Kondisi Saat Ini
Multi Sentral
Teknologi web pada awalnya dimaksudkan untuk membentuk sebuah ekosistem komputer terdistribusi, meskipun secara umum tujuan ini telah tercapai, namun dari kacamata pengaturan masih terdapat konsep kewenangan terpusat (central authority), dapat dikatakan bahwa ekosistem web saat ini adalah berupa sekumpulan server sentralistik yang saling terhubung dan berkomunikasi dengan bahasa yang sama (http, url, html). Ekosistem semacam ini dianggap rentan terhadap adanya sensor, serangan ddos, dan memiliki tingkat ketersediaan (availability) yang rendah.
Semenjak munculnya teknologi p2p sharing (torrent), muncul berbagai upaya untuk menjadikan internet sebagai sebuah ekosistem yang benar - benar desentralisasi dan terdistribusi dengan lahirnya teknologi seperti TOR (The Onion Ring), IPFS (Interplanetary File System), dan blockchain. Apabila TOR dibuat untuk menjadikan jaringan sebagai sumber daya yang terdesentral, IPFS dan torrent fokus pada distribusi file atau konten, maka blockchain fokus pada transaksi yang melibatkan aset dengan nilai ekonomis.
Multi Ekosistem
Dalam dunia finansial, saat ini sebagian besar masih menggunakan konsep multi sentral sebagaimana web secara mainstream. Berbeda dengan ekosistem web dimana terdapat standar baku yang telah disepakati bersama, ekosistem finansial menurut saya gagal menjadi sistem terdistribusi dalam arti tidak ada sebuah standar yang menjadikan institusi finansial seolah - olah berada dalam satu ekosistem global seperti pada teknologi web. Dapat dikatakan dalam dunia finansial selain menganut multi sentral juga menganut multi ekosistem, ekosistem yang saya maksud sebagai contoh adalah jaringan finansial seperti master card, visa, ATM bersama, ATM prima, maestro, SWIFT, dsb. Akibatnya, transaksi menjadi sangat tidak efisien, membutuhkan pertukaran pesan (message) dengan format tertentu, perlu proses settlement, dan perlu adanya konsolidasi disamping berbagai risiko ketika terjadinya transaksi tersebut
Kekurangan dan Kelemahan
Inter Blockchain
Karena alasan tersebut, ketika bitcoin dirilis berbagai pihak menyebut bahwa blockchain adalah masa depan transaksi finansial, bahkan berbagai perusahaan finansial dan teknologi telah berinvestasi besar untuk mengembangkan solusi finansial berbasis blockchain. Namun demikian, dengan masing - masing pihak mengembangkan sendiri teknologi blockchain, kemungkinan terjadinya multi ekosistem tetap tidak dapat dihindari, karena itu di dalam komunitas beberapa pihak telah mengusulkan adanya protokol inter blockchain untuk menghubungkan antar ekosistem blockchain yang berbeda. Sayangnya sampai saat ini belum ada satu payung yang benar - benar dapat menyatukan perbedaan antara satu teknologi blockchain dengan yang lain.
Performa
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh teknologi blockchain dari kacamata teknologi database adalah rendahnya performa laju transaksi per detik yang dapat ditangani, bitcoin saat ini hanya mampu melayani 1 transaksi per detik, apabila dibandingkan dengan database mainstream, kecepatan in masih sangat jauh. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggabungkan teknologi pemrosesan database dengan penyimpanan blockchain, salah satunya adalah proyek bigchaindb, mereka mengklaim dapat melakukan transkasi hingga 1juta transaksi per detik, namun demikian saat ini status proyek tersebut masih dalam tahap pengembangan