Mohon tunggu...
Zidan Amrullah As Sudis
Zidan Amrullah As Sudis Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Biasa

Pejantan tanggung yang menyukai motor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deris Nagara, Presiden Bem di Columbia University Menurut Kacamata Orientalisme dan Representasi

4 Juni 2023   22:06 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:13 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deris Nagara adalah salah satu pemuda Indonesia yang mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan prestasinya. Pemuda asal Ciamis, Jawa Barat ini menjadi presiden mahasiswa pertama di School of International and Public Affairs (SIPA) Columbia University tahun 2023-2024. Sebelum menjabat, ternyata kemampuannya sudah terasah dengan sangat baik sejak remaja. 

Selain sebagai duta pariwisata, beliau juga aktif berkontribusi dalam beberapa diskusi internasional dan meraih beberapa penghargaan, seperti menjadi kader aktif di KTT ASEAN-Korea 2020, delegasi undangan terhormat di Forum Keamanan Politik ASEAN-Korea 2021, dan lain sebagainya. 

Deris Nagara membuktikan bahwa dirinya dapat berkontribusi aktif dalam politik dan organisasi universitas dengan memimpin organisasi yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai negara. Tentu saja, ia menarik perhatian baik domestik maupun internasional.

Kemudian bagaimana kajian budaya memandang kasus ini? Dalam menghadapi kasus ini, penulis melihatnya dari pendekatan kajian budaya dengan menggunakan teori Orientalisme. Orientalisme adalah teori yang mencakup pandangan-pandangan yang diciptakan oleh masyarakat Barat terhadap masyarakat Timur. 

Teori ini mengacu pada keyakinan peradaban Barat yang bertujuan untuk memperkuat dominasinya dan membangun cara pandang untuk menindas masyarakat Timur. Masyarakat Barat membuat pendapat seperti itu dan menghasilkan asumsi tentang Timur dengan pandangan inferior, irasional, bejat, kekanak-kanakan, primitif, dan menjengkelkan. Sardar dan Van Loon juga mengutip kata-kata Edward bahwa masyarakat Timur digambarkan dikendalikan dan dimanipulasi oleh pihak yang dominan (Sardar & Loon, 1999). Hal ini tentu berdampak pada kebanggaan bangsa Timur yang kemudian dikenal sebagai kelas bawah di dunia internasional.

Pada masa awal munculnya pandangan ketimuran ini, masyarakat barat banyak memanfaatkan karya sastra untuk membangun opini tentang masyarakat timur. 

Dalam kesusastraan, Orientalisme merupakan salah satu konsep yang dikemukakan pengarang, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang bertujuan untuk menunjukkan kekuasaan Barat atas Timur. Salah satu contohnya adalah Seribu Satu Malam" (One Thousand and One Nights), yaitu beberapa cerita orang Timur Tengah yang diterbitkan dalam bahasa Inggris pada abad ke-18 dan ke-19. 

Orientalis melihat kumpulan cerita ini sebagai bentuk budaya Timur yang eksotis dan misterius. Sehingga muncul pendapat Barat tentang masyarakat Timur sebagai masyarakat yang irasional dan primitif, kemudian seiring berjalannya waktu pandangan tersebut terus berlanjut hingga saat ini. 

Selain dunia sastra, pandangan orientalisme ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan perbuatan diskriminasi. Perlu diketahui bahwa diskriminasi terjadi karena faktor ras, jenis kelamin, agama, atau orientasi seksual. Namun, tindakan diskriminasi juga dapat dipengaruhi oleh Orientalisme Barat. Misalnya

1. Tindakan pelecehan verbal atau fisik terhadap orang Asia

Dalam beberapa kasus yang terjadi di dunia Barat, terdapat perlakuan yang tidak menyenangkan, termasuk pelecehan verbal dan fisik terhadap orang Asia. Dalam artikel How Anti-Asian Racism Has Manifested at Work in the Pandemic oleh Jennifer Kim dan Zhida Shang menyebutkan bahwa selama pandemi Covid-19, orang Barat mengira bahwa virus ini adalah virus yang berasal dari Asia.(Kim & Shang, 2023) Akibatnya, sebagian orang Timur yang bekerja di dunia Barat kerap mendapat pelecehan verbal atau ancaman fisik karena dianggap sebagai penyebar virus. Ini membuktikan bahwa stereotip tentang orang Asia yang lemah dan jahat masih melekat kuat pada kehidupan di dunia Barat.

2. Perbuatan meremehkan orang Timur

Dalam beberapa kasus di dunia barat saat ini, telah terjadi tindakan meremehkan orang timur. Sardar dan Van Loon mengutip Said yang mengatakan bahwa orientalisme selalu dikesampingkan oleh orang Timur (Sardar & Loon, 1999). Hal ini mencakup dalam dunia pendidikan dan dunia kerja. Dalam dunia pendidikan, orang timur distereotipkan sebagai orang yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang terbatas. Sehingga mereka sering dipinggirkan dan mendapat perlakuan buruk di kelas dan lingkungan sosial. Selain itu, orang Timur cenderung mengalami diskriminasi baik dalam proses seleksi masuk ke lembaga pendidikan maupun dalam proses pembelajaran.

Dalam dunia kerja, orang timur juga mendapat pandangan buruk dari orang barat. Terbukti bahwa orang Timur sering dipandang tidak memiliki keterampilan kepemimpinan, kurang kompetensi, kurang kreativitas, dan kurang mampu berinovasi. Dalam beberapa kasus, sulit bagi orang Timur untuk mendapatkan posisi kepemimpinan bahkan promosi. (SEARAC, 2020) Selain itu, karena rasnya, orang Timur juga sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan berupa pelecehan dan intimidasi verbal dari rekan kerja dan manajer di suatu perusahaan. Dalam kasus lain disebutkan bahwa orang timur cenderung terpinggirkan, sehingga orang timur seringkali tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan keterampilannya.

Beberapa tindakan tersebut merupakan tindakan diskriminasi yang dilakukan oleh orang barat terhadap orang timur. Hal ini merupakan salah satu akibat dari pandangan orientalisme yang menyudutkan orang timur dan sangat didukung oleh perbedaan ras. Kurangnya kesadaran penerapan teori multikulturalisme dari Barat juga sangat mempengaruhi tindakan diskriminasi ini.

Pada dasarnya, teori orientalisme yang telah dibahas sebelumnya memiliki hubungan yang erat dengan gagasan representasi dalam kajian budaya. 

Menurut Sardar dan van Loon, teori representasi sendiri memiliki pengertian bahwa representasi adalah proses dan produk yang memberikan tanda-tanda makna tertentu (Sardar & Loon, 1999). Dapat dipahami, teori ini mengandung teori representasi yang merupakan perspektif yang digunakan oleh manusia untuk memahami, menjelaskan, dan memberi pengertian pada dunia di sekitar mereka. Ekspresi mencakup bagaimana manusia berkomunikasi, mempresentasikan, dan merepresentasikan ide, pandangan, dan realitas melalui simbol, gambar, bahasa, dan media. Orientalisme dan representasi saling terkait karena mereka tentang bagaimana kita memandang dan merepresentasikan dunia. 

Orientalisme adalah pandangan atau pemahaman tentang Timur yang dikembangkan oleh Barat, menghasilkan representasi stereotip masyarakat, budaya, dan agama Timur. Representasi sosial juga membahas bagaimana kita memahami, mendeskripsikan, dan merepresentasikan dunia, termasuk bagaimana kita memandang kelompok sosial tertentu seperti masyarakat Timur.

Kemudian berita dari detikedu berjudul "Pemuda Ciamis Ini Jadi Presiden BEM di Columbia University, Siapa Dia?" (Aisyah, 2023) bisa menjadi bukti sahih yang bisa mematahkan pandangan buruk seperti orang timur yang tidak becus, irasional, primitif, dll di mata orang barat. 

Deris adalah orang timur (Indonesia) yang mampu membuktikan di mata dunia internasional bahwa ia mampu menjadi presiden mahasiswa di School of International and Public Affairs Columbia University. Tak hanya itu, pemuda asal Ciamis ini juga membuktikan bahwa orang Timur (Indonesia) memiliki kemampuan dan keterampilan yang mumpuni serta mampu mendobrak pandangan buruk orang barat terhadap orang timur. Ia membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi presiden dari School of International and Public Affairs Columbia University yang merupakan kampus top dunia dan memiliki lebih dari 1500 mahasiswa dari berbagai negara di dunia.

Dalam buku Introducing Cultural Studies karya Ziauddin Sardar dan Van Loon dikatakan bahwa representasi menyampaikan ide-ide abstrak dan ideologis dan digambarkan dalam bentuk yang konkrit. (Sardar & Loon, 1999) Dalam konteks ini, sesuatu yang abstrak dan merupakan gagasan ideologis mengandung beberapa poin sebagai bentuk perlawanan terhadap segala macam tindakan yang merupakan implementasi dari teori Orientalisme yang mengarah pada tindakan yang menyudutkan dan merendahkan orang timur. Kemudian ide tersebut diwujudkan dengan bukti nyata oleh Deris Nagara dengan prestasinya sebagai presiden Bem di School of International and Public Affairs Columbia University. 

Tentu saja apa yang dicapai oleh pemuda ini merupakan teladan yang baik dan mampu meningkatkan citra bangsa timur yang sebelumnya direpresentasikan sebagai bangsa yang rendah. Deris Nagara tampil dengan representasi positif dari orang-orang timur yang sukses, berbakat, intelektual, dan memiliki kontribusi nyata pada politik kampus Universitas Columbia. Tak hanya itu, prestasinya sebagai presiden Bem juga menarik perhatian negara-negara barat dan mampu mendobrak stereotype yang selama ini melekat, bahwa orang timur memiliki sumber daya manusia yang kurang berkualitas sehingga tidak cocok untuk diberi posisi sebagai pemimpin.

Dengan pandangan orientalisme yang masih melekat pada orang barat yang cenderung lebih meminggirkan orang timur, kehadiran Deris Nagara menjadi penghancur sebagian pandangan tersebut. Secara realita, beberapa orang timur di negara-negara barat yang memiliki kemampuan, keterampilan, inovasi, dan intelektual yang sangat baik dapat menjadi tokoh-tokoh terkemuka seperti yang dilakukan Deris Nagara. 

Namun demikian, masih ada yang mengalami tindakan diskriminasi baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tidak dapat memaksimalkan apa yang menjadi kemampuannya. Selain itu, sebagian orang tersebut cenderung tidak berkembang dan menjadi orang yang pasif.

Orang-orang Timur yang digambarkan sebagai orang-orang yang tidak memiliki kemampuan oleh para orientalis, kini sedikit demi sedikit mulai terkikis oleh pandangan ini. Deris Nagara, yang menjabat sebagai presiden mahasiswa di School of International and Public Affairs Universitas Columbia mampu membuat harga diri orang timur menjadi sedikit lebih baik di mata komunitas internasional. Ia merupakan representasi positif bahwa orang timur tidak seperti yang digambarkan oleh orang barat sebelumnya. Harapan berikutnya adalah akan banyak orang timur seperti Deris Nagara yang menjadi tokoh aktif di bidangnya masing-masing sehingga selain meningkatkan harga diri orang timur, diskriminasi terhadap orang timur benar-benar hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun