Konflik Memanas      Â
Hubungan kedua negara Korea ini memburuk beberapa waktu lalu publik dihebohkan dengan berita tentara Korea Utara yang bermarkas di Pyongyang, meledakan jalan raya penghubung Korea Utara dan Korea Selatan.Â
Tidak hanya itu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendeklarasikan dalam pidatonya bahwa Korea Selatan adalah musuh, seperti sudah bersiap-siap untuk berperang media Korea Utara melaporkan.Â
Bahwa lebih dari 1,5 juta pemuda telah bergabung ke militer mereka, lalu apa saja yang telah terjadi dan sebesar apa kemungkinan perang antara Korea Utara dan Korea Selatan?.Â
Pada 18 Oktober 20204 Kim Jong Un memerintahkan tentaranya untuk memperlakukan Korea Selatan sebagai musuh, Pemimpin tunggal tersebut menyatakan bahwa negaranya tidak akan segan-segan menyerang.Â
Jika pemerintah Seoul melanggar perjanjian dengan Pyongyang, hal itu disampaikan Kim pada saat berpidato di Markas Besar Militer Korea Utara.Â
Joel Guinto Jurnalis BBC menjelaskan awalnya Korea Utara menuduh Korea Selatan telah menerbangkan Drone di wilayah Pyongyang, hal itu dianggap sebagai tindakan ancaman militer.Â
Sehingga hubungan antara kedua negara ini memanas sampai berbulan-bulan setelahnya, Drone itu dianggap sebagai provokasi terhadap Militer Korea Utara yang dapat memicu konflik bersenjata.Â
Setelah menyebarkan tuduhan tersebut kepada Korea Selatan, Kim Jong Un kemudian memerintahkan pasukan tentara perbatasan untuk bersiap-siap melakukan serangan.
                                                          Â
Memusuhi Korsel
Media Korea Utara menyebutkan bahwa pada 17 Oktober 2024 pemerintah mereka melakukan revisi Konstitusi, dimana salah satu poinnya adalah mengenai definisi Korea Selatan sebagai negara musuh.Â
Tidak berhenti sampai di situ Kementerian Pertahanan Korea Utara menegaskan bahwa mereka akan melakukan tindakan militer lebih lanjut, untuk melindungi Pyongyang dari Korea Selatan secara permanen.Â
Keputusan ini dibuat setelah Sidang Majelis Tinggi Rakyat Korea Utara di awal Oktober 2024, pertemuan tersebut bertujuan untuk merevisi beberapa poin yang ada di Konstitusi mereka.Â
Negara ini telah menerapkan wajib militer selama 10 tahun bagi warga laki-laki, meski dinilai memiliki peraturan wajib militer yang terlalu panjang pemerintah Korea Utara mengklaim bahwa itu sama sekali tidak membebani rakyatnya.Â
Terbukti dengan banyaknya pemuda yang mau bergabung ke militer tanpa dipaksa siapapun, pada 15 Oktober 2024 Korea Utara meledakan jalan raya yang terhubung dengan Korea Selatan.Â
Mengutip dari Al Jazeera Tentara Rakyat Korea Utara, telah menghancurkan jalan raya dan rel kereta sepanjang 60 meter di wilayah perbatasan Korea.Â
Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) menyebutkan bahwa mereka akan melakukan pemisahan wilayah secara bertahap, menurut mereka ini adalah tindakan yang sah dilakukan karena sesuai dengan Konstitusi.Â
Majelis Tinggi Rakyat Korea Utara sudah dengan jelas menyatakan bahwa Korea Selatan adalah musuh, ini dilakukan karena kondisi darurat keamanan negara yang berpotensi menimbulkan perang.Â
KCNA menjelaskan bahwa Kementrian Pertahanan Korea Utara saat ini memiliki tugas pokok, yakni membentengi Pyongyang dari Korea Selatan secara permanen.
Provokasi Perang
Tindakan Korea Utara meledakan jalan penghubung antara kedua negara merupakan pesan bahwa negera yang dipimpin Kim Jong Un ini, tidak mau lagi bernegosiasi dengan Korea Selatan terkait kerja sama apapun.Â
Tidak lama setelah ledakan tersebut negeri tetangga membalasnya dengan tembakan peringatan ke wilayah Korea Utara, pada 11 Oktober 2024 Kementerian Luar Negeri Korea Utara melaporkan adanya ancaman.Â
Dikatakan bahwa Korea Selatan menerbangkan Drone ke wilayah Pyongyang di malam hari, menurut mereka Drone militer Korea Selatan telah terbang di kawasan Pyonyang selama 2 minggu.Â
Drone tersebut menyebarkan selebaran berisi propaganda anti Korea Utara, mendengar hal itu adik perempuang Kim Jong Un yakni Kim Yo Jong yang menjabat di Komisi Dalam Negeri.Â
Memberi peringatan keras kepada Korea Selatan, ia dengan tegas menagtakan bahwa negaranya akan memberikan balasan yang mengerikan apabila masih berani menyebarkan propaganda.Â
Shubhangi Palve Jurnalis EurAsian Times menjelaskan, KCNA melaporkan jumlah generasi muda yang bergabung ke militer untuk membalaskan dendam demi negaranya terus bertambah.Â
Pemerintah Korea Utara juga menyebarkan pesan ancaman melalui media, mereka mengatakan bahwa jika perang terjadi maka Korea Selatan akan terhapus dari  peta.Â
Semangat para pemuda Korea Utara merupakan wujud kebencian yang mendalam selama puluhan tahun, memuculkan keinginan untuk membalaskan dendam kepada negara tetangga yang telah memprovokasi mereka.Â
konflik antara 2 negara serumpun ini membuat ketegangan di Asia meningkat, potensi perang yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan tentunya berdampak pada negara asia lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H