Tindakan Korea Utara meledakan jalan penghubung antara kedua negara merupakan pesan bahwa negera yang dipimpin Kim Jong Un ini, tidak mau lagi bernegosiasi dengan Korea Selatan terkait kerja sama apapun.Â
Tidak lama setelah ledakan tersebut negeri tetangga membalasnya dengan tembakan peringatan ke wilayah Korea Utara, pada 11 Oktober 2024 Kementerian Luar Negeri Korea Utara melaporkan adanya ancaman.Â
Dikatakan bahwa Korea Selatan menerbangkan Drone ke wilayah Pyongyang di malam hari, menurut mereka Drone militer Korea Selatan telah terbang di kawasan Pyonyang selama 2 minggu.Â
Drone tersebut menyebarkan selebaran berisi propaganda anti Korea Utara, mendengar hal itu adik perempuang Kim Jong Un yakni Kim Yo Jong yang menjabat di Komisi Dalam Negeri.Â
Memberi peringatan keras kepada Korea Selatan, ia dengan tegas menagtakan bahwa negaranya akan memberikan balasan yang mengerikan apabila masih berani menyebarkan propaganda.Â
Shubhangi Palve Jurnalis EurAsian Times menjelaskan, KCNA melaporkan jumlah generasi muda yang bergabung ke militer untuk membalaskan dendam demi negaranya terus bertambah.Â
Pemerintah Korea Utara juga menyebarkan pesan ancaman melalui media, mereka mengatakan bahwa jika perang terjadi maka Korea Selatan akan terhapus dari  peta.Â
Semangat para pemuda Korea Utara merupakan wujud kebencian yang mendalam selama puluhan tahun, memuculkan keinginan untuk membalaskan dendam kepada negara tetangga yang telah memprovokasi mereka.Â
konflik antara 2 negara serumpun ini membuat ketegangan di Asia meningkat, potensi perang yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan tentunya berdampak pada negara asia lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H