Mohon tunggu...
Zetty Azizatun Nimah
Zetty Azizatun Nimah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca dan menulis, travelling, mengajar, bercerita, melakukan sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merajut Cinta Terpendam

16 November 2024   22:35 Diperbarui: 17 November 2024   01:28 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debaran hati dan degub jantung rapih berdetak-detak

Rindu membuncah sekedar mendengar suara merdu kekasih hati

Tatapan syahdumu meruntuhkan egoku dan rasa yang bergejolak

Senyumanmu menggoyahkan relung jiwa paling tinggi

Bagaimana kumerajut rasa tuk menafsirkan cintanya yang tak tertebak

 

Bayangmu menari-nari secara erotis di pelupuk mata

Klebatanmu menarik ekor mataku tuk menelusuri sosokmu

Wangimu menyeruak hidung bak bunga bertebar di padang sahara

Kharismatikmu mendebarkan hatiku untuk terus mengagumimu

Hadirmu menggetarkan realita yang kudekap dengan erat di dada

 

Kau sekedar fatamorgana yang menyilaukan mata

Keberadaanmu adalah antara kenyataan dan khayalan

Adamu bukanlah sesuatu yang kuinginkan tapi bersemayam di dada

Wujudmu tak bisa terelakkan terus memenuhi ruang fikiran

Apa daya diri ini menolak hadirmu dalam imajinasi yang terasa nyata

 

Bak beningnya embun merindukan menetes kala teriknya matahari

Bagaikan hujan berharap tidak jatuh di saat gelapnya mendung

Ibarat semburat pelangi meminta memancar di malam hari

Laiknya gemericik air melawan besarnya ombak yang bergulung

Berat beban ini menolak yang ada untuk memendam rasa hati

 

Rasa itu Indah tapi tidak layak ku beritakan

Diamnya wanita di depan sosok yang dicintai

Akan ambrol menjadi kata-kata air mata yang beruntaian

Beban rindu cinta ini akan indah kurasa dan kunikmati

Karena takdirku harus tetap merajut cinta yang terpendam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun