Mohon tunggu...
Zeta Raihan
Zeta Raihan Mohon Tunggu... Penulis - your skinny friend

not the best, but still good

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mungkinkah Virus Corona Permainan Elite Global?

22 November 2020   21:26 Diperbarui: 22 November 2020   22:12 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak Virus Corona pertama kali menyerang manusia, segala macam berita langsung menyebar secepat kilat. Satu dunia panik. Hampir tidak ada negara yang bisa hidup damai. Hampir semua orang menjadi ikut panik dan takut dengan virus ini. Entah karena berita yang bertebaran, atau karena ada keluarganya yang ikut tertular. 

Dan bisa ditebak, dari ribuan bahkan jutaan cerita dan berita yang menyebar, tidak sedikit yang informasinya membuat kita bertanya-tanya juga. Bahkan ada beberapa berita besar yang bisa mengubah pandangan kita dengan tahun 2020 ini. Tentu, kita tidak boleh percaya begitu saja tanpa memastikan fakta yang  sebenarnya. Tapi, kalau dipikir-pikir, apakah mungkin Virus Corona ini hanya rekayasa segelintir orang?

Jawaban singkatnya, tidak terbukti . Dan tentu saja dampak virus ini sangat nyata, dari orang terkenal sampai masyarakat biasa sudah menjadi saksi penyakitnya. Mulai dari aktor terkenal Tom Hanks; Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson; bahkan sampai Menhub RI, Budi Karya Sumadi pun, ikut tejangkit virus ini. 

Mungkin belakangan ini kita sudah tidak pernah memperhatikan kenaikan jumlah kasus positif Corona lagi. Tapi faktanya, menurut sumber informasi Worldometer : Corona Virus Update mencatat, sudah ada total kasus hingga 58,6 juta, dengan total korban jiwa mencapai 1,38 juta jiwa, dan sembuh 40,5 juta jiwa.

Mulai dari krisis kesehatan, pekerjaan, keuangan, hingga politik semuanya campur aduk jadi satu. Kita ambil contoh ekonomi, yang di mana semua aktivitas sedang dibatasi tanpa tanggung-tanggung, hasilnya banyak negara yang tidak bisa menjamin jalannya produksi. Dan begitu produksi turun, otomatis tidak ada yang bisa dijual dan pendapatan juga berkurang drastic. 

Dalam data terbarunya, OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menyebut bahwa COVID-19 akan membuat ekonomi global mengalami penurunan pertumbuhan hingga tersisa 2,4 persen di tahun 2020, turun dari proyeksi  tahun sebelumnya yang mencapai 2,9 persen.

Maka dari itu mungkin kita berpikir masalah sebesar ini rentan disederhanakan menjadi permainan satu pihak yang berkuasa di atas sana. Hal tersebut merupakan Bias Proporsionalitas, yang berarti kecenderungan manusia untuk mengasumsikan bahwa sesuatu yang besar terjadi karena sesuatu yang besar pula, begitu juga sebaliknya. 

Skeptiseme ini seringkali muncul di kalangan kita sebagai masyarakat modern yang terpengaruh arus globalisasi. Sehingga kita lupa bahwa masalah yang besar itu tidak harus berasal dari penyebab yang besar juga. Bisa saja dari penyebab yang kecil, seperti virus. Virus yang menurut sebagian orang dibuat oleh segelintir kaum elit yang mau menguasai dunia. Pertanyaannya, benarkah begitu?

Tentu saja tidak begitu. Para ilmuwan sudah melakukan riset dan penelitian terkait virus ini, mereka membuktikan bahwa Virus Corona bukan senjata biologis maupun virus yang dibuat di laboratorium. Untuk membuat virus, kita memerlukan materi genetik penyusun virus yang sudah ada. Tapi Virus Corona ini berbeda, penyusunannya belum pernah diketahui sebelumnya. "Semua bukti sejauh ini menunjukkan fakta virus COVID-19 secara alami berasal dan bukan buatan manusia," jelas ahli imunologi Nigel McMillan dari Menzies Health Institute Queensland. 

Para peneliti menyelidiki data genomik SARS-CoV-2 terutama bagian reseptor-binding domain (RBD) dari virus, untuk mencoba dan menemukan bagaimana virus itu bermutasi. 

Sebagai produk sampingan dari penelitian mereka, mereka dapat menentukan bahwa SARS-CoV-2 tidak dimanipulasi secara genetik. "Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia untuk jenis virus korona yang diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata salah satu peneliti, ahli imunologi Scripps Research Kristian Andersen, pada saat itu.

Tapi, ini baru satu dari sekian berita tidak benar di luar sana. Karena pada dasarnya, otak manusia seringkali merespon informasi dengan cepat tanpa konsentrasi, ini yang membuat kita dengan mudahnya tertipu oleh berita palsu tentang apa pun, termasuk Corona. Sebauh penelitian di Amerika Serikat menemukan, 25% responden percaya berita hoax dan 35% di antaranya mengaku mau menyebarkan berita itu. Kalau sudah begini, berita yang judulnya mengagetkan pun sekilas bisa masuk akal dan akhirnya menyebar luas.

Jadi, hoax dan teori konspirasi di luar sana memang sebanyak pasir di pesisir pantai. Maka coba bayangkan, akan sejahat apa kita, kalau dari jutaan orang yang di PHK, ratusan ribu orang yang meninggal, ribuan tenaga medis yang harus banting tulang tiap harinya, sedangkan kita masih menganggap ini semua cuma kebohongan belaka. 

Oleh karena itu, mari kita lawan hoax dan teori-teori tidak jelas dengan cara selalu berpikir kritis dalam menghadapi berita. Karena di tengah pandemi ini, penting sekali untuk kita semua mendapatkan informasi yang berguna dalam melawan penyebaran Virus Corona.

Terutama, di dalam  keadaan seperti sekarang orang-orang yang ekonominya paling terdampak sangat membutuhkan kita dan melihat ini semua, sebenarnya masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka. Berbagilah informasi yang nyata dan bermanfaat , berilah lebih untuk tukang ojek, tukang sayur, dan warung-warung kecil di sekitar kita, sediakan perhatian, bahkan kebutuhan untuk tenaga medis di garda terdepan. Selain itu, tentunya bantulah juga diri kita sendiri. Dunia pasti akan berubah dan kita juga harus bisa beradaptasi, kita mesti bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk memperkaya wawasan dan keahlian-keahlian baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun