Mohon tunggu...
Zera Zetira Putrimawika
Zera Zetira Putrimawika Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist

Detoxing for Discernment | Student of Education, Linguistics, Ushuluddin | I'm playing piano and badminton

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Adu Rayu Blanc dan Poirot

27 Desember 2019   18:45 Diperbarui: 27 Desember 2019   18:43 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar nama belakang Blanc, tentu kalian yang baru-baru ini menonton film besutan sutradara Rian Johnson, masih sangat ingat dengan tokoh detektif santai namun serius Benoit Blanc, dalam film Knives Out. Kemudian selanjutnya, pertanyaan yang timbul apakah ada hubungan Blanc dengan Poirot? Tentu ada. Keduanya sama-sama adalah seorang detektif. Bila Blanc adalah tokoh fiktif yang dibuat khusus untuk film Knives Out, maka Poirot adalah tokoh fiktif novel misteri milik Agatha Christie, di mana ia digambarkan sebagai seorang detektif asal Belgia, Hercule Poirot.

Tulisan ini sebetulnya merujuk pada perbandingan film Knives Out yang teranyar rilis di tahun ini, dengan film Murder on the Orient Express yang tayang dua tahun lebih awal, yaitu di tahun 2017.

Ketika Knives Out mendadak hype di kalangan penonton masa kini, kami--- termasuk juga saya, yang sebelumnya menyaksikan Murder on the Orient Express mau tak mau membuka kembali memori di kepala dan berupaya memberi perbandingan. Bukan tidak mungkin perbandingan dapat dilakukan, mengingat alur cerita, tujuan akhir, hingga klimaks yang hampir bisa dikatakan sama dalam film bergenre thriller ini.

Tentunya, tulisan ini tidak berupaya memberi nilai lebih buruk atau lebih baik di antara kedua film. Melainkan hanya sekadar mencari perbedaan dan persamaan, yang mungkin bisa menjadi sebuah bacaan yang menyenangkan bagi pencinta film detektif. Meski walaupun mungkin penonton lain, seperti saya, menemukan lebih banyak persamaan di antara kedua film ini, saya pribadi hanya akan menjabarkan dua poin, yang menurut saya paling mirip namun juga paling berbeda dari kedua film tersebut.

WARNA TRAILER YANG BERBEDA

Ketika trailer Knives Out pertama kali diluncurkan, saya langsung teringat sebuah cerita dongeng berlatar belakang istana yang megah. Dengan detail perabotan superkuno dan antik. Saya langsung menebak film ini berlatar belakang tahun 50-an. Namun, setelah menonton filmnya, rupanya tebakan itu keliru. 

Rumah dan isinya yang kelewat besar dan mistis ternyata tidak ada kaitannya dengan waktu, melainkan terkait dengan karakter salah satu tokoh utama, yaitu Harlan Thrombey yang berusia 85 tahun dan merupakan penulis novel misteri.

Sementara dalam film Murder on the Orient Express, latar pertama yang ditonjolkan, sudah pasti, adalah kereta, dengan penampilan dan gaya berbusana orang-orang ala tahun 70-an. Dan, ternyata penampilan tersebut memang berkaitan dengan waktu nyata kehidupan Hercule Poirot yang digambarkan Christie dalam rentang novelnya antara tahun 1920 hingga 1975.

Kemudian suasana yang ditimbulkan dalam trailer pun memiliki warna yang berbeda. Pembukaan musik dan sinematografi Knives Out, membawa penonton kepada teka teki yang menarik, seperti sebuah permainan atau games yang harus dipecahkan. 

Dengan gradasi warna yang lebih colorful, penonton sudah bisa 'sedikit' menebak, akan ada unsur komedi di dalamnya. Apalagi ditambah beberapa adegan slowmotion, yang bukannya membuat tegang, justru membuat penonton semakin tertarik layaknya sebuah reality game.

Dan, sementara dalam Murder on the Orient Express, suasana yang diciptakan cenderung suram, kaku, serius, dan sedikit membosankan di dalam trailer. Di mana di awal trailer, diperlihatkan suasana di dalam kereta, beserta para penumpangnya dengan posisi close up dan dalam keadaan tegang dan serius. 

Belum lagi nuansa warna sedikit gelap yang menandakan bahwa film ini benar-benar serius dan mengajak penonton untuk ikut berpikir keras dan mencari sang pembunuh dalam film.

Knives Out dan Murder on the Orient Express, sama-sama menonjolkan karakter setiap suspect dalam film dibandingkan dengan tokoh utamanya; detektif dan korban. Seakan dari trailernya saja kita sudah dipersilakan ikut menebak siapakah sang pembunuh.

Bila Knives Out lebih kepada upaya perebutan warisan yang sangat dramatis, maka Murder on the Orient Express adalah upaya balas dendam yang sangat tragis.

SANG DETEKTIF DAN SANG KORBAN

Berbicara mengenai cast, saya sempat khawatir kalau Daniel Craig tidak bisa lepas dari sosok "James Bond" yang melekat pada dirinya. Namun, ketika ia harus memerankan tokoh detektif Blanc, beberapa menit awal dalam film saya berusaha melepaskan bayang-bayang bond, meski tidak berhasil. 

Barulah pada pertengahan film, Craig muncul menjadi seorang Blanc yang sedikit menyebalkan, santai, namun juga pemikir keras. Tentunya diikuti oleh berbagai tingkah lakunya sebagai detektif usia 40 tahun yang membara semangatnya dan bergaya modern.

Sementara Hercule Poirot, karena berusia cukup tua dibanding blanc, maka ia memiliki perangai yang sedikit lebih kaku, jauh kesan konyol atau humoris seperti Blanc.

[beberapa aktor pernah memerankan Hercule Poirot dalam film yang diangkat dari novel christie, dan saya akan membandingkannya dengan kenneth branagh dalam tulisan selanjutnya]

Kenneth Branagh sendiri meski namanya awam bagi orang-orang yang mungkin tidak terlalu mencintai film, tetapi memiliki prestasi yang tidak kalah hebat dengan Craig. Bila Craig dikenal sebagai agen 007, Branagh terkenal sebagai aktor irlandia yang pernah membawa pulang Emmy Award dan Academy award. Penghargaan itulah yang membuat ia begitu piawai memerankan tokoh Poirot, lengkap dengan ekspresi berpikirnya yang serius dan wibawa seorang detektif kawakan dengan kumis tebal.

Lalu, berbicara soal korban yang dibunuh, kedua film ini sama-sama memunculkan karakter orang penting atau orang berkuasa sebagai pihak yang terbunuh. Bila Knives Out mengungkap misteri kematian seorang novelis, maka Murder on the Orient Express mengungkap kematian seorang pengusaha kaya raya. 

Saya rasa, kesamaan itu lantaran memang di sanalah letak daya jual sebuah film detektif. Sedikit tidak mungkin, bila kematian tokoh yang notabene hanya orang biasa, lalu menurunkan detektif andal untuk menyelidikinya.

Sedikit perbedaannya hanyalah, bila Thrombey dicurigai dibunuh oleh keluarga sendiri, maka sang pengusaha terbunuh, Edward Ratchett, diduga dibunuh oleh salah seorang penumpang kereta atau karyawannya. Bila Knives Out lebih kepada upaya perebutan warisan yang sangat dramatis, maka Murder on the Orient Express adalah upaya balas dendam yang sangat tragis.

PENUTUP

Kedua film ini rasanya cocok bertengger di puncak box office karena keberanian mereka mengacak-acak tebakan para penonton dan membuat penonton tidak hanya menikmati tiap adegan di dalam bioskop, tetapi juga ikut berpikir melalui benang merah yang telah diulurkan. Satu hal yang saya sayangkan dari film Knives Out sendiri adalah, jawaban yang terlalu dini digambarkan di awal film. Seperti ketika belum setengah film, terungkap sudah bahwa Thrombey benar-benar bunuh diri dan Marta Cabrera menjadi suspect. 

Dan scene ransom, suspect utama dan sebenarnya, yang terlalu sering muncul baik di dalam trailer maupun di dalam film, membuat saya pribadi sebagai penonton, mudah menebak bahwa ialah pelakunya bahkan sebelum sampai setengah film saya tonton. Saya rasa, di situlah titik perbedaan mendasar antara Knives Out dan Murder on the Orient Express. Sehingga mau tak mau harus diakui, Murder on the Orient Express membuat penonton berpikir jauh lebih lama dan lebih tegang, dibandingkan ketika menonton Knives Out.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun