"Ya sejak saya usia 12 tahun," saya tidak sekolah karena saya melanjutkan pekerjaan ini.
"Sekarang usia berapa, Kang?" saya tambah penasaran dengan jawabannya.
"52, lima puluh dua tahun," Jawabnya pendek.
Saya langsung saja menghitung susah beeapa tahun Kang Tur bekerja sebagai petani dan produsen Gula Merah Siwalan ini. 52-12, benakku mulai berhitung, ketemulah angka 40 tahun. Waktu yang tidak sebentar.. Sebuah proses pengalaman panjang yang tak mudah bisa dilalui banyak orang.
"Apa yang membuat Kang Tur bertahan?" tanyaku lagi.
"Ya hanya ini yang bsia saya lakukan," jawabnya merendah.
Saya tahu bahwa Kang Tur merendah, sebab dalam beberapa diskusi saya tahu bahwa Kang Tur memiliki kemampuan menghafal yang luar biasa.
Kang Tur bukan hanya memahami lika-liku bisnis dan produksi Gula Merah Siwalan, tapi Kang Tur juga mampu menghafal beberapa sejarah kota ini. Bahkan, Kang Tur yang tidak bisa membaca san menulis ini mampu menghafal al-Qur'an, kini sudah 15 Juz, dengan hanya menggunakan metode sima'iy (mendengarkan).
Versi Kang Tur: Sejarah Produksi Gula Merah Siwalan
Pada saat Kang Tur sudah istirahat dari pekerjaannya, saya sempatkan untuk minta Kang Tur bercerita tentang mengapa pohon siwalan banyak di pantai Karangasem, Paciran, dan sejarah Produksi Gula Merah Siwalan. Berikut merupakan cerita rakyat yang diveritakan kembali oleh Kang Tur. Tentu saya menceritakannya kembali dengan menggunakan bahasa dan tambahan notasi dari saya, karena Kang Tur bercerita dalam bahasa Jawa.