Mohon tunggu...
Zainuddin El Zamid
Zainuddin El Zamid Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Menulis apa saja yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Golongan Rentan Kesombongan dan Cara Mengatasinya

19 Mei 2024   11:38 Diperbarui: 19 Mei 2024   11:45 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam salah satu pengajian, kiai Djamal pernah berpesan tentang siapa saja yang rentan terkena penyakit sombong dan bagaimana kita bisa mengatasinya. 

Siapa yang Rentan Terkena Sombong?

Menurut kiai Djamal, ada beberapa kelompok orang yang sangat rentan terkena penyakit sombong. Mereka adalah:

1. Pejabat atau anaknya: Orang-orang ini sering dihormati dan dimuliakan karena jabatannya.

2. Orang kaya atau anaknya: Kekayaan seringkali membuat seseorang merasa lebih dari yang lain.

3. Kiai atau anak kiai: Kharisma dan pengaruh yang dimiliki kiai bisa menjadi jebakan kesombongan.

4. Orang tua terhadap anaknya: Status sebagai orang tua sering kali membuat mereka merasa lebih superior.

Kenapa mereka rentan? Karena mereka selalu di hormati dan dimuliakan. Rasa hormat yang terus-menerus diterima bisa membuat seseorang lupa diri dan merasa lebih tinggi daripada orang lain.

Tanda-Tanda Orang Sombong

Kiai Djamal juga memberikan ciri-ciri orang yang terkena penyakit sombong:

1. Gampang marah ketika perintahnya tidak ditaati: Kesombongan membuat mereka merasa bahwa perintahnya harus selalu diikuti.

2. Gampang tersinggung ketika tidak dihormati: Mereka merasa bahwa penghormatan adalah hak yang harus diterima tanpa syarat.

3. Gampang sakit hati jika ada yang berbeda pendapat dengannya: Kesombongan membuat mereka merasa pendapatnya yang paling benar.

Menghilangkan Kesombongan dengan Melayani

Salah satu pesan terpenting dari kiai Djamal adalah bahwa menghilangkan kesombongan bukan dengan ilmu, dan juga bukan dengan ngaji, akan tetapi dengan membiasakan hidup melayani. Beliau mengatakan:

"Pemimpin itu justru melayani".

 
"Siapa saja yang mau melayani manusia di dunia makan dia akan dilayani di akhirat."

Bagaimana cara kita melayani?

Pejabat:
Seorang pejabat harus melayani dengan menjadi pemimpin yang jujur dan adil kepada masyarakat. Keadilan dan kejujuran adalah kunci agar seorang pemimpin dihormati bukan karena jabatannya, tetapi karena tindakan nyata yang dirasakannya oleh masyarakat.

Kiyai:
Seorang kiyai melayani dengan ikhlas ketika mendidik umat. Keikhlasan dalam mendidik adalah cerminan dari kerendahan hati yang jauh dari kesombongan.

Orang Tua:
Orang tua melayani dengan mendidik anak supaya memiliki adab. Orang tua juga harus belajar untuk menghormati anaknya, karena penghormatan adalah jalan dua arah.

Mari kita renungkan, seberapa sering kita merasa lebih dari orang lain? Seberapa sering kita marah, tersinggung, atau sakit hati karena kesombongan? Kesombongan hanya bisa diatasi dengan melayani, bukan dengan mengumpulkan ilmu semata.

Dengan melayani, kita mengakui bahwa semua manusia adalah setara dan layak dihormati.

Jadi, awali hari ini dengan semangat melayani. Jadilah pemimpin yang melayani, pendidik yang ikhlas serta melayani dan mengayomi, dan menjadi orang tua yang mendidik dengan penuh cinta dan penghormatan. Karena pada akhirnya, siapa yang melayani di dunia, akan dilayani di akhirat.

Mari bersama-sama menjadi pelayan yang sejati, menjauhi kesombongan, dan meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Disadur dari catatan Ustadz Hafidz Amrullah.

Wallahua'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun