Mohon tunggu...
zefanya nirvana
zefanya nirvana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kemandirian Seorang Alvin: Dari Kesulitan Keluarga hingga Puncak Karier

7 Desember 2024   22:31 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:37 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alvin Putra Pratama lahir pada tanggal 19 Mei 2001, dan telah menginjak usia 23 tahun di tahun 2024 ini. Alvin Putra Pratama memiliki nama panggilan Qipin sejak duduk di bangku sekolah dasar dari teman atau kerabat sekitar. Alvin mempunyai hobi memasak, menulis, mendaki, dan bermusik, menggambar. Alvin anak pertama dari dua bersaudara. Alvin memiliki kemampuan menggunakan aplikasi seperti Photoshop, Canva, Correldraw. juga mempunyai kemampuan dibidang photographer dan videographer.

Kedua orang tua Alvin bercerai ketika Alvin berusia 8 tahun, ibu Alvin merantau ke negeri tetangga yaitu Malaysia, dan kini Alvin tinggal dirumah keluarga yang terdapat ayah, adik, keponakan, paman, bibi, dan nenek. Kepergian ibu Alvin membuat Alvin membawa banyak perubahan di dalam hidupnya. Alvin menjadi lebih mandiri dengan cara belajar berbagai keterampilan rumah tangga, mulai dari memasak, mencuci, sejak ia masih duduk dibangku sekolah dasar. Alvin belajar untuk tidak terlalu bergantung pada keluarganya agar tidak merepotkan mereka. Namun, kehidupan yang dijalaninya tidak selalu berjalan dengan mudah.

Setelah ibu Alvin pergi merantau, ia banyak sekali merasakan perlakuan yang tidak adil dari keluarganya. Alvin merasa bahwa dirinya sering diperlakukan dengan pilih kasih, bahkan ia pernah merasakan adanya tindakan korupsi kecil yang dilakukan oleh pihak keluarganya. Mulai dari uang transfer bulanan yang diberikan oleh ibunya sejak menginjak bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama Alvin tidak rasakan sedikitpun untuk keperluan sekolah, hingga keperluan pribadinya. Hal tersebut membuat Alvin merasa kecewa dan pesimis. Tekanan mental dan batin yang dialami oleh dirinya tak jarang membuat Alvin merasa tertekan di dalam rumah. Namun dengan adanya kejadian tersebut tidak membuat Alvin menyerah, ia selalu mempunyai prinsip teguh yang dititipkan oleh ibunya agar tidak menjadi seseorang yang gagal dalam kehidupan.

Memasuki sekolah dasar, di SDN Gentra Masekdas 2 adalah pengalaman paling berkesan bagi Alvin. Meskipun terkadang ada kenakalan anak-anak yang tidak bisa dihindari, Alvin merasa dihargai dan diterima oleh teman-temannya. Contoh pengalaman paling berkesan adalah ketika ia memiliki wali kelas yang perhatian kepada dirinya, yaitu Ibu Eka Ramdhani. Beliau merupakan guru terbaik semasa Alvin hidup. Ibu Eka selalu memberi dukungan dan semangat, mengajarkan banyak hal-hal positif. Kata kata afirmasi beliau yang selalu Alvin ingat hingga saat ini adalah "Tidak ada yang tidak bisa kamu capai jika kamu berusaha dengan sungguh-sungguh."

Namun, saat Alvin melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di MTS Sirna Miskin Bandung, ia menghadapi kenyataan yang jauh berbeda pada saat ia duduk di sekolah tingkat dasar. Perbedaan yang dialaminya, Alvin merasa sangat tidak nyaman di SMP. Ia pernah beberapa kali menjadi sasaran perundungan oleh teman-temannya. Cara Alvin untuk menghadapi situasi tersebut yaitu dengan cara berkonsultasi dengan guru konseling di sekolah dan orang tua. Hingga pada akhirnya Alvin lulus dengan nilai yang cukup di nilai rata rata hingga ia bisa lanjut ke sekolah menengah kejuruan yang Alvin inginkan.

Alvin melanjutkan studi di SMKN 13 Bandung, dengan memilih kejuruan Rekayasa Perangkat Lunak. Sekolah ini berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. KM 10, yang mengharuskan Alvin untuk bangun lebih awal dan mengatur waktunya dengan sangat baik. Pengalaman yang sangat berkesan selama Alvin sekolah adalah ketika ia mengikuti lomba lari sprint 100m dengan jarak tempuh 100m/13.56, dan berhasil menempati juara 1. Selain itu, ia juga berhasil meraih prestasi sebagai goal keeper terbaik ketiga se-SMK Kota Bandung. Pada semester akhir kelas 3 SMK, Alvin mendapat peluang untuk bergabung dalam Program Kerja Lapangan (PKL) di PT. Anfo Media Infomatika, sebuah perusahaan dalam sektor teknologi modern. Perusahaan ini menawarkan layanan pemesanan dan pemasangan peralatan canggih, seperti mesin ATM, sistem antrian, tiket, dan papan iklan digital. PKL di perusahaan ini memberikan Alvin pengalaman berharga karena ia bisa mengasah keterampilan teknisnya serta memahami lebih dalam tentang industri secara nyata. 

Selama tiga bulan PKL, Alvin dan dua temannya, Ali dan Gangan, ditugaskan untuk mengerjakan sebuah proyek besar, yaitu merancang dan memprogram mesin antrian di sebuah rumah sakit di Bekasi. Mereka bekerja dengan semangat dan kerjasama yang baik selama dua bulan untuk menyelesaikan desain dan pemrograman mesin tersebut. Proses ini mengajarkan Alvin cara bekerja dalam tim, memecahkan masalah teknis, serta mengelola waktu dan tugas agar proyek dapat diselesaikan dengan sukses. Setelah dua bulan merampungkan desain, mereka memasuki bulan ketiga, di mana mereka harus pergi ke Bekasi untuk memasang mesin yang telah mereka rancang. Selama tiga hari di Bekasi, Alvin mendapatkan banyak pelajaran berharga, baik dalam aspek teknis maupun bisnis. 

Selain berlatih tentang instalasi mesin dan pemrograman yang lebih mendalam, Alvin juga memperoleh pemahaman baru mengenai cara perusahaan menjalankan operasionalnya. Ia terkejut saat menyadari bahwa biaya untuk memproduksi satu mesin antrian tidak lebih dari 3 juta rupiah, sementara mesin tersebut bisa dijual dengan harga sangat tinggi, antara 30 juta hingga 150 juta rupiah. Alvin menyadari bahwa dalam dunia bisnis, selain keterampilan teknis, juga penting untuk mengelola modal, memasarkan produk, dan menciptakan nilai tambah yang dapat membuat produk sangat bernilai di pandangan konsumen. Setelah menyelesaikan PKL, Alvin dan kedua temannya meraih nilai sangat memuaskan dengan rata-rata 8,9. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Alvin, karena ia merasa kerja keras dan dedikasinya selama PKL membuahkan hasil yang memuaskan.

Namun, setelah PKL, perjalanan hidup Alvin menghadapi tantangan. Ekonomi keluarganya mengalami penurunan yang cukup drastis, sehingga Alvin kesulitan membayar uang bulanan atau SPP sekolah. Hal ini membawanya pada kenyataan pahit bahwa ia harus diberhentikan sementara oleh pihak sekolah, yang membuat Alvin tidak bisa mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). Tantangan ini tidak membuat Alvin putus asa. Untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapinya, Alvin memilih bekerja paruh waktu di sebuah bengkel tidak jauh dari rumahnya. Meskipun pekerjaan ini sangat melelahkan dan menyita waktu, Alvin tidak pernah mengeluh. Justru, pengalaman di tempat kerja paruh waktu ini memberinya banyak pelajaran berharga yang membentuk karakter dan sikapnya dalam menghadapi kehidupan. Di bengkel tersebut, Alvin belajar tentang arti tanggung jawab, ketekunan, serta cara menghadapi tekanan dan kesulitan dengan sabar.

            Setelah menyelesaikan pendidikan di SMK, Alvin memilih untuk fokus pada hobi bermain gitar sebagai bagian dari sebuah band. Ia tidak hanya berperan sebagai gitaris, tetapi juga menjabat sebagai manajer dan penulis lirik untuk grup band yang ia kembangkan bersama teman-temannya. Pengalaman yang ia rasakan sepanjang karier musiknya sangat beragam, dengan salah satu yang paling mengesankan adalah saat ia berhasil tampil di satu panggung bersama artis terkenal yang sedang populer saat itu, seperti Mawang, Juicy Luicy, dan Hivi. Momen-momen tersebut menjadi titik balik yang semakin menguatkan motivasi Alvin untuk mengembangkan grup bandnya.

Alvin memulai karier dengan membentuk sebuah band bersama teman-temannya. sejak awal, Alvin memiliki tekad yang kuat untuk memajukan grup bandnya, belajar dari orang-orang di sekitarnya, dan berusaha untuk menjadi sosok yang lebih bersahabat serta mudah bergaul dengan siapa saja, tanpa melihat status atau latar belakang mereka. Semangatnya yang membara membuatnya terus belajar, baik dari pengalaman yang ia lalui maupun dari orang-orang berpengalaman di dunia musik. Alvin menyadari bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis bermain musik, tetapi juga pada kemampuan dalam berinteraksi dan membangun hubungan baik, baik dengan anggota band maupun dengan orang-orang di industri musik.

Usahanya mulai membuahkan hasil ketika grup band yang ia kelola mulai dikenal di Kota Bandung. Dengan tekad yang kuat, Alvin terus berjuang agar grup bandnya dapat tampil di berbagai acara, baik skala kecil maupun besar. Mereka kemudian mendapat kesempatan untuk manggung di sejumlah acara sekolah di Kota Bandung, salah satunya di SMA MAN 1 Bandung. Momen ini menjadi sangat spesial sebab Alvin dan bandnya bisa bertemu dengan band favorit mereka, yaitu Juicy Luicy. Pertemuan dengan idola menjadi pengalaman berharga dan memotivasi Alvin untuk berusaha lebih baik lagi. Namun, perjalanan Alvin dan grup bandnya tidak selalu mudah. Seiring berjalannya waktu, grup band yang dikelola Alvin mengalami pasang surut. Dari awalnya sering mendapatkan job manggung tanpa bayaran hingga akhirnya mereka dapat memperoleh penghasilan yang cukup besar dalam satu penampilan, Alvin merasakan perjalanan penuh liku-liku. Ia mengalami bagaimana dari imbalan kecil, mereka bisa mendapatkan jutaan rupiah dalam sekali tampil. Semua itu membuat Alvin merasa sukses, tidak hanya sebagai gitaris, tetapi juga sebagai manajer yang dapat membawa grup bandnya ke level yang lebih tinggi.

Meski begitu, dalam perjalanannya sebagai manajer dan anggota band, Alvin juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah pergantian anggota band yang biasa terjadi dalam dunia musik. Seiring waktu, konflik internal dalam grup band pun tak terhindarkan. Alvin, yang selalu berusaha menjaga keharmonisan di antara anggota, akhirnya merasa bahwa masalah internal yang terus berulang sudah tidak bisa diselesaikan lagi. Setelah bersama selama empat tahun, Alvin memutuskan untuk meninggalkan band tersebut. Keputusan ini tidaklah mudah, namun Alvin menyadari bahwa terkadang perubahan dan perpisahan adalah bagian dari perjalanan yang harus dilalui.

Meskipun keputusan tersebut cukup sulit, Alvin meyakini bahwa itu adalah pilihan yang benar untuk dirinya. Ia menyadari bahwa perjalanan hidup dan karier musiknya masih akan berlanjut. Pengalaman yang telah ia kumpulkan sejauh ini, baik sebagai gitaris, manajer, maupun penulis lirik, menjadi modal berharga untuk melangkah lebih jauh dalam industri musik. Meskipun perjalanan dengan grup band yang ia pimpin telah selesai, Alvin tetap percaya bahwa ia akan terus menjalani hobinya dan menemukan peluang baru di dunia musik yang selalu memberikan inspirasi baginya.

Setahun telah berlalu sejak Alvin mengambil keputusan untuk mengakhiri karirnya di grup band yang membawanya terkenal. Memutuskan untuk meninggalkan dunia musik bukanlah hal yang gampang, tetapi Alvin merasakan dorongan yang kuat dalam dirinya untuk mencoba hal-hal baru. Tanpa ragu, ia memilih untuk terjun ke dunia wirausaha. Dengan sedikit pengetahuan dan kreativitas, Alvin memutuskan untuk memulai usaha kecil yang sederhana tetapi berpotensi, yaitu menjual makanan ringan berupa macaroni kering dan basah pedas dengan berbagai tingkat kepedasan.


            Alvin menyadari bahwa inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko adalah kunci utama dalam bisnis makanan. Ia segera mulai memperkenalkan produknya kepada teman-teman dekatnya, menawarkan macaroni pedas dengan berbagai level rasa. Tak terduga, tanggapan dari teman-temannya sangat positif. Beberapa di antaranya bahkan membagikan produk Alvin kepada orang lain, memperluas jaringan pelanggan secara alami. Dalam minggu pertama hingga keempat, usaha Alvin cukup berhasil, dengan keuntungan bersih antara 700 ribu hingga 900 ribu rupiah setiap minggu. Keuntungan ini terasa menarik, mengingat modal awalnya kurang dari seratus ribu.

            Kekhawatiran keluarga semakin terasa setiap kali Alvin membicarakan rencana untuk mengembangkan usahanya. Neneknya berpikir bahwa dunia bisnis sarat dengan ketidakpastian, dan selalu menekankan pentingnya memilih jalur yang lebih aman dan stabil. Ungkapan-ungkapan tersebut membuat Alvin merasa tidak dihargai dan kurang suportif dalam keputusan yang telah diambilnya. Walaupun ia mengerti bahwa neneknya hanya ingin yang terbaik untuknya, Alvin mulai merasa tertekan dan kurang dihargai.

Dengan perasaan berat, Alvin akhirnya memutuskan untuk menghentikan usahanya dalam bidang makanan. Meskipun ia merasa kecewa, ia menyadari bahwa mempertahankan bisnis tanpa dukungan moral dari orang terdekat, terutama keluarga, akan sangat sulit. Alvin kemudian mencari pekerjaan baru, berharap untuk menemukan sesuatu yang dapat memberikan kepuasan dan kestabilan sebagaimana yang diinginkan oleh keluarganya.

Namun, meskipun usaha macaroni pedasnya harus berakhir, Alvin tidak sepenuhnya menutup kemungkinan untuk berwirausaha. Pengalaman yang diperoleh selama menjalankan usaha kecil tersebut memberikan banyak pembelajaran berharga, terutama mengenai cara menjalankan bisnis, mengatasi tantangan, dan pentingnya niat untuk terus melangkah meskipun tanpa dukungan penuh. Alvin pun bertekad suatu saat nanti, jika kesempatan muncul kembali, ia akan mencoba dunia usaha lagi dengan pendekatan yang lebih matang dan siap.

            Walaupun pada saat Alvin memulai karier dengan membentuk sebuah band, itu tidak serta merta Alvin mengabaikan sekolahnya. Alvin memiliki prestasi yang diraih pada saat kelas 2 SMK yaitu Alvin pernah mengajar selama satu semester menggantikan gurunya untuk membimbing teman-temannya dalam satu mata pelajaran produktif (Web Design). Karena dinilai kinerja Alvin sangat baik dalam mata pelajaran tersebut, Alvin mendapat nilai tertinggi yaitu A. Dan Alvin diusulkan oleh gurunya mengikuti lomba Web Design sebagai perwakilan SMK 13 untuk perlombaan antar jurusan Rekayasa Perangkat Lunak se-smk Kota Bandung. Dan meraih posisi ketiga.

Momen penting di dalam hidup Alvin salah satunya adalah Ketika Alvin berumur 8 tahun, orang tuanya bercerai dan ibunya memilih untuk pergi ke Malaysia demi mencari pekerjaan. Kepergian ibunya memberikan dampak yang besar bagi Alvin. Dia harus belajar untuk mandiri, merawat dirinya sendiri, dan juga menjaga adiknya serta keluarganya.
Dampak: Peristiwa ini mengajarkan Alvin mengenai ketahanan mental dan pentingnya kemandirian. Walaupun ia merasa kehilangan kasih sayang dari ibunya, Alvin belajar untuk tidak bergantung kepada orang lain dan mengatasi segala hal secara mandiri. Ini membentuk sikap mandiri dan tanggung jawabnya sejak usia muda.

Pengaruh dalam hidup Alvin ialah saat Alvin membentuk sebuah band meskipun singkat, telah meninggalkan jejak yang berarti. Sebagai gitaris dan manajer band, ia berhasil menciptakan kelompok musik yang populer di Kota Bandung. Salah satu pengalaman paling berkesan adalah saat tampil bersama grup terkenal seperti Mawang dan Juicy Luicy, yang tidak hanya memberikan pengalaman di panggung tetapi juga menyoroti dedikasi dan profesionalismenya dalam mengatur band.

Awalnya, Alvin hanya mengandalkan bakat musiknya, tetapi ia kemudian menyadari bahwa untuk sukses di industri musik, diperlukan tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya, mulai dari rekan band, manajer, hingga penggemar. Dari pengalamannya, Alvin menjadi contoh bagi banyak orang bahwa industri hiburan bukan hanya tentang tampil, tetapi juga mengenai kolaborasi, kesabaran, dan integritas.

Dari pengalamannya dalam mengelola band, Alvin meninggalkan suatu warisan yang mengajarkan pentingnya kerja sama dan integritas yang seharusnya ada dalam setiap hubungan profesional. Dunia hiburan, seperti bidang lainnya, memerlukan kolaborasi tim yang kuat dan pengelolaan yang jujur serta profesional. Alvin mengajarkan bahwa tanpa kedua aspek ini, kesuksesan tidak akan bertahan lama. Warisan ini sangat berharga bagi siapa pun yang ingin membangun karier di industri apa pun, karena menekankan nilai-nilai yang lebih besar daripada sekadar pencapaian jangka pendek.

Alvin adalah seorang yang mengesankan karena hidupnya yang penuh tantangan dan perjuangan. Sejak kecil, Alvin harus menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari berpisah dengan ibunya, mengalami ketidakadilan dalam keluarganya, hingga merasakan pengalaman buruk di sekolah. Namun, ia tidak membiarkan keadaan tersebut menghentikannya untuk mengejar cita-cita. Sebaliknya, Alvin selalu berusaha belajar dari setiap pengalaman, baik itu kegagalan maupun keberhasilan, dan terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

            Keberanian Alvin untuk membuat keputusan besar dalam hidupnya, seperti meninggalkan karir musik dan beralih ke dunia bisnis, meskipun menghadapi tantangan dari keluarganya, menunjukkan bahwa ia memiliki tekad yang kuat untuk mengikuti kata hatinya. Walaupun jalannya tidak selalu mudah, ia tetap mencari peluang baru dan terus berkembang, baik dalam pekerjaan, bisnis, maupun hobi-hobinya. Nara Firnanda adalah seorang saksi hidup yang memainkan peran penting dalam kehidupan Alvin, sahabatnya yang sudah dikenalnya sejak tahun 2019. Sejak pertemuan pertama, Nara langsung terkesan dengan semangat dan komitmen Alvin dalam banyak hal, terutama di dunia musik. Pada saat itu, Alvin aktif mengejar impiannya sebagai musisi muda. Musik bukan hanya sekadar kegemaran baginya, tetapi telah menjadi bagian dari hidupnya yang membentuk siapa dirinya.

Namun, akhirnya perjalanan Alvin di dunia musik tidak berjalan seperti yang direncanakan. Tahun 2024 menjadi saat penting bagi Alvin. Ada beberapa alasan yang membuatnya memilih untuk meninggalkan dunia musik. Berbagai faktor mempengaruhi keputusan tersebut, mulai dari tantangan yang tidak terduga, perbedaan pandangan dengan anggota band, hingga tekanan pribadi yang dirasakannya. Meskipun sangat sulit pada awalnya, Alvin akhirnya memilih untuk keluar dari band yang telah dibangunnya dengan penuh pengorbanan. Nara, yang selalu ada di samping Alvin, memahami betul besarnya kekecewaan yang dialami sahabatnya saat itu.

Bagi Nara, Alvin adalah sosok yang istimewa. Keberanian Alvin untuk membuat keputusan besar, meskipun penuh tantangan dan risiko, menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tidak takut menghadapi kenyataan. Alvin adalah contoh nyata bahwa hidup ini penuh dengan perubahan, dan yang terpenting adalah bagaimana seseorang bisa terus menyesuaikan diri dan tetap bersemangat untuk mengejar impian, apa pun bentuknya.

Bagi para pembaca, perjalanan hidup Alvin memberikan inspirasi untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan, khususnya dalam hal hubungan keluarga, pendidikan, dan karier. Alvin mengajarkan bahwa meskipun hidup dipenuhi dengan rintangan, dengan ketekunan, semangat, dan keberanian untuk belajar, kita bisa mengatasi tantangan dan mencapai impian. Warisan yang ditinggalkan Alvin adalah pesan yang kuat mengenai pentingnya berani mengambil keputusan dalam hidup dan tidak berhenti mencari peluang meskipun harus menghadapi kegagalan atau ketidakpastian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun