Jounieh adalah kota di Distrik Keserwan, sekitar 16 km utara Beirut, Lebanon. Jounieh dikenal dengan kehidupan malamnya yang ramai dan ikonnya yaitu Our Lady of Lebanon di Harissa. Singkat cerita Jounieh ada di Lebanon.
Aku ingin menceritakan apa yang terjadi ditahun 2018 pada bulan September. Ditahun itu aku memutuskan untuk mengisi liburan cuti tahunan mengunjungi teman di Kanada. Namanya David. Dia tinggal di Brampton, Ontario, Toronto. Bukan hanya itu saja.Â
Aku juga hendak menemui para sepupu yaitu Nadya dan Rizky. Mereka tinggal di Washington DC. Kami memilih Kanada, terutama Montreal sebagai titik pertemuan kami.Â
Kami tidak bertemu selama 17 tahun. Aku sangat merindukan mereka. Pertemuan terakhir kami pada tahun 2000 menuju 2001, ketika kami masih SMP.
28 September 2018. Once upon a time, nestle in the heart of North America, straddled with heavy luggage. Aku mengangkat kepalaku tinggi - tinggi. Aku bisa merasakan kegembiraan yang bergemuruh di dalam diriku. Aku merasa sangat sukacita. Aku sudah merencanakan perjalanan ini sejak tahun 2015.
Akhirnya, aku berhasil mendarat di Kanada. Kakiku menginjak tanah Maple. Tanah yang menjadikan ganja sebagai produk legal untuk dikonsumsi. Sekadar informasi saja, Kanada melegalkannya sejak 17 Oktober 2018.
Kemudian aku keluar dari gerbang kedatangan internasional. Hal pertama yang pertama yang aku lakukan yaitu menghubungi David.
"David, kamu dimana?" nada suaraku sangat keras.
"Ya, ya aku di sini, Zefan, di dekat Starbucks."
"Oke, aku pergi ke sana."
"Ya Zefan, mari kita bertemu di sana."
Dari kejauhan aku melihat pria berkacamata dan mengenakan polo shirt berwarna putih. Aku yakin dia juga melihatku. Aku berusaha mendekat. Lalu aku berteriak. DAVID! Really? akhirnya kita bertemu. Dia membalas dengan senyum. Dia membantuku membawa barang bawaan.Â
Kami menuju ke tempat parkir. Aku melihat keadaan sekitar dengan penuh perhatian. Hari itu langit tampak cerah. Pertanda bagus untuk memulai petualanganku di Kanada. Udara terasa sejuk dengan suhu 17 derajat Celcius. Aku meminta David untuk berhenti sejenak di tempat parkir outdoor yang cukup luas.
"Aku ingin menghirup udara yang terasa sangat segar ini." Â hehehe
"Ya, tentu boleh Zefan." Dia menjawab dengan senyum seringai menghiasi wajahnya.
Aku memperhatikan keadaan sekeliling. Aku melihat cahaya matahari yang berwarna terang keemasan. Awan berwarna biru pastel berpadu dengan merah muda.Â
Angin sejuk menerpa wajah seakan membisikkan namaku ditelinga dengan lembutnya. Momen itu terasa sangat sempurna. Aku merasa teduh dan damai. Kemudian aku mengatakan kepada David. Ayo kita pergi! Lalu dia menjawab, "Kamu yakin?" Iya! Jawabku.
Dia mulai menyiapkan barang-barangku dan memasukkannya ke dalam bagasi. Oke aku sudah selesai, katanya. Kami masuk ke dalam mobil dan pergi menuju Brampton, tempat dimana ia dan keluarganya tinggal. Ya Tuhan, aku merasa senang sekali. Kebahagiaanku tak terlukiskan. Â Sampai di Toronto seorang diri seperti mimpi bagiku.
Menjelang sore tiba, kami sampai di apartment  keluarga David. Kemudian David memperkenalkanku dengan Daniel (saudara lelaki David) dan ibunya. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik dan menyenangkan.Â
Aku mendapat sambutan yang sangat hangat dan penuh kasih selama tinggal di sana. Â Mrs Zuniga (ibu David) memasak beberapa hidangan lezat. Dia membuat sarapan otentik Kanada seperti pancake dengan sirup maple dan bacon dengan bumbu spesial.
Pagi berikutnya aku diajak pergi David dengan mobil yang kami sewa. David membawaku dari beberapa tempat ke tempat lain. Kami mulai dari melihat pemandangan alam, kota dan berakhir dengan perjalanan kuliner.Â
David membawaku ke tempat -- tempat wisata terkenal seperti CN Tower Toronto, City Hall & Nathan Phillips Square, Eaton Center, Distillery District, Kensington Market dan Ontario Legislative Building. Semuanya terlihat indah dan menarik.
Hari kelima, David membawaku ke Le French Meetup de Toronto. Ini adalah grup bahasa Prancis di Toronto. Kegiatan digrup ini akan memberikan kita kesempatan untuk bersosialisasi. Bertemu dengan orang -- orang baru, serta menjadi wadah bagi kita untuk belajar bahasa Prancis.Â
Digrup ini, aku bertemu orang-orang ramah dengan latar belakang budaya yang berbeda. Sejujurnya, aku  sangat tidak mengerti sedikitpun bahasa Prancis. Sedikit kata yang aku tahu adalah bonjour dan bonsoir, heheh. Kemudian David mulai memperkenalkanku dengan beberapa orang di grup ini, dan aku tetap berbicara dalam bahasa Inggris heheh.Â
Aku tampak ketakutan dan canggung. Lalu aku memutuskan untuk berdiri di sudut ruangan, karena merasa tidak nyaman. Aku memperhatikan David dari kejauhan, ia tenggelam dalam percakapan dengan rekan-rekannya. Aku membiarkan dia menikmatinya.
Satu jam berlalu. Aku masih berdiri di sudut dan David masih bercengkrama dengan rekan-rekannya. Tiba-tiba salah orang dari grup ini mendatangiku. Senyum terukir di wajahnya. Pembawaan hangat tercermin dari sikap ramahnya.Â
Dalam hati aku berkata, "Ah akhirnya ada seseorang yang memperhatikanku ketika aku seakan tidak terlihat dalam keramaian. Aku merasa lega, ini seperti meneguk air dingin ditengah gurun, kataku. Aku menyadari bahwa sudah berbicara dengan orang ini sebelumnya. Dia adalah salah satu rekan David yang diperkenalkan sebelumnya. Namanya George. Dia terlihat pintar seperti David, karena dia memakai kacamata hahahah. Anggapan kuno berkata bahwa kacamata memang membuat orang terlihat lebih pintar. Lol. Kemudian kami mulai berbicara hal -- hal yang sangat umum.
"Hai Zefan, Apa kabar?" Aku diam sejenak. Kemudian akupun mulai menanggapi, "ya, aku baik."
"Bagaimana dengan kamu?"
"Aku juga baik."
Kami mulai berbicara tentang negara asal kami. Aku menebak darimana ia berasal. Dia terlihat seperti berasal dari sini, Kanada, rambutnya berwarna pirang kecoklatan. Ternyata dugaanku salah. George berasal dari Jounieh. Dimana itu Jounieh? Jounieh ada di Lebanon.Â
Dia baru saja pindah dari Lebanon ke Kanada. Ia sendirian dan saat ini keluarganya masih tinggal di Lebanon. Dia mulai membangun hidupnya di Kanada. Ia bekerja sebagai pengembang web. Dia bilang bahwa sangat suka tinggal di Toronto, karena kotanya yang bersih, teratur dan ramai.
Aku juga memberitahunya tentang hidupku. Aku memberitahunya tujuanku mengunjungi Kanada yaitu untuk bertemu David dan para sepupuku Nadya dan Rizky. Dia tahu jika aku akan menjelajah Toronto selama beberapa hari.Â
Sebelum kami mengakhiri pemberbicaraan, kami memutuskan untuk bertukar nomor telfon. Kami berencana untuk bertemu kembali. Aku merasa seperti telah mengenal George sebelumnya, seperti sahabat lama yang dipertemukan kembali.
Hari ke enam, setelah Le French Meetup de Toronto. Aku dan George bertukar pesan di Whatsapp. Kami berdiskusi merencanakan tempat pertemuan kami.  Aku ingin bertemu dengan George lagi, karena  esok hari aku harus pergi ke Ottawa dan Montreal untuk menemui  Nadya dan Rizky.Â
Akhirnya kami memutuskan untuk bertemu sekitar jam 9 malam di Tim Hortons (salah satu restoran cepat saji yang cukup terkenal di Kanada). Waktu terus berdetak menunjukkan pukul 8.30 malam.Â
Aku pergi menuju Tim Hortons. Aku terlambat 10 menit kareba tiba pada pukul  9 malam lewat 10 menit. Kemudian aku masuk ke dalam gedung Tim Hortons dan melihat George duduk di ujung. Lalu aku memanggilnya.
"Hai George." Dia melihatku dan berkata Hei Zefan.
Aku duduk di sampingnya, lalu kami berbincang. Aku dan George tidak sekaku dulu. Kami berbagi cerita tentang keluarga, pekerjaan, dan cita -- cita kami di masa depan.Â
Beberapa lama berbicara dengan George, aku menarik kesimpulan bahwa hidupnya seperti petualangan. Dia telah mengunjungi beberapa tempat indah di Yordania, Prancis, Portugal, Spanyol, Mesir dan Kanada.
Pertemuan itu seperti pewahyuan bagi diriku. Karena saat itu aku penuh dengan keraguan tentang masa depan dan impianku yang terasa pudar. Namun karena mendengarkan ceritanya, aku mulai kembali bersemangat dan percaya bahwa masa depanku indah.Â
Dia juga mengilhamiku untuk melihat dunia yang unik dan luas ini dengan melakukan traveling. Dia mengatakan kepadaku bahwa traveling membawa banyak manfaat dalam kehidupannya.Â
George berkata, "Entah bagaimana traveling akan membangun rasa percaya dirimu Zefan." Selain itu, juga akan mengembangkan rasa toleransi kita terhadap budaya lain.Â
Traveling membentuk cara pandang kita menjadi lebih terbuka, sehingga mudah bagi kita untuk menghargai orang lain yang berbeda latar belakang, budaya dan adat istiadat.
Malam semakin gelap dan kami memutuskan untuk pulang, karena hari berikutnya aku harus pergi ke Ottawa, Montreal dan Quebec City bersama David. Kami mengakhiri pertemuan malam itu dengan selfie. Kami memilih lalu lintas dan gedung tinggi penuh cahaya lampu bertaburan sebagai latar belakang foto selfie kami.
Hari berikutnya aku meninggalkan Toronto. Kota ini meninggalkan kesan yang indah dan jejak persahabatan yang masih terjalin antara aku dan saudara baruku dari Jounieh, George.Â
Kami masih berkomunikasi. Kami suka membahas hal berbau musik di era 90-an, musisi favoritnya adalah Dido. Selain itu kami juga sering berdiskusi tentang fotografi. George menangkap banyak objek cantik dan merekam momen indah diluar sana.
Diawali oleh perbincangan sederhana, akhirnya kami saling mengenal satu sama lain.Kesempatan ini membawaku memiliki saudara baru dari Jounieh. George adalah saudara yang baik, dengan hati yang tulus dan jiwa berpetualang. Â
Ia adalah gambaran anak muda yang menginspirasiku untuk dapat hidup mandiri dan berani. Dia datang jauh dari Jounieh, Lebanon ke Toronto, Kanada untuk membangun hidupnya dan menjalani mimpinya. Dia jauh dari keluarga, teman dan zona nyamannya. Tetapi ia bisa bertahan di kota besar ini, Toronto.Â
Selain itu, ia juga menunjukkan kepadaku bahwa hidup itu tidak selalu seperti yang kita inginkan. Hari ini kita ada diatas dan esok harinya kita bisa terperosok kebawah.Â
Dalam hidup ini kita juga akan banyak menunggu hal-hal yang tidak pasti. Dalam hidup ini kita juga akan banyak menunggu hal-hal yang tidak pasti. Namun kita harus selalu optimis dan memilih untuk memiliki sikap hati yang benar dan bahagia.
Berlibur di  Kanada memberikanku banyak pengalaman berharga tentang hidup. Tidak hanya itu saja aku juga berkesempatan untuk berkunjung ke beberapa  destinasi wisata yang menarik.Â
Namun yang terbaik dari semuanya adalah pertemuanku dengan David dan keluarnya, para sepupu tercinta Nadya, Rizky dan juga saudara baruku dari Jounieh, George.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI