Mata ini memandang jauh gemerlap kota
Berkilau bak mutiara bertabur di mahkotaÂ
Di tengah riuh berisik suara klakson bus kotaÂ
Hanya senyap ditemani bisik hati penuh kata-kataÂ
Kau mencerap indahnya sejuk pemandangan alam hijauÂ
Daun kelapa melambai-lambai masih dapat terekam matakuÂ
Kau nikmati suara merdu indahnya nyanyian syahduÂ
Mendayu-dayu alunan melodi lagu tapi abai di pendengarankuÂ
Andai aku bisa menghayati indahnya lantunan ayat RabkuÂ
Andai aku bisa menikmati lembutnya nasehat ibukuÂ
Andai aku bisa menikmati keintiman bercengkrama keluargakuÂ
Tapi hanya mimik wajahmu yang bisa terbaca olehkuÂ
Kusadari diriku berbeda dengan kamuÂ
Kusyukuri takdirku karena tiada sia kreasi TuhankuÂ
Ikhlas menjalani hidup dalam dunia sunyikuÂ
Tanpa menyudutkan Ilahi Rabbi PenciptakuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H