Satu-satunya yang baik di musim dingin adalah proses pembusukan makanan yang memerlukan waktu lebih lama. Memisahkan sampah kaca, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaleng, sampah makanan bagian dari pekerjaan saya juga dan musim dingin membantu menghambat proses pembusukan sampah makanan yang sedikit menyelamatkan hidung saya.Â
Ngomong-ngomong pemisahan sampah-sampah itu menghabiskan waktu sekitar 45 menitan loh.
Musim Semi
Menyaksikan bunga-bunga bermekaran dan pohon-pohon sakura memekarkan bunga sakuranya merupakan ciri khas yang dapat disaksikan ketika Korea sedang musim semi.Â
Seketika saya membayangkan, bila musim itu kembali ke musim gugur, ga terbayang begitu banyak daun yang harus disapu kembali. Tapi setidaknya suhu di musim semi berbeda dengan suhu di musim dingin, walaupun sebenarnya untuk kita orang Indonesia musim semi itu tergolong memiliki suhu yang dingin tapi bagi orang Korea suhu di musim semi adalah suhu yang sejuk.
Musim Panas
Musim panas di Korea tidak sepanas di Indonesia, namun terdapat suatu waktu, suhunya bisa menyentuh 40C.Â
Di suhu seperti itu tentunya akan membuat pembusukan makanan berlangsung lebih cepat. Membereskan sampah makanan secepat mungkin adalah hal yang bijak, sebelum membuat saya pingsan dan tiada orang yang mengetahuinya
Selain itu, saya juga sempat bekerja di pabrik tapi hanya untuk satu hari, dari jam 9 pagi hingga jam 5.30 sore.Â
Kalau di Indonesia, gaji pekerja ditentukan oleh upah minimum regional (UMR) dan sistem dihitung per bulan, nah di Korea Selatan perhitungan upah didasarkan pada perhitungan minimum per jam.Â
Upah minimum adalah 5580 won per jam. Jadi, meskipun saya hanya bekerja 1 hari di pabrik tetapi upah saya masih dibayar dan upah yang saya dapat untuk satu hari itu sebesar 80.000 won atau setara 1.000.000-an rupiah (upah semacam ini disebut sebagai untuk gaji yang dibayarkan dalam setiap bulan).Â