Harus diakui tindakan pencegahan dan penutupan usaha yang pada akhirnya harus dilakukan tersebut menjadi pelajaran bagi kita bersama. Bisa saja pihak mengelola menutup mata atas keadaan tersebut dengan tetap menjalankan bisnis wisata tersebut. Cukup menjaga jarak dengan pengunjung, serta menjaga kesehatan masing-masing pegawai.
Pengusaha Pantai Batuhoda bisa saja menganggap bahwa tindakan pencegahan, penanggulangan, bahkan pengawasan hanyalah tanggung jawab pemerintah. Mengingat situasi nasional Indonesia yang memang tidak lock down sejauh ini. Pengusaha pantai tentu bisa lebih memilih menjadi oportunis dengan tetap menjalankan usaha tersebut tanpa perduli resiko pengunjung yang dapat terpapar virus Corona.
Sikap empati ini yang menjadi nilai penting bagi kita. Nilai ekonomis yang kita dapatkan dari satu usaha terkadang harus kita kesampingkan demi kebaikan bersama. Termasuk bila kita merasa kerugian yang ditimbulkan semakin hari semakin banyak.
Keputusan yang diambil pengusaha Batuhoda tentu harus kita apresiasi. Di tengah kenyataan bahwa banyak pihak yang justru memanfaatkan situasi gawat nasional ini menjadi celah untuk mencari keuntungan yang lebih besar. Tidak sedikit dari kita yang menganggap bahwa Corona ini bukanlah duka bersama.
Di tengah keterpurukan ini kita sudah seharusnya menjadi rekan juang bagi semua warga negara. Salah satunya adalah dengan melakukan tindakan pencegahan bersama. Menjaga kesehatan masing-masing menjadi salah satu senjata kita untuk melawan merebaknya Corona di Indonesia.
Percaya atau tidak, sikap ini harus kita yakini bersama. Tidak ada badai yang tak reda. Tidak ada masalah tanpa solusi. Kita cukup menjaga diri, dan pastinya tetap menjadi pribadi yang kaya empati dalam situasi seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H