"Islam lah satu-satunya Ajaran. yang lain hanyalah ilusi yang dibuat manusia."
"Lagi-lagi kekakuanmu muncul. Tidak mungkin Islam adalah satu-satunya Ajaran, lalu mau dikemanakan ajaran-ajaran lain itu?"
"Katakan padaku, Rahma, kalau supir bus yang kita tumpangi sekarang ini dihadapkan pada ribuan jalan yang semua mengklaim arahnya benar, apakah supir itu akan bingung?"
"Kalau dia bingung ya tinggal buka peta atau buku petunjuk rute"
"Pintar kamu. Lalu apakah sebagai pengganti Tuhan di muka bumi, kita tidak diberi peta atau petunjuk rute baku?"
"Tsk. Peta kan bisa dibuat berwarna-warni dan bermacam-macam!"
"Benar, berwarna-warni dan bermacam-macam. Tapi hanya satu bentuk peta atau petunjuk rute yang benar-benar akan membawa sang supir ke tujuannya dengan selamat dan utuh."
Rahma terdiam. Dia lalu menghadap ke jendela, memandang sawah-sawah yang disinari matahari senja. "Aku tidak bisa menerima hanya satu ajaran saja yang benar. Kasihan kalau begitu orang-orang di luar Islam."
"Ya ajarin Islam dong kalau begitu."
"Gak usah. Biarkan saja mereka dalam kebenaran versi mereka. Kita tinggal menerima saja bahwa kebenaran ada bermacam-macam versi!"
"Ribuan jalan di depan mata, hanya satu rute yang benar mengarah ke tujuan dengan aman dan pasti....itu fakta, Rahma."