Setelah berjalan singkat dari area parkir, kami tiba di pantai Parangtritis. Saya sempat mengira bahwa pantai akan sepi karena masih cukup pagi, namun kenyataannya, pantai sudah dipenuhi oleh pengunjung.
Rupanya, saya lupa bahwa saat ini sedang musim liburan sekolah. "Ah tapi tidak masalah, yang penting liburan," gumam saya dalam hati, menerima kenyataan dengan senyum.
Istri dengan inisiatifnya yang selalu tepat, segera menyewa tikar lengkap dengan payung sebagai tempat berteduh. "Ini bagus, kita tidak perlu khawatir kepanasan," ujarnya sambil menunjuk ke tempat yang sudah disiapkan. Harga sewanya pun cukup terjangkau, hanya sekitar Rp. 25.000, dan kami bisa duduk sepuasnya menikmati pemandangan pantai.
Kami menetapkan diri di tikar, sambil menikmati suasana yang semakin ramai. Anak-anak berlarian di pasir, suara motor trail dan ATV berkeliaran, dan Jeep yang sesekali melintas membuat semburan pasir menambah kegembiraan suasana. Pantai selalu memiliki cara untuk menghidupkan semangat siapa saja yang mengunjunginya.
Tak lama setelah itu, istri menyarankan ide lain, "Kita naik delman yuk, Ba," katanya semangat, menunjuk ke arah delman yang parkir tak jauh dari kami. Zavi, yang dari tadi asyik mengamati sekitar, terlihat sangat antusias melihat kuda yang menarik delman tersebut. Seolah mendengar keinginan hati kecilnya, saya langsung menyetujui, "Oke yuk gas!"
Segera saya melambaikan tangan memanggil pak kusir yang dengan cepat mengarahkan delman ke tempat kami. "Monggo dik," sapa pak kusir dengan ramah.
Saya bertanya mengenai tarifnya, "Berapa pak harga naik delman?" Dia menunjukkan lembaran dengan dua opsi tarif, "Monggo ini ada keterangan harganya," kata pak kusir.
Ada tarif untuk satu putaran dan satu paket; satu putaran dihargai Rp. 50.000, sementara satu paket Rp. 100.000, yang menawarkan rute lebih jauh dan kembali lagi ke titik awal.
Tanpa ragu, saya memilih paket yang lebih lengkap, "Oke deh pak, saya ambil yang satu paket aja." Pak kusir tersenyum, "O nggih monggo naik."
Kami pun naik ke delman, dan petualangan baru di pantai dimulai. Zavi tampak terpesona, mata bulatnya mengamati sekeliling dengan penuh keheranan---pengalaman baru yang tak terlupakan bagi kami semua.