b.Pengetahuan Lama
c.Pengetahuan Baru
Pada titik ini, yang mesti Anda ketahui ialah apa yang dimaksud dengan Gerak Akal, Pengetahuan Lama, Pengetahuan Baru berikut relasi ketiganya serta posisinya di dalam proses berpikir.
Di sini belum saatnya untuk mengetahui apa maksudnya Gerak Akal, Pengetahuan Lama dan Pengetahuan Baru secara definitif (baca: jelas), karena Anda hanya akan dapat memahami secara definitif maksud ketiga term tersebut bila Anda telah memahami secara umum berkenaan dengan relasi Berpikir, Gerak Akal dan Pengetahuan.
Jadi, yang dimaksud dengan gerak akal ialah bahwa berpikir itu bukan gerak otak; gerak imajinasi; gerak indrawi atau gerak sesuatu yang lain. Berpikir dalam pengertian logika adalah "gerak akal". Olehnya itu, berpikir hanya akan dikatakan sebagai berpikir jika, dan hanya jika, ia merupakan proses gerak akal. Jika bukan gerak akal, maka tidak dapat dikatakan berpikir.
Kemudian itu, berpikir yang merupakan gerak akal hanya akan terjadi bila ada pengetahuan. Tanpa pengetahuan manusia tidak akan dapat berpikir. (Anak kecil adalah manusia, artinya ia berakal. Namun tidak dapat berpikir karena belum memiliki pengetahuan). Di samping itu, tanpa adanya akal sesuatu itu pun tidak dapat berpikir. (Tuhan dalam sudut pandang Agama Islam adalah Maha 'Alim, artinya Tuhan memiliki Pengetahuan. Namun Tuhan tidak dapat berpikir karena Ia tak memiliki akal. Perlu ditegaskan bahwa tidak berpikirnya Tuhan tidak berarti Ia tidak sempurna, justru sebaliknya. Karena berpikir itu adalah selalu dalam kerang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Sedangkan Tuhan tidak ada yang tidak diketahui-Nya). Olehnya itu, memiliki akal dan pengetahuan adalah syarat mutlak dari berpikir. Tanpa keduanya atau salah satunya maka berpikir selamanya tidak akan pernah terjadi.
Anda tidak perlu terkecoh atau sibuk dengan contoh-contoh yang dipaparkan. Yang perlu bagi Anda untuk dipahami saat ini ialah bahwa: "adanya akal dan adanya pengetahuan adalah syarat mutlak bagi terealisasi tindak berpikir".
Pada dasarnya berpikir telah Anda lakukan setiap hari, paling tidak di saat Anda tidak tidur, namun Anda tidak memahami apa itu berpikir dan elemen-elemen apa yang mendasari terjadinya proses Anda berpikir. Untuk itu, saat ini harus Anda sadari bahwa berpikirnya Anda di setiap harinya itu dikarenakan Anda memiliki akal dan pengetahuan.
Saya akan mengulangi beberapa hal yang telah ditekankan berkali-kali di atas. Pertama, Anda telah memahami bahwa subjek pembahasan logika adalah "berpikir". Kedua, berpikir tidak akan teraktualisasi bila tidak ada akal dan tidak ada pengetahuan. Ketiga, harus Anda pahami bahwa, "Akal" dan "Pengetahuan" adalah elemen-elemen fundamental yang mengasasi proses berpikir.
Kesimpulan:Â pembahasan di atas hendak menunjukkan inti dari pembahasan logika, yaitu berpikir. Perlu diklarifikasi bahwa subjek pembahasan dalam logika adalah "definisi" dan "argumentasi". Lantas mengapa saya menjadikan berpikir sebagai subjek pembahasan logika, sebab dari watak berpikir manusia itulah diabstraksi "definisi" dan "argumentasi" dan dijadikan sebagai subjek bahasan logika. Namun akan dibahas pada bagian yang akan datang ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H