Mohon tunggu...
Zefanya Stephanie Bramantya
Zefanya Stephanie Bramantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Coffee Addict

Seorang mahasiswa yang tertarik mengulik topik tertentu dengan media tulisan. Sudah sejak lama menjadikan kebiasaan menulis sebagai hobi, berharap dapat memberikan insight dan inspirasi baru melalui artikel-artikel yang dirangkai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sering Salah Kaprah! Berikut Makna Anarkisme Sebenarnya

18 November 2022   16:37 Diperbarui: 18 November 2022   16:39 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan anarkisme-kolektif, anarkisme-komunis beranggapan bahwa masyarakat pekerja bebas berkontribusi dalam proses produksi dan menerima upah mereka berdasarkan apa yang mereka inginkan sesuai kebutuhan. Para penganut anarkisme-komunis menekankan pemikiran mereka pada konsep egalitarianisme dan penghapusan hirarki sosial.

  • Anarko-Sindikalisme

Anarko-sindikalisme berasal dari bahasa Perancis, syndicalisme,  yang memiliki arti serikat pekerja. Para penganut anarko-sindikalisme berpendapat bahwa serikat buruh memiliki kuasa untuk merubah tatanan sosial secara revolusioner, yaitu dengan menggantikan sistem kapitalisme dan eksistensi negara dengan masyarakat demokratis yang dikendalikan oleh kaum pekerja. Sama seperti varian anarkisme lainnya, anarko-sindikalisme menolak sistem upah dan hak milik pribadi. Yang membedakan anarko-sindikalisme dengan anarkisme secara umum adalah penekanan mereka yang memfokuskan pada solidaritas pekerja, aksi langsung, dan manajemen mandiri buruh.

  • Anarkisme-Individualisme

Anarkisme-individualisme atau yang dapat disebut sebagai anarkisme-liberal lebih menekankan pada persamaan kebebasan individual. Varian ini terinspirasi dari pemikiran liberalisme klasik dari Amerika Serikat. Menurut para penganut anarkisme-individualisme, keinginan individu tidak boleh dibatasi oleh aturan-aturan institusi atau otoritas publik. Anarkisme-individualisme sering disebut sebagai anarkisme egois karena Max Stirner melalui bukunya, The Ego and Its Own, menceritakan peran indvidu dan ketergantungannya akan kekuasaan yang lebih tinggi dalam anarkisme.

  • Anarkisme-Insureksioner

Jenis anarkisme ini merupakan berfokus pada pemberontakan revolusioner terhadap negara dan menentang segala organisasi anarkis yang bersifat formal. Anarkisme-insureksioner memiliki tujuan untuk memukul mundur eksistensi negara dan suburnya kapitalisme. Para penganut anarkisme-insureksioner mengakui bahwa kapitalisme tidak akan terus berkembang sampai titik kehancurannya sendiri. Oleh karena itu, mereka memilih strategi untuk menyerang terlebih dahulu daripada harus menunggu sistem kapitalisme lenyap dengan sendirinya.

Referensi 

Supraja, M. (2015). Sejarah Ideologi Dunia. Yogyakarta: Lentera Kreasindo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun