Mohon tunggu...
Azhariyah Fathya
Azhariyah Fathya Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Mahasiswa

saya hobi membaca buku novel dan lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Limbah B3 di Kampus : Langkah Nyata untuk Masa Depan Berkelanjutan

29 November 2024   08:29 Diperbarui: 29 November 2024   08:29 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Limbah B3 di Kampus : Langkah Nyata untuk Masa Depan Berkelanjutan"

Oleh

Azhariyah Fathya

Syifa Salsabila

Yogi Gunawan

Ghina Najwa Fadhilah

Nabila Adeftha

            Dalam era modern yang semakin menuntut keberlanjutan lingkungan, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menjadi salah satu isu penting di berbagai sektor, termasuk di lingkungan pendidikan tinggi. Berdasarkan survei terbaru oleh Environmental Protection Research Group tahun 2023, hanya sekitar 40% warga kampus di Indonesia yang memahami prosedur dasar pengelolaan limbah B3. Angka ini mengindikasikan adanya kesenjangan informasi dan kesadaran yang perlu segera diatasi.

            Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah jenis limbah yang mengandung zat atau senyawa berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia, makhluk hidup, dan lingkungan jika tidak dikelola dengan tepat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014, limbah B3 memiliki karakteristik khusus, seperti mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, korosif, atau bahkan infeksius. Limbah ini sering ditemukan dalam berbagai sektor, mulai dari industri, fasilitas kesehatan, hingga lembaga pendidikan seperti kampus, yang menghasilkan limbah B3 dari laboratorium kimia, limbah medis, hingga peralatan elektronik bekas.

Di lingkungan kampus, limbah B3 menjadi salah satu tantangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Berbagai aktivitas akademik, terutama yang melibatkan laboratorium, menjadi sumber utama limbah B3, seperti bahan kimia bekas praktikum, pelarut organik, dan limbah biologis. Sayangnya, banyak kampus belum memiliki sistem pengelolaan limbah B3 yang memadai, baik dari segi fasilitas, kebijakan, maupun kesadaran warga kampus. Hal ini menimbulkan risiko besar terhadap kesehatan warga kampus dan lingkungan sekitar.

Maka dari itu kami mengadakan sebuah survei yang melibatkan mahasiswa Universitas Andalas yang sering menggunakan laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran mereka.

Dari survei yang dilakukan 86,7 persen mahasiswa Universitas Andalas tahu mengenai limbah B3, namun 60% tidak mengetahui bagaimana pengelolaan limbah B3 yang baik dan benar dan laboratorium tidak memiliki prosedur tertulis tentang pengelolaan limbah B3.

Data tersebut membuktikan bahwasannya 6 dari 10 mahasiswa Universitas Andalas masih belum mengetahui bagaimana cara mengelola limbah B3 dengan tepat dan setiap laboratorium perlu meningkatkan prosedur tertulis mengenai pengelolaan limbah B3.

Pengelolaan limbah B3 di kampus seharusnya melibatkan beberapa langkah penting, seperti identifikasi jenis limbah, penyimpanan yang aman, pengangkutan oleh pihak berlisensi, serta pengolahan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Namun, implementasi langkah-langkah ini memerlukan pemahaman dan partisipasi aktif dari seluruh warga kampus, termasuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran melalui edukasi dan pelatihan, serta penyediaan prosedur tertulis, menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kampus yang ramah lingkungan dan bebas dari bahaya limbah B3.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun