Berbeda dengan anarkisme-kolektif, anarkisme-komunis beranggapan bahwa masyarakat pekerja bebas berkontribusi dalam proses produksi dan menerima upah mereka berdasarkan apa yang mereka inginkan sesuai kebutuhan. Para penganut anarkisme-komunis menekankan pemikiran mereka pada konsep egalitarianisme dan penghapusan hirarki sosial.
- Anarko-Sindikalisme
Anarko-sindikalisme berasal dari bahasa Perancis, syndicalisme, Â yang memiliki arti serikat pekerja. Para penganut anarko-sindikalisme berpendapat bahwa serikat buruh memiliki kuasa untuk merubah tatanan sosial secara revolusioner, yaitu dengan menggantikan sistem kapitalisme dan eksistensi negara dengan masyarakat demokratis yang dikendalikan oleh kaum pekerja. Sama seperti varian anarkisme lainnya, anarko-sindikalisme menolak sistem upah dan hak milik pribadi. Yang membedakan anarko-sindikalisme dengan anarkisme secara umum adalah penekanan mereka yang memfokuskan pada solidaritas pekerja, aksi langsung, dan manajemen mandiri buruh.
- Anarkisme-Individualisme
Anarkisme-individualisme atau yang dapat disebut sebagai anarkisme-liberal lebih menekankan pada persamaan kebebasan individual. Varian ini terinspirasi dari pemikiran liberalisme klasik dari Amerika Serikat. Menurut para penganut anarkisme-individualisme, keinginan individu tidak boleh dibatasi oleh aturan-aturan institusi atau otoritas publik. Anarkisme-individualisme sering disebut sebagai anarkisme egois karena Max Stirner melalui bukunya, The Ego and Its Own, menceritakan peran indvidu dan ketergantungannya akan kekuasaan yang lebih tinggi dalam anarkisme.
- Anarkisme-Insureksioner
Jenis anarkisme ini merupakan berfokus pada pemberontakan revolusioner terhadap negara dan menentang segala organisasi anarkis yang bersifat formal. Anarkisme-insureksioner memiliki tujuan untuk memukul mundur eksistensi negara dan suburnya kapitalisme. Para penganut anarkisme-insureksioner mengakui bahwa kapitalisme tidak akan terus berkembang sampai titik kehancurannya sendiri. Oleh karena itu, mereka memilih strategi untuk menyerang terlebih dahulu daripada harus menunggu sistem kapitalisme lenyap dengan sendirinya.
ReferensiÂ
Supraja, M. (2015). Sejarah Ideologi Dunia. Yogyakarta: Lentera Kreasindo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H