Pada puncaknya PSSI gagal memberikan prestasi yang membanggakan masyarakat, serta gagal mempersembahkan tropy juara, sekalipun hanya tingkat regional, apalagi tingkat yang lebih tinggi, bahkan dengan Timor leste saja telah berdiri pada posisi peringkat yang bersaing.
Masyarakat kini meyakini kinerja PSSI memang sangat buruk, mengakomodasi kalangan sepakbola secara utuh telah gagal dilakukan, surat pembekuan PSSI oleh Pemerintah cq Menpora adalah puncak kegagalan PSSI.
Mencabut legitimasi representatif negara terhadap PSSI adalah puncak kegagalan yang menghentikan semua keresahan masyarakat atas bertubi tubinya kegagalan PSSI didalam mengelola sepakbola.
Dengan dicabutnya legitimasi representatif negara oleh Pemerintah, otomatis menghapus kesahihannya sebagai federasi anggota FIFA. PSSI dianggap sudah tidak mewakili Negara Indonesia.
FIFA dengan cepat mengantisipasinya dengan menjatuhkan suspensi kepada PSSI, melarang semua kegiatan PSSI diseluruh kegiatan sepakbola FIFA, termasuk menjalin kerjasama ataupun korespondence yang menyangkut sepakbola.
Tidak ada lagi pembicaraan Sepakbola selain berbicara antara FIFA dengan Negara cq Presiden atau pemerintah NKRI.
Keinginan FIFA bertemu dengan Presiden adalah bentuk jawaban kepada PSSI, bahwa PSSI sudah tidak lagi memiliki akses untuk berperan dalam sepakbola, kedatangan FIFA tak lain untuk menyusun kembali sepakbola Indonesia, oleh karena itulah FIFA ingin mengetahui keinginan Indonesia melalui Presiden NKRI.
Yang pada akhirnya Presiden menugaskan Menpora menjalankan Tata kelola sepakbola yang baru, tidak mungkin Presiden melangkahi Menpora menunjuk PSSI menyusun kembali tata kelola sepakbola Indonesia, karena PSSI sudah dibekukan oleh Pemerintah cq Menpora, dan itu merupakan Bahagian dari perintah Presiden sendiri.
Kegagalan PSSI yang mempermalukan diri sendiri, justru terus berusaha berkomunikasi dengan FIFA, sementara pasword PSSI di FIFA telah dihapus, karena jelas aturan didalam organisasi FIFA, bahwa tidak ada seorangpun pengurus FIFA berani melakukan komunikasi dengan Federasi atau pengurus Federasi yang sedang disuspensi.
Pernyataan pernyataan FIFA sebenarnya sudah jelas dan mengandung kebijakan FIFA dalam rangka menghadapi Indonesia. hanya Pemerintah yang syah yang bisa menjadi representatif Negara dan Bangsa.
Kegagalan terakhir PSSI adalah gagal memahami posisi dirinya terhadap FIFA serta gagal memahami tata cara berkomunikasi FIFA, dan hal inilah yang seringkali menciptakan ketidak pastian dan berpotensi terjadi kegaduhan yang tak perlu.