Namun, kebebasan ini terkadang diterjemahkan oleh anak sebagai tidak adanya batasan, yang pada akhirnya berdampak pada perilaku mereka di sekolah.Â
Ditambah lagi, pengaruh teknologi, terutama media sosial, kerap memperkuat perilaku negatif seperti kurangnya rasa hormat terhadap orang dewasa, termasuk guru.Â
Menurut Angga jika dibandingkan dengan zaman dulu anak-anak zaman sekarang jauh lebih ekspresif, dalam menyampaikan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dialami.Â
Zaman dulu kita masih terlalu segan kepada orang tua atau Guru, selain itu anak-anak zaman sekarang lebih mudah terganggu konsentrasinya.Â
Sehingga mereka kesulitan dalam belajar, karena gangguan dan godaannya sekarang ini lebih banyak, ada hp, media sosial, game dan lain sebagainya.
Peran Guru Semakin Kompleks
Guru tidak lagi hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, konselor, bahkan pengganti orang tua di sekolah.Â
Ketika siswa menunjukkan perilaku tidak sopan di kelas, guru sering kali merasa dihadapkan pada dilema.Â
Di satu sisi, mereka harus menegakkan disiplin dan menjaga kewibawaan sebagai pemimpin di kelas.Â
Namun di sisi lain, mereka harus berhati-hati dalam bertindak agar tidak dianggap bertindak keras atau otoriter, terutama di era di mana setiap tindakan guru bisa dengan cepat diabadikan dan disebarkan melalui media sosial.Â
Angga melihat perkembangan teknologi digital saat ini, memang mempengaruhi perilaku anak-anak zaman sekarang.Â