Mohon tunggu...
Zhafirah Deza
Zhafirah Deza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Pelajar yang harusnya belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Dakwah Islam dengan Ilmu Konseling Islam

18 Januari 2022   10:44 Diperbarui: 18 Januari 2022   11:03 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Dakwah ialah aktivitas menyeru, memanggil serta mengajak orang lain untuk menuju ke jalan yg diridhai oleh Allah SWT. supaya bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sejalan dengan waktu kesadaran keberagamaan rakyat, kata dakwah akan semakin  diucap dalam bermacam-macam aktifitas dengan perbedaan makna keagamaan. Hal ini menjadi sesuatu yg lazim, sebab setiap aktifitas ketika ingin mengajak pada kebaikan selalu dimaknai dengan dakwah atau tabligh.

Islam memandang insan sebagai makhluk yang memiliki fitrah keimanan, mempunyai potensi logika, penglihatan, indera pendengaran dan hati. semua potensi tersebut mampu dijadikan untuk penunjuk jalan hidupnya, landasan moral untuk bertanggung jawab atas jalan yg dipilihnya, dan selalu berpikir positif dalam setiap gerak langkahnya untuk menggapai hari esok yg lebih baik. Islam mengajarkan manusia agar tidak terikat oleh masa lalu yang suram, demikian pula tidak boleh terpaku dan silau akan keberhasilan yang sudah dicapai. semua yg didapat, adalah ujian sekaligus amanat yg harus dipertanggung jawabkan kelak pada akhirat. oleh karena itu manusia harus beriman dengan cara mengendalikan diri, ikhtiar serta tawakal pada Allah SWT.

Posisi Bimbingan serta Konseling pada pilar-pilar ilmu kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan sambil berbenah diri ke dalam yakni menaikkan mutu keilmuannya, mempercanggih teknologi dan seni bantuannya dengan menjadikan pada personal good barulah common good (Lasan,2015). Hal ini sama dengan filosofis Bimbingan serta Konseling yakni Konselor/pengajar BK sebelum membuatkan diri menjadi fully person hendaknya terlebih dahulu mengetahui kelebihan dan kekurangannya.

PEMBAHASAN

Islam menjadi agama dakwah menuntut umatnya supaya selalu memberikan dakwah, karena kegiatan ini ialah kegiatan yang tidak pernah usai selama kehidupan di dunia masih berlangsung dan akan terus menempel dalam situasi serta syarat apa pun bentuknya dan coraknya. istilah dakwah ( ) merupakan: do'a, seruan, panggilan, ajakan, undangan, dorongan dan permintaan, berakar berasal dari kata kerja. "" yang berarti "berdo'a", memanggil, menyeru, mengundang, mendorong, serta mengadu.

Kepercayaan itu untuk mencari ridha tuhan. Dimana dzat yg paling tinggi artinya yang kuasa. agama Islam yang awalnya pandangan perihal tuhan berdasarkan rakyat pra Islam tetap mempercayai Allah Swt. tetapi mereka menjadikan berhala-berhala sebagai media atau mediator bukan sebagai yang kuasa. di dalam berhala itu, mereka mengibaratkan orang-orang shaleh. 

Sebab menurut mereka Allah itu terlalu agung untuk dibayangkan. Konstruksi dasar perihal kepercayaan yang dapat diartikan bahwa kepercayaan ialah suatu unsur primer yg membentuk ikatan antar manusia yg dalam skala makro diklaim menggunakan peradaban. kepercayaan berdasarkan mereka ialah suatu sistem keyakinan yang mana adapula yang mengartikan konsep kepercayaan ialah koonsep hutang piutang antara insan dengan Allah Swt. yang mencakup seluruh aspek kehidupan (dunia serta akhirat). pada konsep hutang piutang ini mempunyai 4 makna yaitu:

  • Keberhutangan
  • ketundukan
  • kekuatan hukum
  • kecenderungan alamiah.

Kepercayaan sendiri bisa melahirkan suatu kebudayaan. yang mana kebudayaan tadi akan dilakukan secara turun temurun serta terus menerus.

Kepercayaan saat dicermati dari segi kajian sosial artinya suatu pengakuan setiap masing-masing individu atau kelompok terhadap unsur suprasional yang menghipnotis pembentukan sistem dan kelembagaan pada tengah-tengah rakyat. oleh karena itu, agama wajib dilihat di segi universal yang posisinya juga sangat penting pada kehidupan bermasyarakat. di dalam kepercayaan terdapat nilai dan adat yang mengikuti suatu rakyat. 

