Empati terhadap Hewan
- : : ! .
Pada suatu hari, Rasulullah masuk ke kebun milik seorang kaum Anshar, dan di sana terdapat seekor unta. Ketika unta tersebut melihat Nabi ,ia menangis dan air matanya menetes. Rasulullah mendekati unta tersebut dan mengusap bagian belakang telinganya hingga unta itu tenang.Â
Kemudian beliau bertanya: "Siapa pemilik unta ini? Siapa pemilik unta ini?" Seorang pemuda dari Anshar datang dan Nabi berkata kepadanya: "Tidakkah engkau takut kepada Allah dalam memperlakukan hewan yang telah Allah berikan kepadamu? Unta ini mengeluh kepadaku bahwa engkau membuatnya kelaparan dan kelelahan." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
Dari kisah di atas dapat kita simpulkan bahwa sikap Rasulullah yang bermpati terhadap hewan adalah bagian dari akhlak yang agung. Tidak hanya itu, dengan cara itu juga kita bisa menjaga kelestarian alam, karena hewan yang diperlakukan dengan baik akan hidup sehat dan berkontribusi pada ekosistem yang seimbang.
Melarang Penggunaan Hewan sebagai Tempat Duduk
Rasulullah melarang membebani hewan dengan duduk di atasnya tanpa keperluan. Beliau menegur orang-orang yang menggunakan hewan sebagai kursi untuk berbincang-bincang.
Pada suatu hari beliau pernah melihat sekelompok orang berdiri di atas hewan tunggangan mereka, kemudian Rasulullah berkata:
. .
"Naikilah mereka dalam keadaan baik dan biarkan mereka dalam keadaan baik. Jangan jadikan mereka seperti kursi untuk berbincang di jalan dan pasar, karena mungkin hewan yang kalian tunggangi lebih baik dari penunggangnya dan lebih banyak berdzikir kepada Allah." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya'la, dan At-Tabarani)
Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati hewan dan tidak menggunakannya secara berlebihan, yang pada akhirnya Rasulullah memberikan isyarat bahwa kita tidak boleh menyakiti dan menzalimi hewan. Tentu hal ini juga merupakan bagian dari menjaga keseimbangan ekosistem.