Mohon tunggu...
Zen Siboro
Zen Siboro Mohon Tunggu... Freelancer - samosirbangga

Terkadang suka membaca dan menulis. Pencumbu Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pantai Batuhoda: Peduli di Minimnya Empati

26 Maret 2020   08:07 Diperbarui: 26 Maret 2020   08:22 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung di Pantai Batuhoda--dokpri

Virus Corona tengah menerjang hampir seluruh dunia. Tidak sedikit aktivitas hidup yang terganggu, bahkan terhenti karena penularannya yang begitu masif. Mulai dari sektor ekonomi, pertanian, kuliner, pendidikan, bahkan pemerintahan. Terjadi pula pada segala jenis usaha, baik Mikro maupun Makro.

Beberapa daerah di Indonesia memang belum menjadi zona merah. Dimana daerah tersebut belum terpapar Covid-19 yang cukup parah. Salah satunya adalah Kabupaten Samosir di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau kecil yang berada di tengah Danau Toba.

Sampai tanggal 23 Maret memang belum ada pasien yang dinyatakan positif Corona. Akan tetapi terdapat 5 orang yang menyandang status ODP (orang dalam pengawasan). Tentu kenyataan ini berpengaruh besar bagi daerah yang terkenal dengan objek wisatanya ini.

Di tengah ramainya isu Corona di Samosir, terdapat satu hal yang menarik. Beberapa hari belakangan salah satu objek wisata pantai disana menunjukkan sebuah sikap yang cukup menggugah hati. Pantai Batuhoda melalui manajemen mewajibkan pengunjung menggunakan Hand Sanitizer dan mencuci tangan dengan sabun sebelum memasuki area pantai.

Petugas tiket memberikan Hand Sanitizer sebagai prosedur wajib bagi pengunjung (18/03/2020)--dokpri
Petugas tiket memberikan Hand Sanitizer sebagai prosedur wajib bagi pengunjung (18/03/2020)--dokpri

Kebijakan ini tentu saja dapat dipandang sebagai sebuah prosedur kesehatan. Apalagi dilakukan tanpa memungut biaya pada pengunjung. Bisa pula dianggap sebagai pencegahan penularan secara sederhana.

Namun yang paling menarik adalah, pengelola tidak mengizinkan pengunjung untuk masuk ke area pantai apabila pengunjung tersebut menolak melakukan prosedur tersebut. Beberapa pengunjung mengaku keberatan atas tindakan tersebut. Sebagian merasa tidak perlu, ada pula yang menganggap bahwa tindakan tersebut berlebihan alias lebay.

Di tengah merebaknya isu Corona tidak dapat dipungkiri membawa kerugian yang cukup berarti bagi pengelola. Berkurangnya pengunjung, rasa was-was dengan resiko tertular akibat pengunjung yang datang dari berbagai daerah, baik lokal maupun internasional. Namun pada akhirnya pada dua hari lalu, dengan bijak pengelola mengambil keputusan bijak untuk menutup kawasan tersebut sampai waktu yang tidak ditentukan.

Pengumuman Penutupan Pantai Batuhoda pada 24/03/2020--dokpri
Pengumuman Penutupan Pantai Batuhoda pada 24/03/2020--dokpri
Bila memandang kacamata pengusaha tindakan ini sebenarnya membutuhkan biaya lebih banyak. Sementara di sisi lain jumlah pengunjung berkurang drastis. Tapi tetap saja pengelola lebih memilih untuk konsisten pada keputusan tersebut.

Harus diakui bahwa hal tersebut adalah keputusan yang sulit. Menutup sebuah usaha yang sudah pasti akan merugikan pemilik usaha dan pengunjung. Namun atas dasar kemanusiaan dan empati sosial, keputusan tersebut harus dilakukan demi mencegah penularan Corona melalui pengunjung.

Dari sisi pemerintah, Pemkab. Samosir memang sudah melakukan penutupan pada berbagai objek pariwisata. Secara khusus bagi objek wisata yang dikelola oleh pemerintah wajib ditutup untuk sementara. Bagi pengelola swasta, pemerintah juga sudah melakukan himbauan untuk menutup secara temporer.

Harus diakui tindakan pencegahan dan penutupan usaha yang pada akhirnya harus dilakukan tersebut menjadi pelajaran bagi kita bersama. Bisa saja pihak mengelola menutup mata atas keadaan tersebut dengan tetap menjalankan bisnis wisata tersebut. Cukup menjaga jarak dengan pengunjung, serta menjaga kesehatan masing-masing pegawai.

Pengusaha Pantai Batuhoda bisa saja menganggap bahwa tindakan pencegahan, penanggulangan, bahkan pengawasan hanyalah tanggung jawab pemerintah. Mengingat situasi nasional Indonesia yang memang tidak lock down sejauh ini. Pengusaha pantai tentu bisa lebih memilih menjadi oportunis dengan tetap menjalankan usaha tersebut tanpa perduli resiko pengunjung yang dapat terpapar virus Corona.

Sikap empati ini yang menjadi nilai penting bagi kita. Nilai ekonomis yang kita dapatkan dari satu usaha terkadang harus kita kesampingkan demi kebaikan bersama. Termasuk bila kita merasa kerugian yang ditimbulkan semakin hari semakin banyak.

Keputusan yang diambil pengusaha Batuhoda tentu harus kita apresiasi. Di tengah kenyataan bahwa banyak pihak yang justru memanfaatkan situasi gawat nasional ini menjadi celah untuk mencari keuntungan yang lebih besar. Tidak sedikit dari kita yang menganggap bahwa Corona ini bukanlah duka bersama.

Di tengah keterpurukan ini kita sudah seharusnya menjadi rekan juang bagi semua warga negara. Salah satunya adalah dengan melakukan tindakan pencegahan bersama. Menjaga kesehatan masing-masing menjadi salah satu senjata kita untuk melawan merebaknya Corona di Indonesia.

Percaya atau tidak, sikap ini harus kita yakini bersama. Tidak ada badai yang tak reda. Tidak ada masalah tanpa solusi. Kita cukup menjaga diri, dan pastinya tetap menjadi pribadi yang kaya empati dalam situasi seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun