Perbedaan kadar kalsitonin pada pria dan wanita
The Japan Endocrine Society melaporkan bahwa tingkat kalsitonin lebih tinggi pada pria dibandingkan dengan wanita. Pada kadar kalsitonin yang rendah, prevalensi wanita untuk mengidap kanker tiroid lebih tinggi dan lebih sering ditemui 4-8 kali dibandingkan pada pria (Machens et al. 2009). Selain kedua jurnal tersebut, masih banyak penelitian lain yang mendukung hal tersebut dengan menyatakan hal yang sama. Hal ini disebabkan oleh kepadatan sel C parafolikuler pada pria lebih banyak dari dua kali lipat daripada wanita (Ito et al. 2020). Dengan perkembangan teknologi yang kian bertambah, tentunya kasus ini masih memerlukan uji dan penelitian lebih lanjut.
Tolak ukur dalam menentukan ada atau tidaknya nodul ganas tidak hanya ada pada kalsitonin, masih banyak uji yang bisa dilakukan secara bersamaan demi akurasi dan ketepatan diagnosis kanker karsinoma tiroid ini. Misalnya uji terhadap hormon T3 dan T4. Keganasan nodul yang berpotensi mengancam kesehatan tidak mungkin diprediksi hanya melalui satu uji saja. National Cancer Institute  menyatakan bahwa faktor yang menjadi penyebab lebih banyak wanita yang didiagnosis mengidap kanker tiroid sangat banyak dan kompleks. Maka, dari pernyataan tersebut langkah diagnosis dan faktor penyebabnya masih sangat luas dan masih belum diketahui secara pasti, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Bisa saja hormon esterogen wanita memainkan peran penting dalam adanya kecenderungan berdasarkan jenis kelamin ini.
Untuk menyimpulkan seluruh penjabaran yang telah diberikan, benar adanya bahwa wanita memiliki kecenderungan dalam mengidap kanker tiroid dibanding laki-laki. Temuan terbarunya adalah kalsitonin memiliki korelasi dengan keberadaan kanker pada jaringan tiroid sehingga menjadi salah satu marker-nya. Ito et al. menduga bahwa perbedaan jumlah kalsitonin ini disebabkan oleh perbedaan jumlah sel C parafolikuler yang lebih banyak pada pria. Metode yang diketahui lebih baik dalam mendeteksi kadar kalsitonin adalah electrochemiluminescence immunoassay/ECLIA tetapi diperlukan uji lain agar diagnosis kanker tiroid lebih akurat dan pasti.
Daftar Pustaka
Ito Y, Kaneko H, Sasaki Y, Ohana N, Ichijo M, Furuya F, Suzuki S, Suzuki S, Shimura H. 2020. Calcitonin levels by ECLIA correlate well with RIA values in higher range but are affacted by sex, TgAb, and renal function in lower range. Endocrine Journal. 67 (7): 759-770.
Machens A, Hoffmann F, Sekulla C, Dralle H. 2009. Importance of gender-spesific calcitonin thresholds in screening for occult sporadic medullary thyroid cancer. Endocrine-Related Cancer. 16 : 1291-1298.
Parura Y, Pontoh V, Merung M. 2016. Pola kanker tiroid periode Juli 2013-Juli 2016 di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Jurnal e-Clinic. 4 (2): 1-6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H