Mohon tunggu...
Muhammad Tizar Adhiyatma
Muhammad Tizar Adhiyatma Mohon Tunggu... Pengacara - A Young Lawyer

Tizar currently serves as a member of the Indonesian Bar Association (PERADI) and has been admitted to practice in Indonesian courts. Master's areas of practice are Intellectual Property Rights; General Company Law; and Civil & Commercial Litigation.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Akhir 2023 dari Atap Pulau Dewata - Gunung Agung

12 Januari 2024   15:09 Diperbarui: 16 Januari 2024   11:22 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Open Trip Raja Rimba 30-31 Desember 2023 di jalur pendakian edelweiss

Pos 2
Pos 2

Setelah istirahat & perut juga udah terisi, sekitar pukul 12:30an kami melanjutkan pendakian menuju Pos 3 dimana tracknya lagi-lagi menghajar kami dengan tanjakan dengan kemiringan di atas sudut tumpul. Baru aja jalan beberapa langkah langsung capek lagi dong. Pukul 13:40 Wita kami tiba di Pos 3 (Janjanan/tangga kayu) yang terletak di ketinggian 2.046 Mdpl. Dinamakan janjanan karena di pos ini terdapat tangga kayu. Seperti halnya di pos lainnya, dipos ini kami juga manfaatkan buat istirahat, selonjoran, minum, dan ngemil, serta ada teman yang bahkan dipijat. Setelah cukup beristirahat, kami lanjutkan pendakian menuju pos 4. Ciri khas track yang semakin mendekati puncak yaitu semakin menanjak tentunya. Pukul 14:50 Wita kami tiba di Pos 4. Jarak dari pos 4 ke pos 5 itu cukup dekat hanya 400 meter tapi jarak secara vertikal 200 meter, jadi meskipun jaraknya pendek tapi nanjaknya lebih dari sebelum-sebelumnya. Kemiringan pendakian pun ikut bertambah miring yang membuat perjuangan menuju Pos 5 makin bertambah berat. Hingga kami tiba di pos 5 pukul 16:02 Wita yang berada pada ketinggian 2.428 Mdpl.

Kata orang-orang, view sunset dari pos 5 jalur edelweiss itu cantik banget. Punggungan yang agak terbuka menjadi spot terbaik melihat sunset. Jadi ketika tiba di camp site pukul 16.02 Wita masih ada waktu buat kami bersih-bersih di sumber air, solat duhur & asyar sembari menunggu sunset hingga kami pun akhirnya menikmati pemandangan matahari dengan pancaran sinar keemasan terbenam masuk ke dalam lautan awan putih yang lokasinya terlihat di bawah kita dari camping ground Gunung Agung via Edelweiss. Drone saya pun berhasil mengabadikan beberapa keindahan itu. 

Sunset dari Camping Ground
Sunset dari Camping Ground
Malam tiba, langit dipenuhi hamparan bintang. Di malam itu kami memanfaatkan momen bersama bimasakti dan berhasil menangkap 2 kali bintang jatuh.  Benar-benar rezeki kami bisa dapat langit cerah di Gunung Agung.

Hari pertama (30 Desember 2023) pendakian terlewati dengan perasaan senang dan rasa puas. Pendakian dari basecamp ke camp site ditemani cuaca yang bersahabat, sesekali menembus kabut namun tidak sampai membuat hujan. Waktu tempuh pendakian kurang lebih 6 jam. Kami menyaksikan keindahan sunset, bintang jatuh, dan hamparan bintang di langit malam yang cerah. Waktunya recharge energi (tidur malam) untuk persiapan summit attack.

Bintang Jatuh dan Bimasakti dari Camping Ground
Bintang Jatuh dan Bimasakti dari Camping Ground

Summit Attack Puncak Sejati Gunung Agung

Hari kedua di Gunung Agung (31 Desember 2023) Pukul 02.40 Wita, waktunya bangun buat persiapan summit yang dijadwalkan Pukul 03.00 Wita. Masih gelap tapi demi melihat sunrise di hari terakhir tahun 2023 dari atas atap pulau dewata kami memang harus mulai melanjutkan trekking jam 3 subuh. Setelah kami semuanya siap, berkumpul untuk briefing & berdoa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan Summit attack dari ketinggian 2.428 Mdpl. 

Pendakian menuju puncak dipimpin oleh Bli Komang Arta. Sepanjang pendakian, terdengar suara gemuruh di atas kami dan dari kejauhan awan-awan mulai berkumpul pertanda hujan akan segera turun. Tentunya kondisi itu membuat kami merasa khawatir mengingat track pendakian ke puncak cukup curam dan licin serta dipenuhi bebatuan gunung yang besar belum lagi untuk menuju puncak sejati harus melewati jalur punggung naga yang cukup ekstrem dan berbahaya. Dalam hati saya tidak berhenti memanjatkan doa dan harapan untuk dapat diizinkan sampai ke Puncak Sejati. Langkah demi langkah, napas yang kembali ngosngosan, berhenti ketika udah mencapai target hitungan untuk tarik napas lalu kembali melangkah perlahan-lahan hingga akhirnya kami sampai di kori Agung. Menurut bahasa lokal kori Agung artinya pintu besar, jadi semacam pintu menuju area sakral. Disini tanda akan turun hujan sudah hilang. Kami memutuskan untuk istirahat sejenak lalu melanjutkan pendakian hingga bertemu dengan simpang jodoh pada ketinggian 2.875 Mdpl. Simpang jodoh merupakan titik pertemuan jalur Purugae dan jalur utama (jalur Besakih & via Edelweiss). Dengan terus melanjutkan pendakian, kami melintasi tanjakan terjal bebatuan dan pasir tanpa vegetasi. Di titik ini kami terus berjalan sambil membelakangi Gunung Abang dan Gunung Batur.

Gunung Agung memiliki 3 puncak. Puncak 1, Puncak 2, dan Puncak Sejati. Sekitar 20 menit dari Simpang Jodoh, kami akhirnya tiba di Puncak 1 pada ketinggian 2.946 Mdpl. Dengan jalur yang relatif tidak terlalu tinggi elevasinya kami melanjutkan perjalanan hingga kami berada di Puncak 2 di ketinggian 3.035 mdpl. Dari Puncak 2 kami langsung menuju puncak sejati di titik 3.142 Mdpl, jalur yang relatif singkat ini memiliki pemandangan luar biasa karena melintasi titik punggungan yang kiri kanannya dapat melihat batas langit dan laut, dengan hamparan awan yang tampak jauh di bawah posisi kami. Dari puncak sejati, kita dapat melihat lingkaran garis pantai Pulau Bali. Kami pun masih diperlihatkan puncak Gunung Rinjani di kejauhan walaupun sebatas bayangan. Kami termasuk sebagai pendaki yang tidak mau segera turun setelah sampai di puncak sejati. Otak kami perlu menyerap perlahan-lahan semua pengalaman pendakian dari basecamp hingga ke puncak dengan beragam jenis track dan elevasinya. Setelah kami benar-benar puas menikmati puncak, mengabadikan momen dan menerbangkan drone, kami pun memutuskan turun untuk kembali ke camp site melalui jalur yang sama. Dalam perjalanan turun, kami disinari dengan cahaya matahari yang terik, disuguhi hamparan awan dan pemandangan yang sangat indah dari Gunung Abang, Gunung Batur, dan Bukit Trunyan yang viral, sungguh telah menjadi pengalaman penutup tahun 2023 yang menyenangkan.

View Gunung Abang, Gunung Batur, dan Bukit Trunyan
View Gunung Abang, Gunung Batur, dan Bukit Trunyan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun