Apa Masalahnya?
Salah satu yang membuat masyarakat gaduh dengan isu ini adalah pernyataan dari Sekjen Kemendikbud yang baru-baru ini viral, dimana ia mengatakan bahwa Pendidikan tinggi atau kuliah adalah kebutuhan Tersier yang tidak harus dipenuhi.Â
Padahal kebanyakan lowongan pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar persyaratannya adalah minimal S1, belum lagi fakta bahwa 70% perusahaan saat ini sedang tidak membuka lowongan.Â
Ditambah lagi survey yang mengatkan bahwa 40% HRD perusahaan-perusahaan besar, tidak mau merekrut Gen Z lalu apa masalahnya? Apakah Gen Z tidak bisa bekerja dengan baik? Atau ada faktor lain?.Â
Kemudian apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi persoalan ini?, karena jika negara gagal menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya artinya kondisi ini sudah sangat parah.Â
Dari topik ini setidaknya ada 3 masalah yang berhubungan satu sama lain, yakni masalah negara, masalah lapangan pekerjaan, dan masalah dari Gen Z itu sendiri.Â
Rosseno Aji Nugroho Jurnalis CNBC INDONESIA menjelaskan, riset dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).Â
Menemukan fakta bahwa Gen Z banyak yang jadi pengangguran karena merasa lelah sering ditolak perusahaan, hal ini membuat banyak anak muda di Indonesia masuk ke dalam kategori Not in Education, Employment, and Training (NEET).Â
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Maliki, ST, MSIE, Ph.D mengatakan, jika seseorang sudah menjadi NEET selama 1 sampai 3 tahun.Â
Maka itu akan mematahkan semangatnya untuk mencari pekerjaan, Maliki juga menyatakan penolakan-penolakan itu membuat anak-anak muda putus asa.
Masalah Negara: Kenapa Indonesia Tertinggal?