Sungguh disayangkan, akhir riwayat jenderal bintang dua, Napoleon Bonaparte. Hanya beberapa langkah lagi mendapatkan posisi tertinggi di tubuh kepolisian, dirinya justru jatuh. Nama besar yang tersemat kepadanya tidak mencerminkan jiwa kepemimpinan seorang Napoleon Bonaparte.
Jika Napoleon Bonaparte menghancurkan tentara musuh menggunakan keunggulan artileri, maka Irjen Napoleon membunuh kariernya sendiri menggunakan keunggulan pangkatnya.
Kisah keduanya mungkin akan sama, walaupun tidak dapat diprediksi keberuntungan Napoleon mana yang akan berpihak. Bila sang kaisar Prancis harus menyerah dari Inggris pada pertempuran Waterloo dan dibuang ke Pulau Saint Helena sampai akhir hayatnya, semoga saja Irjen Napoleon bisa sedikit mendapatkan waktu untuk memperbaiki diri selama diasingkan ke dalam bui. (z)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H