Mohon tunggu...
PenaZevanya.
PenaZevanya. Mohon Tunggu... Penulis - Siswa/Penulis 'Karet, dan Getah'

Sejak usia tujuh tahun, saya gemar menulis. Saya mudah jatuh cinta dengan buku-buku jadul, meski halamannya lecek dan keriting bagai rambut yang habis dicatok. I'm extremely flexible, so artikel-artikel yang saya tulis di sini beragam, agar kalian tidak mempunyai ruang untuk kebosanan, hehe! sekaligus agar saya mendapatkan cuan-cuan wangyԅ(¯﹃¯ԅ).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Yang Lagi Viral: Glitch in the Matrix

6 Oktober 2024   08:30 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ebaumsworld.com/pictures/19-times-there-was-a-glitch-in-the-matrix/85862170/?image=85862179

Apa itu "Glitch in the Matrix"?

Istilah "Glitch in the Matrix" berasal dari film The Matrix yang rilis pada tahun 1999, di mana dunia kita digambarkan sebagai simulasi komputer yang dikendalikan oleh mesin. Dalam film itu, karakter-karakternya mengalami apa yang disebut glitch, yaitu kejadian-kejadian kecil yang tidak masuk akal, seperti melihat hal yang sama terjadi dua kali berturut-turut—seperti "déjà vu." Glitch ini dianggap sebagai tanda bahwa ada gangguan dalam sistem simulasi.

Dalam kehidupan nyata, "Glitch in the Matrix" digunakan untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang sulit dijelaskan dan tampak seolah-olah ada kesalahan dalam "realitas" kita. Contohnya, ketika kalian melihat seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mungkin atau ketika benda di sekitar kalian tiba-tiba "berpindah" tanpa ada penjelasan logis.

Teori-teori yang Menjelaskan "Glitch in the Matrix".

Ada beberapa teori untuk menjelaskan fenomena-fenomena ini, baik dari sudut pandang populer maupun ilmiah:


1. Teori Simulasi.

Teori ini adalah konsep dasar dari "Glitch in the Matrix." Menurut teori simulasi, seluruh alam semesta kita ini sebenarnya adalah simulasi komputer yang diciptakan oleh entitas dengan kecerdasan tinggi. Mungkin 5G? EH-- Salah, 5D(Aku baru aja bikin teori, gais, WKWKWKW). Lanjut, tokoh seperti Nick Bostrom, yakni seorang filsuf, pernah mengajukan gagasan bahwa kemungkinan besar kita hidup dalam simulasi. Jika ini benar, maka hal-hal aneh yang kita alami adalah hasil dari gangguan atau kesalahan kecil dalam sistem yang mengatur simulasi ini—seperti bug dalam program komputer.

2. Fenomena Quantum dan Multiverse.

Tidak jarang juga orang percaya bahwa glitch ini bisa dijelaskan oleh teori-teori fisika yang lebih kompleks, seperti teori multiverse. Teori ini mengusulkan bahwa mungkin saja terdapat banyak alam semesta yang eksis bersamaan, dan terkadang ada tumpang tindih yang menyebabkan kita "mengintip" ke realitas lain sejenak. Dalam fisika kuantum, ada konsep yang dikenal sebagai superposisi, di mana partikel-partikel dapat berada di lebih dari satu tempat pada waktu yang sama. Sebagian orang menyukai gagasan bahwa pengalaman glitch adalah manifestasi dari efek kuantum dalam kehidupan sehari-hari, namun, ini masih spekulatif dan belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Meskipun begitu, teori ini juga agak masuk akal bagi aku, karena NASA belum menyelusuri supercluster galaksi.


3. Kesalahan Persepsi dan Bias Kognitif.

Seringkali yang kita anggap sebagai glitch hanyalah kesalahan persepsi kita. Otak kita tidaklah sempurna dan belum matang sebelum usia ke 25, jadi, kita bertendensi membuat asumsi berdasarkan pola-pola yang dikenal. Contoh yang sederhana adalah fenomena pareidolia, yaitu kecenderungan kita untuk melihat pola yang dikenali—di objek acak. Misalnya, melihat wajah di awan atau di permukaan bulan. Dalam kasus “glitch”, otak kita mungkin saja sedang menyatukan informasi dari lingkungan dan berusaha membuatnya masuk akal, bahkan ketika sebenarnya informasi tersebut tidak jelas atau tidak lengkap. Contohnya gambar berikut(perhatikan baik-baik):

https://www.facebook.com/MOLEKEZIKA15/
https://www.facebook.com/MOLEKEZIKA15/

Kalau kalian memperhatikan baik-baik, gambar di atas menunjukkan pola awan yang membentuk Tuhan orang Kristen dan Katolik, Tuhan ku, Tuhan Yesus. 

Selain itu, ada yang disebut konfirmasi bias, yaitu kecenderungan otak kita untuk lebih memperhatikan hal-hal yang sesuai dengan keyakinan kita. Jika kita meyakini bahwa hal-hal aneh tsb adalah bukti bahwa kita hidup dalam simulasi, maka otak kita akan lebih sering “menangkap” dan mengingat kejadian-kejadian yang mendukung keyakinan itu, sementara mengabaikan atau melupakan yang tidak mendukung teori tsb.


4. Déjà Vu: Momen yang Sepertinya Pernah Terjadi.

Salah satu pengalaman paling umum yang sering disebut sebagai "glitch" adalah déjà vu. Kata ini berasal dari bahasa Prancis yang berarti "sudah terlihat." Déjà vu adalah perasaan yang sangat kuat bahwa kalian pernah mengalami situasi tertentu sebelumnya, padahal secara rasional itu tidak mungkin terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun