Guinea Khatulistiwa adalah negara Republik sistem Politik Presidensil sampai sekarang masih dipertahankan di negara ini, Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh Presiden dan legislatif oleh DPR dengan campur tangan Presiden.Â
Teodoro Obiang Nguema Basogo adalah Presiden Guinea Khatulistiwa saat ini, diketahui ia sudah menjabat sejak 1979 setelah meruntuhkan kekuasaan pamannya sendiri Francisco Macias Nguema.Â
Melalui aksi kudeta Militer yang terstruktur, Undang-Undang yang dibuat pada tahun 1982 memberikan Presiden kekuasaan yang sangat kuat dan luas.Â
Dalam Rancangan Undang-Undang yang kini tertulis dalam Konstitusi tersebut Presiden dapat menunjuk dan memecat Menteri atau anggota kabinet lainnya, membuat dan meresmikan undang-undang secara sepihak melalui Dekrit, sampai membubarkan DPR.Â
Presiden bisa membuat rapat terkait perjanjian nasional maupun internasional, tapi tetap yang bisa membatalkan atau mengesahkan hanya Presiden.Â
Mengutip dari Jurnal University of Central Arkansas Rezim Presiden Fracisco Macias Nguema digulingkan pada 3 Agustus 1979, oleh keponakannya dalam sebuah aksi kudeta Militer yang saat itu menjabat sebagai Letkol peristiwa tersebut menewaskan sekitar 500 orang.Â
Letnan Kolonel Teodore Obiang Nguema adalah Pimpinan Dewan Militer tertinggi Guinea, saat berhasil mengambil alih pemerintahan Letkol Teodore mendapat dukungan dari Spanyol dan Rusia.Â
Rezim Teodore melarang adanya Partai Politik dalam pemerintahan dan melegalkan Gereja Katolik Roma di negaranya, Spanyol memberikan bantuan diplomatik dengan mengakui Teodore sebagai Presiden yang sah.Â
Sedangkan Mantan Presiden Macias Nguema dan 6 orang Menterinya, dihukum mati pada 29 September 1979 dengan tuduhan tindakan Genosida dan pengkhianatan.
Anti Partai Oposisi
Selama lebih dari 40 tahun pemerintahannya Presiden Teodore tidak memberikan ruang sama sekali bagi oposisi padahal secara Konstitusi negara ini menganut sistem demokrasi multi partai, tapi itu semua palsu bahkan pemilu di Guinea Khatulistiwa dianggap sandiwara belaka.Â