Jika Bertrand Russell hidup di Indonesia, kritik-kritiknya terhadap perpolitikan, politisasi agama, dan berbagai fenomena sosial lainnya akan terasa sangat tajam dan relevan.
Sebagai seorang filsuf yang menekankan pentingnya kebebasan berpikir, rasionalitas, dan keadilan sosial, Russell akan menyerukan reformasi di berbagai bidang, mulai dari politik hingga pendidikan.
Dalam pandangannya, Indonesia hanya bisa menjadi bangsa yang maju jika rakyatnya, terutama generasi mudanya, kembali memegang teguh prinsip-prinsip rasionalitas, kebebasan intelektual, dan etika yang berbasis pada kemanusiaan, bukan pada dogma atau tradisi yang tidak rasional.
Sekali lagi, ini seandainya lho ya, jangan terlalu serius. Toh di Indonesia tidak ada Russel. Kalau ada orang Indonesia yang memiliki pemikiran seperti Russel, tentu saja dia akan dicap sebagai seorang yang tidak Pancasialis. Hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H