Mohon tunggu...
Muhammad Tizar Adhiyatma
Muhammad Tizar Adhiyatma Mohon Tunggu... Pengacara - A Young Lawyer

Tizar currently serves as a member of the Indonesian Bar Association (PERADI) and has been admitted to practice in Indonesian courts. Master's areas of practice are Intellectual Property Rights; General Company Law; and Civil & Commercial Litigation.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Akhir 2023 dari Atap Pulau Dewata - Gunung Agung

12 Januari 2024   15:09 Diperbarui: 16 Januari 2024   11:22 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Puncak Sejati, Gunung Agung 3.142 Mdpl

Gunung Agung yang merupakan atap tertinggi pulau dewata dipercaya oleh masyarakat hindu Bali sebagai tempat bersemayamnya para dewa sehingga dijadikan tempat kramat yang disucikan. Masyarakat hindu Bali juga mempercayai bahwa di Gunung Agung terdapat istana dewata. Karena kesakralannya maka terdapat beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan para pendaki yang ingin mendaki Gunung Agung.

Pantangan di Gunung Agung

Bli Rizki, salah satu guide yang menemani pendakian kami memberitahukan adanya beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar saat mendaki gunung ini:

1. Dilarang membawa daging sapi

Berdasarkan cerita-cerita orang tua zaman dulu, Ida Bhatara yang ada di Gunung Agung dalam bentuk Siwa. Siwa dalam hal ini kendaraannya adalah sapi atau lembu.

2. Dilarang menggunakan emas

Gunung dalam niskala atau alam tidak nyata merupakan sebuah emas. Jadi jika pendaki membawa emas maka energinya akan menjadi lebih besar. Jika tetap ngotot membawa emas  maka saat mendaki bisa datang angin kencang, terpeleset dan akhirnya meninggal karena jatuh ke jurang.

Selain 2 pantangan tersebut, ada juga pantangan lainnya seperti, dilarang mendaki dihari tertentu seperti di sabtu kliwon atau tumpek, rabu wage, selasa kliwon, dan pantangan mendaki Gunung Agung saat Piodalan. Pada waktu pendakian kami ke Gunung Agung tanggal 30-31 Desember 2023 telah beredar informasi bahwa Gunung Agung akan ditutup total dari tanggal 2-6 Januari 2024 karena adanya Piodalan di Pura Pasar Agung.

Jalur Pendakian Gunung Agung

Gunung Agung yang merupakan salah satu gunung berapi dengan tipe stratovulcano memiliki ketinggian 3.142 Mdpl. Jika cuaca bersahabat, pendaki yang berhasil sampe ke puncak sejati akan melihat indahnya pulau Bali dari atap pulau Dewata. Gunung Agung memiliki banyak jalur pendakian namun tidak semua jalur dapat mencapai puncak sejati. Berikut 10 jalur pendakian di Gunung Agung yaitu:
1. Jalur Pura Pasar Agung, Kecamatan Selat
2. Jalur Hidden Forest, Kecamatan Selat
3. Jalur Pura Pengubengan, Kecamatan Rendang
4. Jalur Edelweiss, Kecamatan Rendang
5. Jalur SGP (sewarung gawe puregae), Kecamatan Rendang
6. Jalur DBS Trekking Centre, Kecamatan Kubu
7. Jalur Pucang, Kecamatan Kubu
8. Jalur KATA (Karangasem Trekker Association) Pasar Agung Sibetan, Kecamatan Bebandem
9. Jalur Pura Lawangan, Kecamatan Bebandem
10. Jalur Kedampal, Kecamatan Abang

Pendakian Gunung Agung melalui Jalur Edelweiss

Basecamp Taman Edelweiss
Basecamp Taman Edelweiss

Pendakian di gunung ini, kami melalui jalur edelweiss. Fyi, jalur ini mewajibkan pendaki untuk menggunakan jasa guide. Basecampnya berada pada ketinggian 1.200an Mdpl yang berlokasi di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karengasem. Dinamakan jalur edelweiss karena disana terdapat taman sekaligus sebagai tempat pembudidayaan bunga edelweiss yang dikenal sebagai bunga abadi. Meskipun bukan jalur tercepat dan bukan pula jalur favorit, tapi jalur edelweiss satu-satunya jalur yang ada sumber airnya dan juga jalur yang telah dibenahi oleh warga lokal, para guide, dan para pendaki.

Sumber Air di Pos 5 Jalur Edelweiss
Sumber Air di Pos 5 Jalur Edelweiss

Pendakian bersama Raja Rimba

Salah satu alasan kami kenapa melalui jalur edelweiss karena kebetulan kami mengikuti open trip dari Raja Rimba yang pendakiannya melalui jalur edelweiss. Paket open trip 700.000 rupiah/orang (buat WNI) udah termasuk tiket masuk, guide, porter team, tenda, makan 3 x selama pendakian, roti sebelum summit, buah-buhan, alat masak dan alat makan, minuman hangat, souvenir Raja Rimba, air team, dan p3K standar. Pokoknya kami mendaki Gunung Agung mempercayakan semuanya ke tim Raja Rimba (IG= @rajarimba_adventure). 

Peserta Open Trip Raja Rimba 30-31 Desember 2023 di jalur pendakian edelweiss
Peserta Open Trip Raja Rimba 30-31 Desember 2023 di jalur pendakian edelweiss

Pendakian yang semula dijadwalkan Pukul 09.00 Wita, ternyata molor sejam yang akhirnya kami start Pukul 10.00. Untuk menuju Pos 1 tersedia opsi ojek seharga 50.000 atau berjalan kaki. Tim kami memanfaatkan fasilitas ojek yang akan menghemat waktu kurang lebih 30 menit. Mengingat gaya pendakian kami emang seperti itu, selama ada ojek harus dimanfaatkan selain bisa hemat di waktu juga dapat membatu ekonomi warga lokal.

Chakin bersama abang ojeknya
Chakin bersama abang ojeknya

Tiba di pos 1 (shelter pererenan/tempat peristrahatan) pukul 11.00 Wita yang berada pada ketinggian 1.534 Mdpl. Disini para guide melakukan sembahyang dengan menaruh canang di batang pohon yang udah tumbang dan membakar dupa. Setelah istirahat sekitar 7 menit, kami melanjutkan pendakian ke Pos 2 melalui rimbunnya pepohonan khas hutan hujan tropis yang lembab dengan ditemani suara cicit burung. Jalur pendakian menuju ke Pos 2 track-nya kembali terus menanjak tanpa bonus. Dipendakian menuju Pos 2 celana saya ditempeli pacet, untungnya pakai celana panjang. Buat teman-teman pendaki yang lewat jalur ini maupun jalur lainnya saya sarankan untuk pakai celana panjang, hutan yang lembab juga merupakan habitat pacet buat hidup, berhati-hati saja.

Sekitar pukul 12:11 Wita kami tiba di Pos 2 (mbad layangan) yang terletak di ketinggian 1.842 Mdpl. Disini kami istirahat cukup lama mengingat juga waktu telah menunjukkan waktunya makan siang. Sesampainya di pos ini guide-guide dengan gercep  mempersiapkan hidangan makan siang yang lejat & bergiji ditambah buah-buah yang seger ada pir, apel, dan jeruk.

Pos 2
Pos 2

Setelah istirahat & perut juga udah terisi, sekitar pukul 12:30an kami melanjutkan pendakian menuju Pos 3 dimana tracknya lagi-lagi menghajar kami dengan tanjakan dengan kemiringan di atas sudut tumpul. Baru aja jalan beberapa langkah langsung capek lagi dong. Pukul 13:40 Wita kami tiba di Pos 3 (Janjanan/tangga kayu) yang terletak di ketinggian 2.046 Mdpl. Dinamakan janjanan karena di pos ini terdapat tangga kayu. Seperti halnya di pos lainnya, dipos ini kami juga manfaatkan buat istirahat, selonjoran, minum, dan ngemil, serta ada teman yang bahkan dipijat. Setelah cukup beristirahat, kami lanjutkan pendakian menuju pos 4. Ciri khas track yang semakin mendekati puncak yaitu semakin menanjak tentunya. Pukul 14:50 Wita kami tiba di Pos 4. Jarak dari pos 4 ke pos 5 itu cukup dekat hanya 400 meter tapi jarak secara vertikal 200 meter, jadi meskipun jaraknya pendek tapi nanjaknya lebih dari sebelum-sebelumnya. Kemiringan pendakian pun ikut bertambah miring yang membuat perjuangan menuju Pos 5 makin bertambah berat. Hingga kami tiba di pos 5 pukul 16:02 Wita yang berada pada ketinggian 2.428 Mdpl.

Kata orang-orang, view sunset dari pos 5 jalur edelweiss itu cantik banget. Punggungan yang agak terbuka menjadi spot terbaik melihat sunset. Jadi ketika tiba di camp site pukul 16.02 Wita masih ada waktu buat kami bersih-bersih di sumber air, solat duhur & asyar sembari menunggu sunset hingga kami pun akhirnya menikmati pemandangan matahari dengan pancaran sinar keemasan terbenam masuk ke dalam lautan awan putih yang lokasinya terlihat di bawah kita dari camping ground Gunung Agung via Edelweiss. Drone saya pun berhasil mengabadikan beberapa keindahan itu. 

Sunset dari Camping Ground
Sunset dari Camping Ground
Malam tiba, langit dipenuhi hamparan bintang. Di malam itu kami memanfaatkan momen bersama bimasakti dan berhasil menangkap 2 kali bintang jatuh.  Benar-benar rezeki kami bisa dapat langit cerah di Gunung Agung.

Hari pertama (30 Desember 2023) pendakian terlewati dengan perasaan senang dan rasa puas. Pendakian dari basecamp ke camp site ditemani cuaca yang bersahabat, sesekali menembus kabut namun tidak sampai membuat hujan. Waktu tempuh pendakian kurang lebih 6 jam. Kami menyaksikan keindahan sunset, bintang jatuh, dan hamparan bintang di langit malam yang cerah. Waktunya recharge energi (tidur malam) untuk persiapan summit attack.

Bintang Jatuh dan Bimasakti dari Camping Ground
Bintang Jatuh dan Bimasakti dari Camping Ground

Summit Attack Puncak Sejati Gunung Agung

Hari kedua di Gunung Agung (31 Desember 2023) Pukul 02.40 Wita, waktunya bangun buat persiapan summit yang dijadwalkan Pukul 03.00 Wita. Masih gelap tapi demi melihat sunrise di hari terakhir tahun 2023 dari atas atap pulau dewata kami memang harus mulai melanjutkan trekking jam 3 subuh. Setelah kami semuanya siap, berkumpul untuk briefing & berdoa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan Summit attack dari ketinggian 2.428 Mdpl. 

Pendakian menuju puncak dipimpin oleh Bli Komang Arta. Sepanjang pendakian, terdengar suara gemuruh di atas kami dan dari kejauhan awan-awan mulai berkumpul pertanda hujan akan segera turun. Tentunya kondisi itu membuat kami merasa khawatir mengingat track pendakian ke puncak cukup curam dan licin serta dipenuhi bebatuan gunung yang besar belum lagi untuk menuju puncak sejati harus melewati jalur punggung naga yang cukup ekstrem dan berbahaya. Dalam hati saya tidak berhenti memanjatkan doa dan harapan untuk dapat diizinkan sampai ke Puncak Sejati. Langkah demi langkah, napas yang kembali ngosngosan, berhenti ketika udah mencapai target hitungan untuk tarik napas lalu kembali melangkah perlahan-lahan hingga akhirnya kami sampai di kori Agung. Menurut bahasa lokal kori Agung artinya pintu besar, jadi semacam pintu menuju area sakral. Disini tanda akan turun hujan sudah hilang. Kami memutuskan untuk istirahat sejenak lalu melanjutkan pendakian hingga bertemu dengan simpang jodoh pada ketinggian 2.875 Mdpl. Simpang jodoh merupakan titik pertemuan jalur Purugae dan jalur utama (jalur Besakih & via Edelweiss). Dengan terus melanjutkan pendakian, kami melintasi tanjakan terjal bebatuan dan pasir tanpa vegetasi. Di titik ini kami terus berjalan sambil membelakangi Gunung Abang dan Gunung Batur.

Gunung Agung memiliki 3 puncak. Puncak 1, Puncak 2, dan Puncak Sejati. Sekitar 20 menit dari Simpang Jodoh, kami akhirnya tiba di Puncak 1 pada ketinggian 2.946 Mdpl. Dengan jalur yang relatif tidak terlalu tinggi elevasinya kami melanjutkan perjalanan hingga kami berada di Puncak 2 di ketinggian 3.035 mdpl. Dari Puncak 2 kami langsung menuju puncak sejati di titik 3.142 Mdpl, jalur yang relatif singkat ini memiliki pemandangan luar biasa karena melintasi titik punggungan yang kiri kanannya dapat melihat batas langit dan laut, dengan hamparan awan yang tampak jauh di bawah posisi kami. Dari puncak sejati, kita dapat melihat lingkaran garis pantai Pulau Bali. Kami pun masih diperlihatkan puncak Gunung Rinjani di kejauhan walaupun sebatas bayangan. Kami termasuk sebagai pendaki yang tidak mau segera turun setelah sampai di puncak sejati. Otak kami perlu menyerap perlahan-lahan semua pengalaman pendakian dari basecamp hingga ke puncak dengan beragam jenis track dan elevasinya. Setelah kami benar-benar puas menikmati puncak, mengabadikan momen dan menerbangkan drone, kami pun memutuskan turun untuk kembali ke camp site melalui jalur yang sama. Dalam perjalanan turun, kami disinari dengan cahaya matahari yang terik, disuguhi hamparan awan dan pemandangan yang sangat indah dari Gunung Abang, Gunung Batur, dan Bukit Trunyan yang viral, sungguh telah menjadi pengalaman penutup tahun 2023 yang menyenangkan.

View Gunung Abang, Gunung Batur, dan Bukit Trunyan
View Gunung Abang, Gunung Batur, dan Bukit Trunyan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun