Tidak ada lembur hari ini dan Arya bisa pulang dengan cepat. Arya ingin langsung tidur karena sudah beberapa hari ini lembur sangat menyiksanya. Untung di perjalanan pulang tidak ada kejadian aneh di kereta.
Waktu berlalu. Arya sudah memiliki kekasih. Mereka berdua saling menyayangi. Kekasih Arya masih sedang tahun akhir kuliah. Sedang menyusun skripsi. Empat bulan lagi wisuda. Rencananya, setelah wisuda nanti, Arya ingin melamarnya. Arya sudah memantapkan hati kali ini. Semoga pilihan Arya ini direstui oleh mama. Mereka berdua tak sengaja bertemu di acara reunian sekolah.
"Aku suka sekali hidungmu," Arya menatap kekasihnya dengan tatapan bahagia.
"Apa sih? Gombal deh kamu," kekasih Arya salah tingkah.
"Iya, hidungmu itu yang membuatku jatuh hati saat kita bertemu waktu itu. Tahu tidak, dari kejauhan saja, aku bisa mengetahui kehadiranmu dengan melihat hidungmu itu. Nah, ini baru gombalan," mereka berdua tertawa bersama.
Hari-hari Arya semakin berwarna sejak kehadiran kekasihnya itu. Rencananya besok Arya ingin mengenalkannya dengan mama.
Mengusir kesepian di kamar kos, ditemani secangkir es kopi dingin, seperti biasa Arya scroll handphone.
"Kenapa sih berita akhir-akhir ini tentang itu lagi dan lagi. Pencabulan lagi, perkosaan lagi. Pembunuhan lagi. Pada gak mikir apa ya, gampang banget ngebunuh orang," Arya kesal dengan berita yang ia baca.
"Berita korupsi 271 triliun kek yang diberitain. Bagaimana itu prosesnya kok bisa dapat hukuman 6,5 tahun doang. Gerah banget beritanya ini lagi," kening Arya mengkerut dengan berita-berita tersebut.
Arya membanting gawainya sembarangan. Lalu Arya menuju rak buku dan membaca buku yang kemarin baru ia beli.
Tiba-tiba gawai Arya berbunyi menadakan sebuah pesan masuk melalui aplikasi chatting  yang ada. Pesan dari kekasih Arya yang mengabarkan kalau besok pertemuan dengan mama Arya sore saja, karena sampai siang masih ada ketemuan dengan dosen pembimbing. Arya paham sekali rasanya bimbingan skripsi dan idak mempermasalahkan hal tersebut. Lagipula Arya masih cuti sampai besok.