Mohon tunggu...
Zainuddin El Zamid
Zainuddin El Zamid Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Menulis apa saja yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam, Akal, Adab, dan Teknologi

29 Mei 2024   20:45 Diperbarui: 29 Mei 2024   20:56 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam, sebagai agama yang lengkap dan universal, tidak hanya mengatur aspek ibadah dan keimanan tetapi juga menekankan pentingnya akal dan adab dalam kehidupan seorang Muslim. Dua aspek ini diperlakukan dengan sangat serius dalam Islam karena keduanya berperan penting dalam pembentukan karakter dan perilaku individu.

Akal: Pemimpin dalam Islam

Dalam Islam, akal dianggap sebagai pemimpin yang harus mengarahkan perilaku dan tindakan manusia. Rasulullah menyatakan bahwa akal adalah salah satu kriteria yang membedakan manusia dari makhluk lain dan merupakan dasar pertanggungjawaban seseorang dalam hukum syariah. Akal juga yang membedakan antara yang baik dan yang buruk, memungkinkan manusia untuk memilih jalan yang benar dalam hidup.

Dalam kitab At-Tibr Al-Masbuk disebutkan:

: . ( . )

"Nabi mengatakan : Allah tidak membagi kepada hamba-hamba-Nya, sesuatu yang terbaik kecuali akal. Tidurnya orang yang berakal lebih baik daripada ibadah (ritual) nya orang bodoh. Orang yang berakal yang tidak puasa lebih baik daripada puasanya orang bodoh. Ketawanya orang yang berakal lebih baik daripada menangisnya orang bodoh."

Islam sangat menghargai akal sehat dan mendorong umatnya untuk menggunakannya dalam mencari ilmu dan memahami dunia. Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang meminta manusia untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akalnya untuk mengenali tanda-tanda kebesaran Allah. Misalnya, dalam Surah Ali 'Imran:

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190)

Adab: Menteri yang Mendukung Akal

Sementara akal bertindak sebagai pemimpin, adab adalah menteri yang mendukung dan memperkuatnya. Adab, yang berarti tata krama, etika, dan moral, adalah esensial untuk menjaga agar akal berfungsi secara optimal. Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak, "li utammima makarimal akhlak," yang menggarisbawahi pentingnya adab dalam Islam.

Rasulullah merupakan contoh utama bagaimana adab dapat memperkuat akal. Beliau dikenal dengan akhlaknya yang luhur, yang tidak hanya mencerminkan kebijaksanaan tetapi juga kelembutan, kesabaran, dan pemahaman mendalam tentang kemanusiaan.

Dalam berbagai situasi, Rasulullah selalu menunjukkan adab yang tinggi. Hal ini seharusnya menjadi contoh bagi kaum muslimin dan muslimat agar senantiasa menjadikan khuluqin 'adzim sebagai pondasi utama dalam membentuk karakter diri.

Interaksi Antara Akal dan Adab

Keterkaitan antara akal dan adab diilustrasikan dengan indah dalam kitab "Al-Adab wal Muru'ah" melalui beberapa analogi. Disebutkan:

 " ,"

"Ketahuilah bahwa akal adalah pemimpin, dan adab adalah menteri."

Tanpa adab, akal bisa tersesat, karena tidak memiliki bimbingan moral yang diperlukan untuk membuat keputusan yang baik. Sebaliknya, tanpa akal, adab menjadi tidak berguna karena tidak ada pemikiran yang mendalam untuk menerapkan etika tersebut secara praktis.

Perumpamaan yang digunakan dalam kitab tersebut,

 " ,"

menjelaskan bahwa akal dan adab adalah seperti pedang dan pengasahnya. Adab mengasah akal, membuatnya lebih tajam dan efektif. Seorang Muslim yang terasah akalnya oleh adab akan mampu tidak hanya menjalani kehidupan dengan kebijaksanaan tetapi juga dengan keindahan moral yang konsisten.

Peran Akal dan Adab dalam Kehidupan yang Dipenuhi Teknologi

Dalam era digital dan teknologi yang bergerak dengan sangat cepat, peran akal dan adab menjadi semakin krusial. Teknologi telah merubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi. Akan tetapi, percepatan ini tidak diimbangi dengan pertimbangan etis yang mendalam. Akal dan adab, merupakan dua elemen penting dalam kehidupan manusia, menawarkan panduan bagaimana kita harus bertindak dan berpikir dalam menghadapi kemajuan ini.

Pentingnya Akal dalam Era Teknologi

Akal, dalam konteks ini, berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan penilaian yang rasional dan terinformasi. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh informasi, sangat mudah untuk tersesat dalam banyaknya data dan berita yang tidak selalu akurat. Menggunakan akal berarti mampu memilah informasi, memahami implikasi jangka panjang dari tindakan kita, dan mempertimbangkan dampak teknologi terhadap kehidupan sosial dan lingkungan.

Mengutip kata-kata Einstein, "Kecerdasan bukanlah kemampuan untuk menyimpan informasi, tetapi untuk mengetahui di mana menemukannya." Ini mengingatkan kita bahwa dalam era informasi, yang terpenting adalah bagaimana kita menggunakan dan menginterpretasikan informasi tersebut dengan bijak.

Adab dalam Hubungan Antarmanusia di Era Digital

Adab, yang berarti tata krama dan etika, adalah tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan dunia di sekitar kita. Dalam era digital, mudah untuk bersembunyi di balik layar dan mengabaikan dampak kata-kata atau tindakan kita terhadap orang lain. Cyberbullying, misinformasi, dan penyalahgunaan data pribadi adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan kurangnya adab dalam penggunaan teknologi.

Memperhatikan adab dalam penggunaan teknologi berarti mempraktikkan empati, menjunjung tinggi privasi dan keamanan orang lain, serta berkomunikasi dengan hormat dan pertimbangan.

Akal dan Adab sebagai Solusi dalam Kehidupan yang Berlari Cepat

Dalam kehidupan yang serba cepat, seringkali kita terjebak dalam siklus konsumsi teknologi tanpa henti yang bisa merugikan kesehatan mental dan fisik kita. Akal memungkinkan kita untuk mengambil langkah mundur, menganalisis kebutuhan kita yang sebenarnya, dan membuat pilihan yang memperkaya hidup kita bukan hanya mempermudahnya. Adab mengingatkan kita untuk tetap terhubung dengan nilai kemanusiaan, menjaga hubungan kita dengan orang lain meski melalui perantara digital.

Kesimpulan

Perpaduan antara akal dan adab menawarkan kerangka kerja untuk menavigasi dunia modern yang terus berubah. Keduanya mengajarkan kita untuk menggunakan teknologi dengan cara yang tidak hanya inovatif tetapi juga inklusif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Menerapkan akal dan adab dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan teknologi, akan membantu membangun masyarakat yang lebih adil dan beradab, di mana teknologi melayani kebaikan bersama, bukan sebaliknya.

Melalui ajaran dan contoh Rasulullah, Islam menunjukkan bahwa akal tanpa adab tidak lengkap, dan adab tanpa akal tidak efektif. Keduanya harus bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan dalam kepribadian Muslim, memungkinkan mereka untuk mencapai tidak hanya kesuksesan duniawi tetapi juga kesuksesan spiritual. Umat Islam diajak untuk terus mengembangkan kedua aspek ini, menjadikan mereka sebagai dasar untuk membuat keputusan yang baik dan menjalani kehidupan yang beradab dan bermartabat.

Wallahua'lam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun