Pemerintah dapat memberikan kebijakan berupa Dana Bos, dengan memberikan dukungan operasional yang akan langsung disalurkan ke sekolah-sekolah di daerah 3T. Siswa yang kurang mampu pada daerah 3T seharusnya menerima beasiswa karena sulitnya untuk mendapatkan akses dan fasilitas yang memadai.
Pendidikan di daerah 3T juga memerlukan adanya digitalisasi. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa beliau akan membagikan laptop, dan juga akan memastikan bahwa daerah 3T memiliki akses internet. Dengan terpenuhinya kedua hal tersebut, maka daerah 3T dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknologi, sehingga tidak terjadi kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan daerah 3T.
Kemudian yang terpenting adalah Guru. Pendidikan di daerah 3T memerlukan guru-guru yang berkualitas. Masalah yang sering dihadapi di daerah 3T adalah kurangnya guru-guru yang berkualitas sehingga dapat menurunkan kualitas pendidikan di daerah 3T. Pemerintah perlu memberikan reward agar memotivasi para guru yang profesional untuk dapat mengajar di daerah-daerah terpencil karena mereka berperan penting dalam pemerataan pendidikan dan mengurangi angka putus sekolah.
Daftar Pustaka
Shaina, P. (2022, Desember 8). Lika-Liku Masalah Pendidikan di Daerah 3T. Sahabat Pedalaman. https://blog.sahabatpedalaman.org/pendidikan-daerah-3t/
Sholihah Rosmana, P., dkk. (2022). Upaya Pemerataan Pendidikan Berkelanjutan Di Daerah 3T. Attadib: Journal of Elementary Education, 6(2), 408. https://www.jurnalfai-uikabogor.org/index.php/attadib/article/view/1212/764
Syafii, A. (2018). Perluasan dan Pemerataan Akses Kependidikan Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 4(2), 156. https://journal.unipdu.ac.id/index.php/dirasat/index
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H