Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis & Kontent Kreator Multi Talenta

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

The Origin of Warung Madura, Tempat yang Tidak Pernah Tutup

2 September 2024   14:33 Diperbarui: 3 September 2024   08:09 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip Bisnis Warung Madura

Banyak yang mengatakan tempat ini hanya tutup di hari kiamat itu adalah sebuah ungkapan karena meliat Warung Madura yang terus buka sepanjang hari. Apakah warung ini menjadi pesaing bisnis bagi minimarket-minimarket milik perusahaan besar?

Seperti Alfamart dan Indomaret yang kebanyakan hanya buka sampai jam 10-11 malam, Warung Madura selalu menjadi solusi bagi karyawan-karyawan yang bekerja shift 3. 

Di mana mereka baru bisa pulang tengah malam atau dini hari untuk sekedar membeli minuman, camilan, atau rokok di saat minimarket-minimarket kebanyakan sudah tutup. 

Lalu seperti apa strategi dan prinsip bisnis yang digunakan pengusaha Warung Madura? Salah satu nilai yang mereka pegang adalah kerja keras dan ketekunan pengusaha asal Madura biasa bekerja tanpa kenal lelah. 

Semangat kerjanya dalam berjualan sembako, makanan, dan minuman dibuktikan dengan warung mereka yang buka 24 jam dengan cara menjaga warung secara bergantian.

Seorang Pengusaha Warung Madura bernama Samsul Arifin asal Sumenep, diwawancarai oleh Tim Asumsi, kini videonya sudah ditonton sebanyak lebih dari 700 ribu kali. 

Pria yang akrab disapa Arif itu menceritakan bahwa dirinya sudah kurang lebbih 2 tahun membuka usaha warung. Pertama kali merantau ke Jakarta ia berjualan sepatu di Taman Puring. 

Arif mengatakan orang Madura yang membuka usaha Warung itu tidak bermaksud menyaingi minimarket atau supermarket, baginya yang terpenting adalah bisa menjual barang-barang yang dibutuhkan pembeli kapan saja.

Nilai-Nilai Orang Madura

Mas Arif adalah salah satu dari sekian banyak orang Madura yang merantau ke Jakarta untuk bekerja dan mencari pengalaman hidup. Orang Madura dikenal dengan nilai-nilai budaya dan tradisi yang kuat sehingga membentuk karakter mereka dalam menjalani hidup. 

Nilai pertama yang dipegang teguh orang Madura adalah kerja keras. Mereka memiliki ketekunan dan semangat kerja yang tinggi. 

Sejak kecil orang Madura diajarkan untuk tidak takut menghadapi tantangan dan bekerja sekeras-kerasnya untuk meraih tujuan hidup. Apapun pekerjaannya harus dijalani dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah. 

Kedua adalah kejujuran. Orang Madura memegang prinsip bahwa jujur di atas segalanya. Apabila mau mendapat kepercayaan dan koneksi yang luas maka harus menjadi orang yang jujur. 

Ketiga adalah harga diri orang Madura sangat menjaga kehormatan dan nama baik komunitasnya, karena bagi mereka itu adalah hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan sehingga harus benar-benar dijaga. 

Menurut Mas Arif orang Madura sejak kecil diajarkan untuk berani merantau, mencari pengalaman dan supaya menjadi manusia yang mandiri. 

Apapun pekejaan yang dijalani yang penting halal harus ditekuni dengan sungguh-sungguh di perantauan, supaya memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang kerasnya dunia kerja di kota-kota besar. 

Mental orang Madura terbentuk dari didikan orang tua yang keras agar anaknya menjadi sosok yang berani, tekun, pekerja keras, dan yang terpenting jujur. 

Bagi mereka selagi pekerjaannya baik dan tidak merugikan orang lain maka harus dijalani dengan sungguh-sungguh. Mas Arif juga menyinggung soal stigma masyarakat tentang orang Madura yang kebanyakan jualan besi. Menurutnya tidak semua. 

Bagaimana Sistem Kerja Mereka?

Cara bekerja penjaga Warung Madura umumnya sederhana, di mana mereka bergantian menjaga warung sesuai waktu yang ditentukan dan dibutuhkan. Biasanya pemilik Warung Madura memiliki 1-3 karyawan yang memiliki tugas masing-masing. 

Ada yang bertugas melayani pembeli, membersihkan perabotan di warung dan menata barang-barang, sampai mengantarkan barang-barang pesanan. 

Warung Madura yang buka 24 jam tentunya menggunakan sistem kerja berdasarkan shift. Biasanya dibagi menjadi pagi-siang dan sore-malam. Ada juga warung Madura yang dikelola oleh keluarga jadi yang bergantian menjaga adalah satu keluarga. 

Untuk sistem gaji berbeda-beda. Ada Warung Madura yang karyawannya dibayar bulanan, ada juga yang harian sesuai dengan kesepakatan. 

Sistem bagi hasil juga banyak digunakan di warung-warung Madura. Total pendapatan bersih diberikan 10-30% kepada karyawan sebagai gaji, kadang bos Warung Madura juga memberikan bonus kepada karyawannya jika warungnya ramai. 

Mas Arif sendiri mengaku bahwa dirinya bekerja secara bergantian dengan saudaranya. Warung tempat kerjanya saat ini bukan miliknya tapi ia hanyalah karyawan. 

Sebelumnya Mas Arif bercerita pernah memiliki warung sendiri di Cipulir Jakarta Selatan, namun sekarang sudah dijual kepada saudaranya sendiri. 

Pria berusia 28 tahun itu mengatakan bahwa kadang dirinya sering ditawari untuk bekerja di warung-warung lain. Dari situ kemudian ia menjelaskan bahwa sebelum bekerja biasanya pemilik warung akan membuat kesepakatan dengannya terkait masa kerja, apakah 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Kemudian jika dirinya menyanggupi baru mulai bekerja, tapi dari kesepakatan itu bisa diperpanjang atau diubah.

Menjaga Warung bersama Keluarga

Banyak penjaga atau pemilik Warung Madura yang menjalankan bisnisnya bersama keuarga mereka. Biasanya kepala keluarga atau Bapak berperan sebagai pengelola utama, dia yang membagi tugas, mengatur pembelanjaan keperluan, sampai mengelola keuangan. 

Sedangkan Istri atau Ibu bertugas melayani pembeli, membersihkan perabotan, dan merapikan barang dagangan. Jika mereka punya anak yang sudah cukup dewasa anaknya juga ikut membantu. 

Semua anggota keluarga bekerja sama dan memiliki perannya masing-masing. Dalam menjalani bisnis mereka pembagian tugas disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. 

Terkait keuangan biasanya dipegang oleh anggota keluarga yang paling tahu rumus akuntansi dasar, karena mencatat pengeluaran, pemasukan dan keuntungan dalam 1 bulan tidak mudah. 

Apalagi jika warungnya cukup besar dan menyediakan bahan-bahan pokok yang lengkap, semuanya harus dihitung secara teliti mulai dari modal hingga total pendapatan sebulan. 

Mas Arif sebagai kepala keluarga yang statusnya dalam bisnis ini adalah karyawan, juga dibantu oleh istrinya untuk menjaga warung. Biasanya Mas Arif menjaga di malam hari sedangkan istrinya siang hari. 

Karena anak mereka masih kecil-kecil sehingga belum bisa jaga warung, Mas Arif biasanya dibantu oleh saudaranya ketika sang Istri berhalangan. 

Ia juga menjelaskan bahwa sistem gaji yang diterimanya biasanya per tahun. Sesuai kesepakatan dengan pemilik warung setiap bulannya dia wajib menyetorkan total pendapatan ke bosnya. 

Menurut Mas Arif warung sembako dan minimarket memiliki pasar masing-masing. Rezeki tidak akan tertukar. Kalau memang rezeki kita secangkir maka kita akan dapat secangkir, tidak mungkin dapat semangkok.

Memenuhi Permintaan Pembeli

Pelayanan kepada konsumen juga diperhatikan oleh pemilik dan pengelola Warung Madura. Memastikan jumlah stok barang yang tersedia cukup adalah hal yang sangat penting. Biasanya pengelola warung melakukan pembelian barang secara rutin ke grosir atau agen. 

Biasanya dilakukan setiap minggu atau 2 kali dalam seminggu, tergantung seberapa banyak barang yang dibutuhkan. Biasanya dihitung berdasarkan penjualan bulan lalu. 

Pengelola Warung Madura juga melakukan pengecekan stok barang secara manual, untuk memastikan barang-barang pokok seperti beras, minyak, gula, telur itu selalu tersedia. 

Stok barang disimpan secara terstruktur di dalam kardus-kardus yang sesuai dengan jenis-jenis barangnya, seperti minuman, makanan ringan (snack), sembako, kopi, dan sebagainya. 

Mas Arif bercerita bahwa warungnya pernah tidak berhasil memenuhi perimintaan pelanggan. Saat itu ada yang ingin membeli kecap manis tapi warungnya belum menyediakan, lalu keesokan harinya langsung dibelanjakan. 

Pernah juga ada yang mau membeli susu formula, tapi warungnya belum menyediakan. Lalu dengan sambil tertawa Mas Arif berkata "masa iya Warung Sembako jualan susu formula".

Setiap hari selalu ada barang baru yang dibeli dari agen untuk memenuhi permintaan pembeli, terutama beras, tepung, dan mie instan. 

Menurut Mas Arif barang dari agen-agen sembako harganya jauh lebih murah sehingga bisa dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi. Pendapatan kotor warung Mas Aif sekitar 4-5 juta Rupiah per bulan. 

Terkadang ketika sedang sepi pembeli hanya 2-3 juta Rupiah per bulan, kemudian pendapatan bersih yang diterima Mas Arif adalah 10% dari pendapatan kotor per bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun