Sebagai produk sampingan dari penelitian mereka, mereka dapat menentukan bahwa SARS-CoV-2 tidak dimanipulasi secara genetik. "Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia untuk jenis virus korona yang diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata salah satu peneliti, ahli imunologi Scripps Research Kristian Andersen, pada saat itu.
Tapi, ini baru satu dari sekian berita tidak benar di luar sana. Karena pada dasarnya, otak manusia seringkali merespon informasi dengan cepat tanpa konsentrasi, ini yang membuat kita dengan mudahnya tertipu oleh berita palsu tentang apa pun, termasuk Corona. Sebauh penelitian di Amerika Serikat menemukan, 25% responden percaya berita hoax dan 35% di antaranya mengaku mau menyebarkan berita itu. Kalau sudah begini, berita yang judulnya mengagetkan pun sekilas bisa masuk akal dan akhirnya menyebar luas.
Jadi, hoax dan teori konspirasi di luar sana memang sebanyak pasir di pesisir pantai. Maka coba bayangkan, akan sejahat apa kita, kalau dari jutaan orang yang di PHK, ratusan ribu orang yang meninggal, ribuan tenaga medis yang harus banting tulang tiap harinya, sedangkan kita masih menganggap ini semua cuma kebohongan belaka.Â
Oleh karena itu, mari kita lawan hoax dan teori-teori tidak jelas dengan cara selalu berpikir kritis dalam menghadapi berita. Karena di tengah pandemi ini, penting sekali untuk kita semua mendapatkan informasi yang berguna dalam melawan penyebaran Virus Corona.
Terutama, di dalam  keadaan seperti sekarang orang-orang yang ekonominya paling terdampak sangat membutuhkan kita dan melihat ini semua, sebenarnya masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka. Berbagilah informasi yang nyata dan bermanfaat , berilah lebih untuk tukang ojek, tukang sayur, dan warung-warung kecil di sekitar kita, sediakan perhatian, bahkan kebutuhan untuk tenaga medis di garda terdepan. Selain itu, tentunya bantulah juga diri kita sendiri. Dunia pasti akan berubah dan kita juga harus bisa beradaptasi, kita mesti bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk memperkaya wawasan dan keahlian-keahlian baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H