Mohon tunggu...
Zein
Zein Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA AL HIKMAH INSTITUTE MAKASSAR

Mungkinkah Pikiran memahami dirinya? #Logika ibarat cermin sempurna yang menampilkan secara terang watak dasar pikiran. Di sanalah, di hadapan cermin itu, pikiran menjadi mungkin memahami dirinya#

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hakikat Berpikir Perspektif Logika

25 September 2023   03:46 Diperbarui: 25 September 2023   06:52 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Inti pembahasan logika adalah berpikir. Olehnya itu, mempelajari logika tidak lain adalah mempelajari cara berpikir itu sendiri. Dengan demikian juga telah sama-sama dapat kita tebak bahwa "seluruh pembahasan yang ada dalam logika pasti, sekali lagi, pasti berhubungan dengan cara berpikir manusia".

Subjek Logika

Mengerti dengan tepat dan benar tentang subjek suatu ilmu adalah langkah awal yang sangat penting untuk mempelajari dan memahami apa pun ilmu, termasuk juga logika. Terdapat beberapa alasan yang mendasari mengapa pemahaman yang tepat dan benar terhadap subjek suatu ilmu itu sangat penting. Salah satu di antaranya ialah karena tanpa adanya subjek, suatu ilmu itu tidak akan pernah ada. (Alasan lainnya ialah dengan memahami subjek suatu ilmu maka kita dengan mudah akan dapat memahami masalah-masalah yang dibahas dalam ilmu tersebut, sebab masalah tidak lain adalah predikat yang datang pada subjek ilmu tersebut. Kemudian itu, dengan memahami subjek suatu ilmu kita akan mudah memahami metode apa yang dijadikan ilmu tersebut di dalam mengkaji masalah-masalahnya).

Olehnya itu, tanpa adanya subjek; suatu ilmu tidak akan ada, apa pun ilmu itu, termasuk juga dengan logika. Lantas apa subjek dari logika yang karenanya ilmu logika itu ada? Jawabannya sederhana, dan Anda akan mengetahuinya dengan mudah, yakni subjek logika itu adalah "berpikir". Untuk itu, setelah memahami bahwa subjek logika itu adalah berpikir, maka Anda haru benar-benar ingat secara baik-baik bahwa "semua pembahasan yang ada dalam logika itu pasti berhubungan dengan berpikir". Ini merupakan konsekuensi logis dari bangunan suatu ilmu pengetahuan, apa pun ilmu itu, termasuk juga logika di dalamnya.

Agar Anda tidak terjebak dalam kesusahan untuk mempelajari dan memahami logika, maka yang perlu Anda garisbawahi di sini ialah bahwa: "mempelajari logika tidak lain adalah mempelajari berpikir".

Setelah Anda pahami itu, maka yang perlu Anda ketahui pada tahap selanjutnya ialah, apa itu berpikir; apa yang menyebabkan orang berpikir; apa saja tahap-tahap berpikir; atau singkatnya "Apa itu Hakikat Berpikir".

Berpikir

Pada pembahasan sebelumnya telah ditekankan beberapa kali agar Anda betul paham apa subjek pembahasan logika. Kali ini harus ditegaskan kembali bahwa subjek pembahasan logika adalah: "berpikir". Di pembahasan sebelumnya juga ditegaskan bahwa setelah Anda mengetahui subjek pembahasan logika itu adalah berpikir, maka pada tahap selanjutnya ialah Anda perlu memahami apa itu berpikir, tahap-tahap berpikir dan hakikat berpikir dari sudut pandang logika.

Apa saja tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses berpikir berikut hakikat berpikir dari sudut pandang logika akan dibahas pada saatnya. Di sini terlebih dahulu akan dijelaskan "apa itu berpikir", karena untuk memahami tahap-tahap dan hakikat berpikir itu sendiri tidak bisa tidak Anda mesti terlebih dahulu memahami "apa itu berpikir".

Lantas apa itu berpikir? Di sini Anda harus benar-benar fokus. Karena jika tidak, maka Anda tidak akan pernah membuat kemajuan dalam mempelajari logika. Perlu Anda garisbawahi bahwa, berpikir adalah: "Proses Gerak Akal dari Pengetahuan Lama Menuju Pengetahuan Baru". (Ini pengertian yang paling klasik tentang berpikir menurut para ahli logika). Dari pengertian berpikir tersebut terdapat beberapa hal yang bagi Anda sangat penting untuk diketahui agar pemahaman Anda tentang berpikir itu menjadi jelas dan lebih sempurna. Hal-hal itu di antaranya ialah:

a.Gerak Akal

b.Pengetahuan Lama

c.Pengetahuan Baru

Pada titik ini, yang mesti Anda ketahui ialah apa yang dimaksud dengan Gerak Akal, Pengetahuan Lama, Pengetahuan Baru berikut relasi ketiganya serta posisinya di dalam proses berpikir.

Di sini belum saatnya untuk mengetahui apa maksudnya Gerak Akal, Pengetahuan Lama dan Pengetahuan Baru secara definitif (baca: jelas), karena Anda hanya akan dapat memahami secara definitif maksud ketiga term tersebut bila Anda telah memahami secara umum berkenaan dengan relasi Berpikir, Gerak Akal dan Pengetahuan.

Jadi, yang dimaksud dengan gerak akal ialah bahwa berpikir itu bukan gerak otak; gerak imajinasi; gerak indrawi atau gerak sesuatu yang lain. Berpikir dalam pengertian logika adalah "gerak akal". Olehnya itu, berpikir hanya akan dikatakan sebagai berpikir jika, dan hanya jika, ia merupakan proses gerak akal. Jika bukan gerak akal, maka tidak dapat dikatakan berpikir.

Kemudian itu, berpikir yang merupakan gerak akal hanya akan terjadi bila ada pengetahuan. Tanpa pengetahuan manusia tidak akan dapat berpikir. (Anak kecil adalah manusia, artinya ia berakal. Namun tidak dapat berpikir karena belum memiliki pengetahuan). Di samping itu, tanpa adanya akal sesuatu itu pun tidak dapat berpikir. (Tuhan dalam sudut pandang Agama Islam adalah Maha 'Alim, artinya Tuhan memiliki Pengetahuan. Namun Tuhan tidak dapat berpikir karena Ia tak memiliki akal. Perlu ditegaskan bahwa tidak berpikirnya Tuhan tidak berarti Ia tidak sempurna, justru sebaliknya. Karena berpikir itu adalah selalu dalam kerang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Sedangkan Tuhan tidak ada yang tidak diketahui-Nya). Olehnya itu, memiliki akal dan pengetahuan adalah syarat mutlak dari berpikir. Tanpa keduanya atau salah satunya maka berpikir selamanya tidak akan pernah terjadi.

Anda tidak perlu terkecoh atau sibuk dengan contoh-contoh yang dipaparkan. Yang perlu bagi Anda untuk dipahami saat ini ialah bahwa: "adanya akal dan adanya pengetahuan adalah syarat mutlak bagi terealisasi tindak berpikir".

Pada dasarnya berpikir telah Anda lakukan setiap hari, paling tidak di saat Anda tidak tidur, namun Anda tidak memahami apa itu berpikir dan elemen-elemen apa yang mendasari terjadinya proses Anda berpikir. Untuk itu, saat ini harus Anda sadari bahwa berpikirnya Anda di setiap harinya itu dikarenakan Anda memiliki akal dan pengetahuan.

Saya akan mengulangi beberapa hal yang telah ditekankan berkali-kali di atas. Pertama, Anda telah memahami bahwa subjek pembahasan logika adalah "berpikir". Kedua, berpikir tidak akan teraktualisasi bila tidak ada akal dan tidak ada pengetahuan. Ketiga, harus Anda pahami bahwa, "Akal" dan "Pengetahuan" adalah elemen-elemen fundamental yang mengasasi proses berpikir.

Kesimpulan: pembahasan di atas hendak menunjukkan inti dari pembahasan logika, yaitu berpikir. Perlu diklarifikasi bahwa subjek pembahasan dalam logika adalah "definisi" dan "argumentasi". Lantas mengapa saya menjadikan berpikir sebagai subjek pembahasan logika, sebab dari watak berpikir manusia itulah diabstraksi "definisi" dan "argumentasi" dan dijadikan sebagai subjek bahasan logika. Namun akan dibahas pada bagian yang akan datang ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun