Tak selang berapa lama barang-barangnya diturunkan dari truk yang mengangkut-nya, ada seorang pembeli yang datang dengan membawa mobil mewah.Â
"Saya lihat tadi Bapak menurunkan banyak barang yang saya butuhkan. Apakah barang itu akan dijual kembali?" tanya laki-laki berpakaian necis itu.Â
"Ya, tentu saya akan menjualnya kembali." Jawab Sang Bapak.Â
"Jika Bapak ingin membelinya, monggo diangkut lagi, Bapak." Lanjutnya dengan sopan sambil tetap tersenyum.Â
"Berapa Bapak akan menjualnya." tanya laki-laki berkumis tipis dengan warna kulit sawo matang yang bersih itu.Â
"Bapak ambil saja sesuai dengan pengeluaran saya." Jelasnya dengan nada datar-datar saja.Â
"Lho, Bapak tidak mau mengambil laba sama sekali." Tanya si pembeli dengan nada heran.Â
"Kalau ini memang rizki Bapak, ya ndak apa-apa dibeli dengan harga saya membelinya tadi." Sang Bapak menjelaskan sambil mengambil nota pembeliannya.Â
Laki-laki itu membaca sebentar, lalu berlari menuju mobil mewahnya yang ada di seberang jalan. Tak berapa lama, si pembeli datang kembali dengan membawa tas.Â
"Oke, saya ganti semua ya, Bapak." katanya sambil menghitung uang yang terbendel dengan tali dari sebuah bank negara.Â
Setelah transaksi selesai, si pembeli juga sudah pulang dengan membawa semua barang yang baru saja diturunkan tadi, saya mencoba memahami dari kenyataan tak masuk akal sehat saya itu.Â