Dimana ketertarikan tadi berlaku secara terus menerus yang kemudian menjadi suatu budaya di dalam masyarakat. aturan tersebut disebut sakral yang menuntut adanya kesepahaman diantara gerombolan tersebut. agama mempunyai kiprah yang sangat penting dimana hal tersebut memunculkan pro kontra didalamnya. 

Banyaknya persinggungan antara ilmu pengetahuan serta agama yang mengharuskannya untuk memunculkan kerangka berpikir yang dapat memersatukan unsur tersebut.

Maka, Bimbingan dan Konseling Islam Jika dicermati berasal dari sisi dakwah, bisa dijelaskan bahwa bimbingan serta konseling Islam adalah proses anugerah bantuan terhadap individu supaya bisa hidup selaras menggunakan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga bisa mencapai kebahagiaan hidup pada dunia serta akhirat. dalam konteks ini, kegiatan bimbingan konseling Islam dianggap sebagai proses anugerah bantuan, dalam arti bahwa bimbingan tidak memilih atau mengharuskan, melainkan hanya membantu individu. Individu dibantu, dibimbing, supaya mampu hidup selaras menggunakan ketentuan dan petunjuk Allah. hidup selaras menggunakan ketentuan Allah pada arti:

  • Hidup sesuai dengan kodrat yg ditentukan Allah, sesuai sunatullah, atau sesuai dengan hakikatnya menjadi makhluk Allah.
  • Hidup sesuai dengan panduan yang telah ditentukan Allah melalui Rasul-Nya.
  • Menyadari keberadaan diri menjadi makhluk Allah yang diciptakan untuk mengabdi pada-Nya.

Bimbingan dan konseling ialah suatu ilmu berusaha memfasiltasi pertumbuhan serta perkembangan manusia. menurut Hepner, Wampold, & Kivlinghan (2008) suatu profesi yang bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan serta perubahan positif pada individu wajib didasarkan di pengetahuan yang ada di sebuah realitas di luar keyakinan langsung penyandang profesi serta prasangka. oleh karena itu, sejumlah metode ilmiah dikembangkan untuk membentuk pengetahuan tadi. Ilmu memainkan kiprah penting dalam pengembangan pengetahuan menjadi dasar bagi profesi Bimbingan serta Konseling.

Disiplin Ilmu Bimbingan dan Konseling adalah ilmu pengetahuan yang mandiri berakar di filsafat serta agama, dia berkembang berasal dari disiplin-disiplin ilmu dasar yang terdiri atas psikologi, antropologi sosial, dan sosiologi (Tyler pada Wilkins and Perlmutter, 2016). Bagi Moynihan (2015) pengembangan posisi bimbingan dan konseling lebih tepat menjadi dampak asal pengaruh psikologi serta sosiologi, yang berintegrasi serta saling menguatkan antara filsafat serta disiplin ilmu sosial dasar dan melahirkan filsafat Bimbingan dan Konseling yang melandasi disiplin ilmu Bimbingan serta Konseling. 

Disiplin Ilmu Bimbingan serta Konseling didukung IPTEK, budaya, serta suasana lingkungan yang menjadi dasar untuk pengembangan teori serta praksis bimbingan dan konseling bukan hanya menfaat bagi peserta didik tetapi membawa manfaat bagi program sekolah, bagi orang tua, bagi pengajar, bagi administrator, bagi departemen pendidikan, manfaat layanan mahasiswa, serta manfaat konselor sekolah (Dorcas, 2010).

Tidak terdapat suatu filsafat bersama yang mempersatukan semua pendekatan konseling dan psikoterapi (Corey, 2010: 309). Konselor harus mengakui fenomena bahwa pandangannya perihal sifat insan hubungannya secara vital dengan pandangannya terhadap proses terapeutik dan mempunyai implikasi yang konkret bagi penerapan teknik-teknik terapeutik. Terdapat beberapa aspek filsafiah yang perlu dijadikan landasan pengembangan Bimbingan dan Konseling sebagai ilmu pengetahuan dan pengembangan praksis Bimbingan serta Konseling. Aspek-aspek itu dimaknai secara beragam, sesuai dengan pandangan filosofis asal pengembangnya sendiri. Aspek-aspek itu sekurang-kurangnya meliputi:

  • Hakekat manusia
  • Hakekat Komunikasi
  • Hakekat kelompok
  • Hakekat keluarga
  • Hakekat Karir
  • Hakekat Perkembangan
  • Hakekat Cinta
  • Sistem Nilai dan Etika

Dakwah dari bahasa "berarti mengajak, menyeru atau memanggil". Adapun dari kata, dakwah ialah "mengajak insan menggunakan cara yang bijaksana pada jalan yang benar berdasarkan perintah Allah, demi kebahagiaan serta kemaslahatan mereka di global serta di akhirat". dari sini dapat dipahami bahwa dakwah tidak hanya dikhususkan kepada umat Islam, namun pada seluruh umat manusia. Berasal dari segi manapun dakwah itu diarahkan, maka tujuan sentralnya ialah menginginkan perubahan di diri setiap individu atau kelompok masyarakat sebagai akibatnya mereka hidup senang di dunia juga di akhirat.

Berbicara tentang strategi yang bisa ditempuh pada penyampaian dakwah, ada baiknya diperhatikan pada al-Qur'an surat An-Nahl (16) ayat 125. pada ayat ini ditemukan 3 taktik dakwah yang baik, yaitu: al-hikmah, al-mau'izah al-hasanah, wajdilhum bi al-latiy hiya ahsan. untuk mengetahui makna ketiga metode tersebut, berikut ini akan diuraikan secara terinci.

Istilah al-hikmah dari bahasa berarti "mengetahui yang benar, istilah-istilah hikmah". Bila dikaitkan menggunakan konteks ayat, maka menyampaikan dakwah secara hikmah ialah terlebih dahulu mengetahui tujuan dan mengenal secara benar orang atau rakyat yang menjadi sasaran. seseorang juru dakwah wajib memakai aneka macam macam metode sesuai dengan realitas yang dihadapi dan perilaku masyarakat terhadap agama Islam, contohnya, memperhatikan situasi serta kondisi audiens, daerah dakwah akan disampaikan, dan sebagainya. Metode ini disebut juga menggunakan metode yang realistis-mudah. Maksudnya, juru dakwah wajib memperhatikan realitas yang terjadi di luar, baik di taraf intelektual, pemikiran, psikologis, juga sosiologis.

Istilah al-mau'izah secara bahasa berarti "pengajaran atau nasehat". Jadi, al-mau'izah al-hasanah ialah pengajaran atau nasehat yang baik. Bila dikaitkan menggunakan konteks ayat, maka frase qur'ani tersebut memberikan cara berdakwah yang disenangi, mendekatkan manusia kepadanya dan tidak menjerakannya, memudahkan dan tidak menyulitkan. seseorang juru dakwah wajib bersifat penuh kelembutan, tidak berupa larangan terhadap sesuatu yang tidak dihentikan, tidak menjelek-jelekkan atau membongkar kesalahan audiensnya. Kelemahan serta kelembutan pada menasehati, terkadang mampu meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar.

Kata al-mujdalah berarti "berbantah, berdebat". Jadi wa jdilhum bi al-latiy hiya ahsan, berarti melakukan percakapan atau bertukar pikiran menggunakan cara yang terbaik, sesuai dengan kondisi warga yang menjadi target dakwah. di antara tugas para juru dakwah adalah memasukkan orang-orang susah dikendalikan ke dalam target dakwah, mendekatkan mereka untuk mengikuti akidah yang sahih, meluruskan pikiran serta keimanan mereka, bukan membuatnya putus harapan, mengalahkan, atau membunuh mereka. Metode debat seperti itu, adalah cara mudah yang ideal untuk mencapai cita-cita mulia yang diharapkan. jika metode debat yang bijaksana itu menemui kegagalan, maka selanjutnya wajib dilakukan metodologi baru yang mampu mengesankan objek dakwah bahwa umat Islam ialah sahabat akrabnya ketika mencari kebenaran.

Ian G. Barbour menulis pada karyanya: when science meets religion: enemies strangers, or partners? serta nature, human, nature and god. lalu John F. Haughts menulis science and religion: from conflict to conversation. Barbour membagi hubungan sains dan agama ke dalam 4 tipologi yaitu konflik, independensi, obrolan, integrasi.

  • Tipe konflik ini mempunyai pandangan bahwa sains dan agama mempunyai pertentangan. pada hal ini pandangan tersebut mengharuskan seorang untuk menentukan salah satunya. Barbour menanggapi hal ini bahwa argument mereka itu keliru . Setiap pandangan baik berasal dari segi sains dan segi agama mempunyai kualitas serta porsinya masing-masing. sebagai akibatnya pada hal tersebut wajib diseimbangkan.
  • Tipe independensi yang menekankan perbedaan yang ada, pemisahan antara keduanya yaitu antara sains dan agama. karena intinya mereka itu mempunyai daerahnya sendiri yang tidak sama. saat hal ini bisa diatasi dengan adanya batasan untuk keduanya berpandangan menggunakan bagian masing-masing maka pertentangan tidak akan terjadi diantara keduanya.
  • Tipe dialog yang lebih komstruktif antara sains serta agama dibandingkan menggunakan kedua teori sebelumnya. Hal tersebut meneliti perihal kesetaraan antara metode sains dan agama. dalam membandingkannya dialog menekankan di pra-asumsi, metode serta konsep.
  • Tipe integrasi mempunyai tiga versi yang bebeda. pada natural theology bisa diambil kesimpulan bahwa eksistensi yang kuasa dapat dipandang dari bentuk penciptaan alamnya. Sedangkan theology of nature, pada pandangannya itu berada di luar sains dimana agama dan sains mempunyai kontribusi di pengembangan ilmu pengetahuan metafisika inklusif.

Harmonisasi ilmu pengetahuan serta agama Islam sebenarnya sudah merupakan perwujudan yang berasal dari bentuk satu kesatuan. yang mana saat tidak terdapat kesalahpahaman yang berlarut-larut maka ajaran agama Islam telah terelisasikan secara baik. karena agama Islam sendiri mempunyai ajaran-ajaran yang universal. Cara pandang suatu rakyat yakni pola pikir yang berasal dari warga tersebut. waktu ingin mendapatkan dan mengikuti budaya-budaya yang ada, baik itu berasal dari luar contohnya budaya barat, kita wajib benar-benar mengetahui apakah budaya tersebut pantas untuk diterapkan pada kepercayaan Islam atau tidak. Jadi setiap orang wajib mempunyai tameng yaitu keimanan yang mana hal tadi memakai Ajaran agama Islam yang benar serta lurus.

Ilmu pengetahuan (sains) serta agama tidak selamanya pada ruang lingkup yang bertentangan dan ketidaksesuaian. banyak ilmuwan yang mencari cara supaya pandangan tadi menjadi sebuah kerharmonisan diantara ilmu pengetahuan serta kepercayaan . dalam hal ini, peran ilmu pengetahuan serta kepercayaan sangatlah penting dalam kehidupan manusia. agama adalah suatu tuntutan, petunjuk, adat, atau panduan yang tercantum pada kitab suci. Sedangkan sains mempunyai peran pada hubungan serta komunikasi yang terbangun dalam suatu masyarakat.

Integrasi dakwah Islam menggunakan keilmuan bimbingan dan konseling Islam dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap seleksi, tahap editing dan tahap review. pada tahap seleksi, artikel yang diterima yaitu yang mengangkat tema sama menggunakan keilmuan BKI (BKI Sekolah atau BKI rakyat) serta Dakwah (bil lisan, bil qolb atau bil hal). sehabis diseleksi, lalu manajer editor memberikan artikel kepada para editor sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing editor. dalam proses editing, seorang editor juga boleh menambahkan dalil-dalil atau penerangan yang sesuai menggunakan ajaran Islam pada variabel atau pada konflik penelitian. Sedangkan pada proses review, reviewer melakukan peninjauan ulang untuk memastikan bahwa artikel yang diedit telah sesuai dengan menggunakan bidang keilmuan editor dan telah sesuai menggunakan keilmuan dakwah Islam serta bimbingan konseling Islam.

KESIMPULAN

Agama adalah bagian dari dakwah sang sebab itu dakwah. kepercayaan bisa menjadi mediator tergantung cara manusia melihat baik dan buruknya atau bisa menjadi identitas semata. agama dari segi universalnya dapat menjadi budaya pada warga . Dakwah jika dipandang dari sisi bimbingan dan konseling mampu membantu individu atau kelompok ketika menghadapi permasalahannya. Bimbingan dan konseling mempunyai peran penting pada hidup manusia oleh sebab itu Jika individu ataupun kelompok mempunyai persoalan mencari penyelesaiannya dengan cara bercerita pada sahabat dekatnya kalaupun permasalahannya tidak bisa diselesaikan maka dapat pergi ke konselor.

Ilmu dasar dari pengetahuan dan agama mampu berkembang menjadi bimbingan serta konseling, mampu juga sebagai filsafat yang menerapkan teraupetik dan teknik-tekniknya. dari keempat tipologi konflik, independensi, obrolan, dan integrasi semuanya mengalami perkembangan serta perubahan dan semuanya ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan serta agama.

REFERENSI

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/604/617

https://www.researchgate.net/publication/334518620_INTEGRASI_DAKWAH_ISLAM_DENGAN_KEILMUAN_BIMBINGAN_DAN_KONSELING_ISLAM_DALAM_JURNAL_HISBAH_JURNAL_BIMBINGAN_KONSELING_DAN_DAKWAH_ISLAM

https://media.neliti.com/media/publications/177180-ID-fondasi-keilmuan-bimbingan-dan-konseling.pdf

https://journal.walisongo.ac.id/index.php/wahana/article/view/4848/pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun