga produksi per porsi adalah 9 ribu rupiah, karena selisihnya sangat sedikit, maka kita masih perlu menekan lagi harga produksi karena mungkin saja ada sedikit kesalahan dalam penghitungan harga produksi, jika tidak bisa menekan harga produksi lagi berarti harga jualnya harus kita tambah.

Akhirnya, guna menekan harga produksi tersebut, kita melakukan pencarian tempat pembelian bahan bakso yang baru. Dari situ, kita dapatkan harga produksi bakso kita per porsi adalah 7 ribu rupiah. Maka, perkiraan harga jual bakso kita yang 10 ribu rupiah itu bisa kita tetapkan sebagai harga jual bakso kita kepada konsumen. Harapannya dengan harga jual itu, para pemilik modal dapat untung dan bisnis kita bisa berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun