Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Momblogger Medan

a Wife | Blogger | Freelance Writer | Book Lover | Book Reviewer | member of FLP Sumut | FB : Nurul Fauziah | G+ : Nurul Fauziah |in : Nurul Fauziah | Twitter : @nufazee | IG : @nufaz3e |Blog: www.nufazee.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kisah Pemuda yang Menyulap 60 Ton Sampah Per Hari Menjadi Pupuk Dengan Budidaya Maggot

4 September 2023   20:21 Diperbarui: 4 September 2023   20:28 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Greenprosa adalah organisasi yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat khususnya dalam pengelolaan sampah, peternak, dan petani untuk membangun usaha. Budidaya Maggot menjadi program dan produk utama dari Greenprosa dan pastinya menjadi solusi mengolah sampah organik yang menumpuk di lingkungan tempat tinggalnya.

Budidaya maggot atau larva lalat dilakukan dengan mengumpulkan sampah organik kemudian masuk ke dalam mesin pencacah sampah untuk diolah menjadi bubur sampah agar mempersingkat proses penguraian oleh maggot.


Maggot dapat mengekstrak energi dan nutrien dari sisa makanan, sampah sayuran, bangkai hewan, kotoran sebagai bahan makanannya. Maggot sendiri mengandung protein tinggi yang baik untuk pakan ternak seperti ayam dan ikan selain itu harganya juga terjangkau. Kasgot atau bekas maggot bisa digunakan untuk pupuk organik dan banyak petani sekitar lingkungan Arka yang mengakui bahwa selama menggunakan kasgot kualitas tanah menjadi jauh lebih sehat dibanding memakai pupuk kimia.


Oiya Greenprose dalam proses produksinya mengangkut semua sampah baik organik dan anorganik. Kemudian sampah dipilah secara manual. Jika ada sampah keras dan punya nilai jual pastinya diambil lebih dulu oleh petugas yang berjumlah 2 sampai 6 orang.


Jika lihat video proses produksinya duh, sedikit gemas, bukankah jauh lebih baik sampah dipilih lebih dulu di tiap tiap rumah tangga? tapi, balik lagi ke pola pikir masyarakat kita, buang sampah aja sulit konon lagi memilah sampah, pasti perlu upaya keras mengubah kebiasaan ini huhu.


Selanjutnya sampah akan masuk ke dalam mesin pemilah otomatis. Kapasitas kemampuan mesin pemilah bisa 3-5 kubik sampah per jam. Menarik sekali saat melihat video prosesnya, tampak sampah organik langsung jadi bubur atau mirip warna dan tekstur tanah lembab.


Bubur sampah kemudian dijadikan pakan maggot yang ditempatkan di biopond. Dua minggu kemudian maggot sudah bisa dipanen dan dibagi dua, ada yang dijual ke petani ikan dan ada yang dikeringkan untuk pakan ternak.


Potensi Cuan Yang Menggiurkan Dalam Bisnis Ternak Maggot

Budidaya Maggot sebenarnya tidak perlu lahan luas karena larva lalat ini mempunyai kemampuan memakan sampah organik sebanyak lebih dari tiga kali dari berat tubuhnya dalam waktu kurang dari 24 jam. Satu kilogram maggot dapat memangkas dua hingga lima kilogram sampah organik setiap harinya.


Adapun produk akhir dari pengolahan sampah organik berupa maggot kering, maggot basah dan pupuk organik atau kasgot tadi. Greenprosa mendistribusikan produknya bekerja sama dengan kelompok budidaya ikan, khususnya maggot hidup untuk pakan ikan seperti lele dan bawal.


Sedangkan maggot kering diekspor ke sejumlah negara seperti Jepang. Arky mampu memproduksi 120 ton maggot setiap bulan dan mencapai omset sekitar Rp 500 juta per bulan. Kebutuhan maggot di pasaran ungkap Arky saat sekarang mencapai 1000 ton tiap bulan. Hal ini menjadi peluang besar menjadikan budidaya maggot sebagai bisnis yang menjanjikan. Produk Greenprosa sudah ada di e-commerce dan instagram @greenprosa.


Semangat Arky Mengusung Hijaukan Bumi, Birukan Langit Turut Mengubah Hidup Banyak Orang di Sekitarnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun