Mohon tunggu...
Zefanya SeptianiHaryanto
Zefanya SeptianiHaryanto Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa uajy prodi komunikasi 20

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengenali Perbedaan dalam Pengabdi Setan (1980) serta Pengabdi Setan 2: Communion (2022)

11 September 2022   02:38 Diperbarui: 11 September 2022   02:48 3215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam film Pengabdi Setan (1980), terdapat berbagai penyimpangan sosial yang terdapat dalam film tersebut. Hal tersebut dapat kita lihat pada perilaku milik keluarga Rita yang dianggap tidak sesuai dengan norma agama.

Rita, sebagai remaja saat itu kerap melakukan kenakalan-kenakalan remaja yang tidak seharusnya ia lakukan karena menentang ajaran agamanya. Kenakalan tersebut berupa Rini yang merokok, pacaran, berpesta hingga larut malam, dsb.

Selain tingkah laku  Rita, penyimpangan dalam film ini juga digambarkan melalui keluarga Munarto yang dianggap kurang beriman. Hal ini sangat menyimpang jika dikaitkan dengan norma agama yang seharusnya.

Akibat dari penyimpangan tersebut adalah diganggunya keluarga Munarto oleh Darminah yang ternyata adalah seorang setan. Motif milik Darminah yang diungkapkan dalam film adalah karena keluarga Munarto hanya menggunakan agama sebagai sebuah kedok.

Sumber: Detik.com
Sumber: Detik.com

Berbeda dengan Pengabdi Setan 2: Communion (2022), dalam film ini penyimpangan justru lebih terlihat melalui pemuka agama dibandingkan dengan lakon utama. Ustadz yang dianggap memiliki iman yang kuat dalam film ini justru malah gagal dalam melakukan pengusiran setan.

Penyimpangan juga terlihat karena sang ustadz malah menggoda lakon yang dalam film dianggap memiliki paras yang menggoda. Hal tersebut tentu saja tidak sesuai jika dibandingkan dengan nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat.

Berikut merupakan ulasan terkait Pengabdi Setan (1980) dan Pengabdi Setan 2: Communion (2022). Bagaimana movie lovers, apakah kalian tertarik untuk menonton dua film tersebut?

Referensi:

Astuti, R.A. V. (2022). Filmologi Kajian Film (1st ed.). UNY Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun